Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Vaesktomi Sebagai Syarat Penerima Bansos Berpotensi Langgar HAM

Basuki Eka Purnama
26/5/2025 09:46
Vaesktomi Sebagai Syarat Penerima Bansos Berpotensi Langgar HAM
Tim medis dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan tindakan operasi vasektomi pada seorang warga di Jakarta.(MI/ADAM DP)

USULAN menjadikan vasektomi sebagai syarat untuk menerima bantuan sosial (bansos) menuai kontroversi di tengah masyarakat. Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak IPB University Yulina Eva Riany turut memberikan tanggapannya terhadap isu ini.

Menurut Eva, kebijakan yang mengaitkan vasektomi dengan penerimaan bansos berpotensi melanggar prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia dan kesukarelaan dalam program Keluarga Berencana (KB). 

"Tindakan medis seperti vasektomi seharusnya bersifat sukarela, bukan paksaan, apalagi dijadikan prasyarat untuk menerima bantuan," ujar Eva, dikutip Senin (26/5). 

Di samping itu, ia mengutarakan bahwa prinsip penggunaan alat kontrasepsi pun seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan masing-masing pasangan.

MI/HO--Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak IPB University Yulina Eva Riany

Ia menegaskan pentingnya kembali kepada prinsip-prinsip keluarga dalam merumuskan kebijakan publik, khususnya yang menyentuh ranah privat masyarakat. 

"Prinsip sakinah, mawaddah, warahmah dalam keluarga harus menjadi landasan, yakni menciptakan rumah tangga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghormati," jelas Eva.

Lebih lanjut, Eva menekankan perlunya mendorong tanggung jawab bersama dalam keluarga, termasuk dalam pengambilan keputusan terkait program keluarga berencana. Ia juga mengingatkan bahwa kebijakan negara seharusnya mendukung kesejahteraan keluarga tanpa mengabaikan hak-hak individu. 

Ia menyoroti pentingnya pendidikan nilai-nilai keluarga sejak dini, baik melalui jalur formal maupun informal. 

"Keluarga adalah tempat bertumbuh, bukan beban. Menjadi orang tua adalah pilihan sadar yang bernilai luhur dan harus dipersiapkan dengan matang dan kolektif," tambahnya.

Dengan menempatkan keluarga sebagai pusat pertimbangan kebijakan, Eva berharap masyarakat dapat menghadapi tantangan sosial dan ekonomi secara lebih bijak, serta tetap menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga Indonesia. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya