Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Nutrisionis Rawat Inap Anak dari Rumah Sakit RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta, Ariek Ratnawati, mengungkapkan fenomena picky eater atau sikap anak memilih-milih makanan dapat memberikan sejumlah dampak buruk bagi kesehatan dan tumbuh kembang mereka.
"Makanan yang monoton atau itu-itu saja tentu dikhawatirkan membuat anak kekurangan zat gizi tertentu, yang seharusnya bisa didapatkan dengan variasi makanan lainnya," ujar Ariek Ratnawati di Jakarta, Rabu (17/7).
Ia pun menekankan pentingnya memperkenalkan makanan bervariasi baik dari segi jenis dan zat gizi secara bertahap, melatih kemampuan makan hingga memantau tumbuh kembang anak mulai dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bila anak kurang dari dua tahun.
Baca juga : Peringati Pekan Sarapan Nasional 2023, Program 'Sarapan Berisi' Digelar Lagi
"Kita bisa kembali ke feeding rules yang diterapkan, apakah sudah konsisten atau belum. Jika belum, kita bisa siasati dengan makan dan meminum susu yang terjadwal," ucap Ariek.
Ariek menjelaskan istilah picky eater adalah kondisi di mana anak hanya memakan makanan yang monoton dan dikhawatirkan mengalami kekurangan zat gizi tertentu bila berlanjut dalam jangka waktu yang lama.
Perilaku anak memilih-milih makanan ini tidak selalu terjadi pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada anak usia toodler yakni 19 bulan sampai tujuh tahun.
Baca juga : Pencernaan Sehat Dukung Perkembangan Sosial Emosional Anak
Dapat dikatakan wajar apabila anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan dihabiskan bersama keluarga.
Namun apabila anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan dan tantrum, ia mengimbau agar orang tua segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi serta mencari tahu penyebab pastinya.
Picky eater dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya kurangnya eksplorasi pada makanan, adanya masalah pada kemampuan makan (oromotor) anak atau gangguan sensorik lainnya.
Baca juga : Lingkungan yang Mendukung Kunci Penanggulangan Obesitas Anak
Kondisi lingkungan seperti orang tua yang tidak menyukai beberapa jenis makanan tertentu juga bisa jadi penyebab. Pasalnya, orang tua akan jarang atau tidak memperkenalkan makanan tersebut sama sekali kepada anak.
Menurutnya, berbagai penyebab tersebut dapat berbahaya bagi kelengkapan asupan gizi anak yang dapat menunjang tumbuh kembang jadi lebih optimal. Bila terus diiarkan, imun anak akan turun dan mudah terkena penyakit.
"Mungkin anak suka menu nasi dan telur setiap hari tanpa buah atau sayur. Dari segi zat karbohidrat dan protein mungkin sudah terpenuhi, namun vitamin dan mineral bisa kurang," jelasnya.
Baca juga : Bantu 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak, Little Joy Luncurkan Bubuk Tabur Protein
Belum lagi perilaku tersebut dapat makin menjauhkan anak dengan makanan apabila tiba-tiba fokusnya beralih kepada gawai yang dimainkan atau program televisi yang ditonton.
Adapun, bagi orang tua yang ingin melatih kemampuan makan anak, itu dapat dimulai dengan membantu anak mengeksplor makanannya. Dengan cara memberi makanan yang bertekstur atau rasa baru atau memberi kesempatan dengan menyuapi menggunakan sendok lain.
Guna mengurangi tekanan di meja makan, orang tua dapat meningkatkan nafsu makan anak dengan menghidupkan suasana yang menyenangkan melalui mengajak anak bernyanyi atau mengobrol.
"Tapi yang jelas pastikan anak makan dan minum sambil duduk serta minim distraksi seperti gadget atau TV," kata Ariek (Ant/Z-11)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Pola makan sehat berperan penting dalam mendukung pemulihan pasien kemoterapi. Temukan 7 jenis makanan terbaik berikut.
Menjaga suhu minyak tetap pada kisaran ideal 175-190°C dapat membantu mencegah gorengan menyerap terlalu banyak minyak.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved