Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Selesaikan Masalah Negara dari Keluarga karena Asal Mulanya dari dalam Keluarga 

Ihfa Firdausya
12/2/2025 18:36
Selesaikan Masalah Negara dari Keluarga karena Asal Mulanya dari dalam Keluarga 
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji.(MI/VICKY GUSTIAWAN)

MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji berpandangan, berbagai problem yang dihadapi bangsa ini akarnya dari persoalan keluarga. Oleh karena itu ketika masalah-masalah seperti kemiskinan, korupsi, dan lain-lain ditarik kepada isu keluarga, ia yakin persoalan bisa diselesaikan.

“Dalam perspektif saya, apa pun problem negara, tarik ke urusan keluarga karena memang problemnya di situ. Ngomong korupsi, kemiskinan, kependudukan, tarik saja ke keluarga pasti nanti selesai. Akarnya di situ. Itu (keluarga) institusi paling dasar negara,” ujarnya saat audiensi dengan Media Indonesia di Kantor Kemendukbangga, Jakarta Timur, Rabu (12/2).

Menurut Wihaji, ditarik ke keluarga, berarti, menyelesaikan dulu masalah-masalah dalam keluarga per keluarga. Jika keluarga baik-baik saja, katanya, negara juga akan baik-baik saja. Untuk itu Wihaji mempunyai program yang mendorong keluarga untuk ngobrol bersama. Ia mengatakan bahwa berbagai problem berakar dari hilangnya komunikasi atau ngobrol. “Kita punya quick win, semuanya berhubungan dengan keluarga. Saya mau coba meyakinkan ayo tarik (isu-isu) ke problem keluarga,” imbuhnya.

Direktur Utama Media Indonesia Gaudensius Suhardi sepakat dengan pandangan tersebut. Ia juga menyoroti kurangnya tokoh-tokoh keluarga sebagai sumber inspirasi di masyarakat. “Barangkali perlu juga keluarga-keluarga yang berhasil itu diekspos sehingga memberikan inspirasi kepada yang lain,” katanya.

Terkait itu, kata Wihaji, pihaknya memiliki program Gerakan Ayah Teladan. Ia menyebut 20,9% orang Indonesia kehilangan sosok ayah atau fatherless. “Sibuk cari duit tapi tidak memberi sentuhan,” kata Mendukbangga.

Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar mencontohkan Amerika Serikat saat ini malah ‘merindukan’ keutuhan keluarga. “Mereka melihat bahwa inilah genuine-nya Amerika, family (keluarga). Banyak sekali akhirnya produksi film-film mereka itu ditarik ke keluarga. Di kita, menurut saya, mumpung belum terlalu jauh, yang Mas Menteri sampaikan menurut saya tepat,” kata Kohar. “Saya kira gaungnya akan lebih terasa lagi kalau kita menggunakan pendekatan-pendekatan yang tidak biasa, mungkin para sineas kita bisa memasukkan pesan-pesan tentang keluarga (di film-filmnya),” ujarnya.

Hal itu juga diamini Wihaji. Bahkan di negara-negara Eropa, ada Kementerian Kebahagiaan. “Untuk negara-negara maju itu problemnya sudah bergeser, bukan problem ekonomi lagi, tapi problem kebahagiaan, problem keluarga sebagai institusi,” ungkap Wihaji. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya