Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
DALAM rangka Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni, BKKBN menyelenggarakan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor (PSA) yang peluncurannya dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara dan diikuti secara daring dan luring di seluruh Indonesia.
PSA ini menurut Kepala BKKBN, Dokter Hasto, pada acara tersebut, adalah langkah BKKBN untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia dengan mengatur jarak kelahiran.
“Karena cerdas atau tidaknya sangat dipengaruhi oleh stunting, maka stunting itu menjadi penting. Karena stunting itu dipengaruhi oleh jarak anak, maka jarak anak itu menjadi penting,” ujar Dokter Hasto, mengutip keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (5/6).
Baca juga : Layanan Akseptor Serentak, BKKBN Dorong Paradigma Baru Keluarga Berencana
Menurutnya, kini kualitas SDM diukur dari human capital index yang indikator di dalamnya adalah kecerdasan anak. Selain itu, ia juga memaparkan bahwa untuk menopang ageing population bergantung pada kualitas generasi selanjutnya dan pemberdayaan perempuan.
"Generasi yang bertanggung jawab terhadap orang-orang tua karena ageing population tadi namanya 'sandwich generation' yang harus menanggung ortu tadi. Sandwich Generation ini harus kita ajak supaya memproduksi anak dan keturunannya harus sehat. Jaraknya diatur sebaik-baiknya. Supaya nanti bisa menopang ageing population dengan baik," tuturnya.
"Bonus demografi di Indonesia yang akan menutup pada tahun 2035-2040 bila dikelola dengan baik bisa menaikkan pendapatan perkapita kita," urai dokter Hasto pada bagian lain sambutannya.
Baca juga : Jika Tidak Dimanfaatkan, Bonus Demografi Bisa Jadi Beban Pembangunan
“Barang siapa negara yang sudah lewat bonus demografinya tapi tidak kaya, maka biasanya selamanya dia terjebak dalam middle income trap atau terjebak pada ekonomi menengah ke bawah. Ini mengerikan sekali,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pemberdayaan perempuan sangat menentukan pendapatan suatu negara dan menentukan suksesnya bagaimana beban suatu negara di kala ageing population nanti.
“Ketika perempuan produktif dan hari tua perempuan sehat, produktif, maka luar biasa, pertumbuhan ekonomi akan tetap berjalan. Bali jadi contoh karena pertumbuhan ekonomi Bali 5 lebih dan Bali angka-angkanya bagus semua," ujar Dokter Hasto.
Baca juga : Pekan Pelayanan KB Sasar 1,25 Juta Akseptor
Disebutkan, angka kematian ibu rendah, angka kematian bayi rendah, stunting rendah. "Mudah-mudahan hari ini juga menjadi best practice bali menjadi contoh sesuai kenyataan yang ada,” ujar Dokter Hasto.
Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serentak seluruh Indonesia antara BKKBN dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dan mitra kerja lainnya.
Dokter Hasto berharap kerjasama ini dapat menjadi material teaching karena banyak calon dokter dan calon bidan yang ketika lulus belum pernah memasang alat kontrasepsi.
Baca juga : Disparitas Kuantitas dan Kualitas Penduduk Mengancam Bonus Demografi
“Material teaching ini jangan sampai dilewatkan karena banyak sekali calon-calon dokter, calon bidan yang nantinya lulus belum pernah pasang susuk, pasang IUD, vasektomi dan tubektomi. Ini memprihatinkan. Ini adalah kesempatan yang baik untuk kemudian memanfaatkan material teaching untuk belajar,” tambahnya.
Kepala AIPKI Pusat, Budi Santoso SpOG (K), menyambut baik MoU ini. Menurutnya, kerjasama yang dilandasi MoU ini akan menambah insentifikasi terhadap pelayanan kontrasepsi bagi mahasiswa.
“Ini adalah bentuk nyata 'academic health system'. Di FK itu pendidikannya tidak terbatas. Tetapi bekerja sama dengan pusat-pusat kesehatan lainnya misalnya BKKBN, Dinkes, labotorium. Ini agar anak didik kita mempunyai kompetensi yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya. (H-2)
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Kebijakan yang mengaitkan vasektomi dengan penerimaan bansos berpotensi melanggar prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia dan kesukarelaan dalam program Keluarga Berencana (KB).
Dalam satu tahun hanya ada 15 pria yang menjalani program KB vasektomi.
Untuk target peserta KB baru di tahun 2025 masih menunggu dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Teknologi kontrasepsi kini telah berkembang pesat salah satunya dengan riset tentang kontrasepsi suntik pada pria.
BRIN melalui berbagai program risetnya, mendorong pengembangan teknologi kesehatan, termasuk teknologi kontrasepsi.
Layanan vasektomi dapat diakses oleh seluruh masyarakat secara gratis di semua fasilitas kesehatan (faskes), bahkan disiapkan dana alokasi khusus untuk istirahat bagi suami selama tiga hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved