Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Timwas Haji DPR: Jemaah Haji Indonesia Banyak, Tapi Bahan Makanan Impor dari Thailand

Budi Ernanto
09/6/2024 22:05
Timwas Haji DPR: Jemaah Haji Indonesia Banyak, Tapi Bahan Makanan Impor dari Thailand
Anggota Timwas Haji Luluk Nur Hamidah melakukan inspeksi ke salah satu perusahaan katering haji.(DOK DPR RI)

TIM Pengawas (Timwas) Haji Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyoroti penggunaan bahan makanan untuk jemaah haji yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan impor dari Thailand.

Hal itu disayangkan Timwas DPR kurangnya upaya pemerintah dalam mendukung produktivitas petani Indonesia, mengingat jumlah banyaknya jamaah haji Indonesia.

“Kita sangat menyayangkan mengingat jumlah jemaah haji kita yang sangat besar. Mengapa tidak ada langkah serius dari pemerintah untuk mendukung produktivitas petani kita sendiri?” ujar Anggota Timwas Haji Luluk Nur Hamidah saat melakukan inspeksi ke salah satu rekanan perusahaan layanan catering Pemerintah, Nooha for Catering Service Company, di Madinah, dalam keterangan persnya, Minggu (9/6/2204).

Baca juga : DPR RI Dukung Tindakan Tegas Pemulangan WNI yang Pakai Visa Palsu untuk Haji

Luluk mengharapkan pemerintah untuk lebih mendukung kebutuhan makanan jemaah haji dengan mengimpor langsung dari Indonesia.

“Perluasan impor dan memperbesar jejaring agar pangan kita bisa memenuhi kebutuhan jemaah kita sendiri sangat penting. Thailand dan Vietnam mendapatkan manfaat dari jumlah jemaah kita yang besar, padahal kontribusi mereka relatif kecil,” jelasnya.

Menurut Luluk, penggunaan beras lokal dari Indonesia akan membuat jemaah merasa lebih nyaman dan sehat.

Baca juga : Layanan Haji Banyak Masalah, DPR akan Panggil Kemenag

“Menggunakan beras lokal Indonesia akan membuat jemaah kita merasa nyaman dan sehat. Mengapa pemerintah terkendala dalam mengekspor bahan baku ke Saudi untuk kebutuhan konsumsi jemaah haji kita?” papar legislator dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Luluk juga mempertanyakan kendala pemerintah dalam mengimpor bahan makanan bagi jemaah haji, terutama masalah harga ekspor.

“Jika kendalanya adalah harga ekspor, mengapa tidak ada langkah yang dipermudah? Jika perlu, subsidi dari negara bisa diberikan sehingga bahan baku tidak harus diimpor dari Thailand,” tambahnya.

Baca juga : DPR Setujui Lima Dewas Badan Pengelola Keuangan Haji Periode 2022-2027

Timwas Haji DPR berencana untuk mengecek langsung ke Kementerian Perdagangan (Kemendag) terkait impor pangan bagi jemaah haji Indonesia.

“Kita akan cek ke Kemendag apakah ada kendala dari sisi perjanjian perdagangan dengan Arab Saudi,” ucap Luluk.

Anggota Timwas Haji DPR lainnya, Endang Maria Astuti Turner mengatakan, pemerintah seharusnya bisa berkontribusi lebih memberikan benefit dari penyelenggaraan haji, yakni dengan mengekspor bahan baku makanan ke Arab Saudi. Menurutnya jumlah jemaah haji Indonesia yang cukup besar mencapai 241 ribu dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia dari penyelenggaraan haji setiap tahunnya.

Baca juga : 204 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Suci

“Jadi sebetulnya secara pribadi sejak tahun 2016, 2017, dan 2018 kita setiap tahun ketika meninjau selalu mendorong untuk bahan baku itu diambil dari Indonesia, jadi jemaah haji Indonesia memberikan masukan ke sini, tetapi dari sinipun juga memberi masukan ke Indonesia, dari sisi bahan baku makanan,” ujarnya.

Menurut legislator dari Fraksi Partai Golkar ini. Langkah ekspor bahan baku makanan bisa diawali dengan Kementerian Perdagangan melakukan study banding ke negara existing ekspor bahan baku makanan ke Arab Saudi.

“Kita berharap tentunya mendag ini ke depan mungkin studi banding bahan baku yang standart seperti apa kemudian bisa dicari di Indonesia untuk dikembangkan karena ini tiap tahun akan memberikan benefit untuk Indonesia. Besar harapan kami juga akan seperti itu,” tuturnya.

Anggota Komisi VIII ini menambahkan pihaknya ingin pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga turut aktif dalam melihat peluang apa saja yang bisa dimaksimalkan untuk mendapatkan keuntungan dari penyelenggaran haji.

“Kami akan meminta BUMN pangan, seperti ID Food dan RNI, untuk melihat peluang perbaikan di tahun mendatang. Karena sepanjang tahun pasti selain haji juga ada umroh,” pungkas Endang yang juga diamini oleh Luluk Nur Hamidah.

Tak hanya kecewa bahan makanan impor dari Thailand, Timwas Haji DPR juga mengaku kecewa makanan yang disajikan oleh Nooha for Catering Services Company Al Hijrah di Distric Syuran, Sy.Qubaa, Madinah, kurang bergizi.

Anggota Timwas Haji DPR Andi Yuliani Paris menyampaikan kondisi makanan yang disediakan untuk jamaah haji kurang berimbang dari segi gizi karena kandungan karbohidrat yang berlebih.

Menurutnya perlu perhitungan yang matang agar kebutuhan kalori, lemak, protein serta vitamin dan mineral dapat terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu, anggota Komisi VII ini meminta penambahan protein hewani dalam makanan untuk jemaah haji agar meningkatkan ketahanan fisik mereka saat menjalankan ibadah.

“Kenapa dua protein Hewani itu penting atau lemak dari hewan itu penting karena dia lebih bisa menahan lapar lebih cepat lama diolah di dalam proses metabolisme tubuh. Jadi ke depannya semoga protein Hewani ya atau lemak nya juga bisa ditambah sehingga itu akan meningkatkan kualitas gizi para jemaah2 kita yang secara fisik dan harus lebih kuat yang berada di kondisi alam yang berbeda dengan di Indonesia,” tuturnya.

Legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini menambahkan selain protein, vitamin dan mineral juga perlu diperhatikan dengan menambahkan asupan jus selain air mineral yang diterima oleh jemaah haji. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya