Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMAMPUAN sensoris anak merupakan salah satu fondasi tercapainya tahap tumbuh kembang anak yang sempurna. Meski tak banyak diperhatikan layaknya kemampuan motorik, nyatanya perkembangan kemampuan sensoris anak tidak boleh diabaikan.
Perkembangan sensoris anak adalah keterampilan seorang anak yang berhubungan dengan panca indera. Kemampuan sensoris anak meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa, keseimbangan, hingga kemampuan anak dalam mengendalikan dan menggunakan setiap otot di tubuhnya.
Untuk membantu mengasah dan menstimulasi kemampuan sensoris anak, terdapat beberapa jenis mainan yang bisa dijadikan pilihan, berikut ini di antaranya.
Baca juga : Cegah Anemia, Pastikan Asupan si Kecil Cukup Zat Besi
Dok. Freepik
Playdough adalah salah satu jenis mainan anak yang sudah sangat umum ditemukan sejak lama. Namun, tak banyak yang tahu bahwa playdough juga termasuk salah satu jenis mainan yang dapat menstimulasi kemampuan sensori anak. Bermain playdough dapat melatih sensor peraba sekaligus melatih kelenturan motorik halus, yakni bagian jari anak.
Baca juga : Bunda, Begini Langkah Atasi Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Dok. Freepik
Tak sedikit anak yang enggan memegang benda yang lengket jika mereka memiliki masalah sensoris. Karena itu, mengajak anak secara rutin bermain slime bisa menjadi pilihan sederhana tetapi menyenangkan. Slime dapat meningkatkan sensitivitas indera peraba anak.
Baca juga : Ini Alasan Pentingnya Mengajari Musik pada Anak Usia Dini dan Berkebutuhan Khusus
Dok. Freepik
Mengajak anak bermain di atas rumput statis secara rutin dapat membantu menstimulasi indera peraba dan syaraf-syaraf di kaki anak. Anak akan bisa mendapatkan banyak manfaat seperti lebih fokus, lebih tenang, hingga memiliki kemampuan mengendalikan tubuh dan otot-otot yang lebih baik.
Baca juga : IDAI: Rutin Pijat Dapat Tingkatkan Kemampuan Sensoris Anak
Dok. Amazon
Balance board berfungsi untuk melatih keseimbangan pada anak. Ajarkan anak untuk bermain seperti duduk dan berdiri di atas balance board. Kemampuan menjaga keseimbangan yang baik bisa membantu anak lebih fokus dan percaya diri dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari.
Dok. Freepik
Untuk melatih indera pendengaran anak, cobalah membuat mainan berupa tabung suara. Selain membelinya, mainan ini bisa dibuat dengan memasukkan berbagai jenis benda berbeda ke beberapa kaleng bekas. Perdengarkan setiap bunyinya ke anak. Cara ini akan membuat anak lebih terbiasa dengan berbagai bunyi yang akan ditemui di lingkungannya.
(Z-9)
Waktu berkualitas, atau bonding time, antara orang tua dan anak adalah fondasi utama dalam menciptakan keluarga harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Sejumlah riset tentang otak menunjukkan bahwa fondasi penting dalam kehidupan manusia bukan lagi berada di usia sekolah dasar.
Mayoritas orang tua hanya fokus pada kandungan protein atau karbohidrat saat membuat MPASI, padahal lemak juga memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan buah hati.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Selain berdampak pada asupan nutrisi, bibir sumbing yang disertai kelainan langit-langit mulut juga dapat menghambat kemampuan bicara anak.
2 dari 3 anak di Indonesia mengalami kekurangan zat besi sehingga dapat menghambat tumbuh kembang dan kecerdasan kognitifnya.
OTAK anak memiliki tempat khusus untuk berimajinasi. Imajinasi merupakan salah satu aspek penting dalam masa tumbuh kembang anak.
Kondisi saluran pencernaan tidak hanya berdampak pada sistem imun, tetapi juga sangat berhubungan dengan produksi hormon-hormon kebahagiaan yang memengaruhi mood
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Balita laki-laki di Naimibia harus kehilangan satu matanya setelah sebelumnya diduga dicium oleh kerabatnya yang ternyata menderita herpes.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Jika screen time berlebih tidak diatasi, pada jangka panjang perilaku anak memburuk, misalnya semakin hiperaktif, sulit berkonsentrasi di sekolah dan berpengaruh pada akademik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved