Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Disparitas Kuantitas dan Kualitas Penduduk Mengancam Bonus Demografi

M Iqbal Al Machmudi
19/10/2023 14:35
Disparitas Kuantitas dan Kualitas Penduduk Mengancam Bonus Demografi
Infografis(MI)

MENCIPTAKAN kualitas SDM yang baik untuk hadapi bonus demografi harus fokus pada kuantitas dan kualitas. Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo menjelaskan kuantitas amat penting untuk menjaga pertumbuhan penduduk seimbang. 

Namun, disparitas pada provinsi-provinsi menjadi masalah sehingga perlu gran desain kependudukan yang kebijakan bisa tercermin dengan baik. Dengan terciptanya kualitas SDM untuk hadapi bonus demografi maka pendapatan negara meningkat dan bisa terbebas dari middle income trap.

Baca juga : Habis Bonus Demografi Terbitlah Bangsa yang Menua

"Ada satu kajian mendalam kalau ada provinsi sudah lewati bonus demografi maka pendapatan meningkat jika tidak terjadi akselerasi pendapatan per kapita maka provinsi tersebut terjebak di middle income trap," kata Hasto di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (19/10).

Fokus kedua yakni kualitas ada kebijakan yang terkait kesehatan reproduksi hingga gender yang bermuara pada kualitas penduduk dengan indikator stunting/tengkes yang represntatif. Indikator human capital indeks proporsi terbesarnya adalah tengkes.

Baca juga : Bonus atau Bencana Demografi?

Sehingga tengkes menjadi faktor terpenting per hitungan human capital indeks dan prospek penduduk bisa pendapatan per kapita.

"Sehingga masyarakat yang mengalami tengkes dibandingkan dengan tidak tengkes pendapatan per kapitanya bisa 22%. Ini kan sudah jadi rahasia umum, jika ingin disederhanakan maka SDM yang baik adalah kualitas dan kuantitas," ujar dia.

Hasto menyebut perlunya gran desain kependudukan agar kualitas dan kuantitas bisa dikendalikan. Tahun ini menjadi batu loncatan di tahun 2025 hingga 2045 kemudian menyusun jangka menengah 2025 hingga 2029.

"Indonesia harus keluar dari jebakan middle income trap di 2045 dengan pendapatan yang besar. Sementara 2035 ada generasi yang menjadi sorotan yakni generasi sandwich yang harus menanggung orang tua di masa mendatang karena orang tuanya sudah masuk populasi menua dengan rata-rata pendidikan 8,3 tahun," pungkasnya.

Berdasarkan indeks pembangunan manusia, masyarakat dewasa dengan rata-rata pendidikan 8,3 tahun akan bergeser ke aging population di 2035. Sehingga di tahun tersebut rata-rata pendidikan dan ekonomi generasi tua rendah. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya