Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Ruam Kulit Pada Orang Dewasa, Kenali Penyebab, Jenis dan Penanganannya

Meilani Teniwut
30/5/2024 15:05
Ruam Kulit Pada Orang Dewasa, Kenali Penyebab, Jenis dan Penanganannya
ilustrasi.(freepik)

RUAM kulit bukanlah masalah eksklusif pada bayi. Orang dewasa juga rentan mengalaminya, terutama dalam penggunaan popok. Meskipun biasanya diasosiasikan dengan bayi, kondisi ini juga dapat memengaruhi orang dewasa yang mengalami masalah inkontinensia atau memiliki kondisi medis tertentu yang memerlukan penggunaan popok dewasa. Ruam kulit pada orang dewasa sering terjadi di area yang tertutup popok, seperti pangkal paha, area selangkangan, atau bokong.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gesekan berlebihan, kelembapan terperangkap di bawah popok, atau paparan zat-zat iritan. Gesekan yang konstan antara kulit dan popok, terutama ketika popok basah, dapat mengiritasi kulit. Selain itu, kondisi kulit yang lembap dan tertutup oleh popok menciptakan lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan jamur, yang memperburuk ruam kulit.

Berikut adalah beberapa jenis ruam kulit yang umum terjadi pada orang dewasa beserta cara penanganannya:

Baca juga : Waspadai Serangan Gatal pada Kalangan Gen Z

1. Dermatitis Atopik (Eksim)
Dermatitis atopik atau eksim adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan kulit menjadi merah dan gatal. Ruam ini biasanya muncul di tangan, kaki, pergelangan kaki, leher, tubuh bagian atas, dan anggota badan. Untuk mengurangi gejala dan mencegah flare-up, hindari sabun keras dan iritasi, serta gunakan krim atau losion pelembap secara teratur. Krim salep antigatal juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.

2. Pityriasis Rosea
Pityriasis rosea adalah ruam halus, gatal, dan bersisik yang pertama kali muncul sebagai bercak tunggal di dada, perut, atau punggung. Ruam ini kemudian menyebar dalam pola seperti pohon natal. Biasanya, pityriasis rosea akan hilang sendiri dalam empat hingga sepuluh minggu, meskipun kadang bisa bertahan lebih lama. Krim atau losion dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatal, namun sering kali perawatan tambahan tidak diperlukan.

3. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah ruam yang terjadi akibat kontak langsung dengan atau reaksi terhadap zat tertentu. Ruam ini biasanya kering, bersisik, dan gatal. Bahan-bahan seperti produk pembersih atau bahan kimia industri sering kali menjadi penyebabnya. Untuk mengatasi dermatitis kontak, hindari paparan terhadap alergen dan gunakan krim antihistamin atau krim steroid untuk mengurangi peradangan.

Baca juga : Antiseptik untuk Gatal-Gatal di Area Kewanitaan, Pentingkah?

4. Intertrigo
Intertrigo adalah peradangan akibat gesekan kulit dengan kulit, sering terjadi di area tubuh yang hangat dan lembap seperti selangkangan, lipatan perut, bawah payudara, bawah lengan, atau di antara jari kaki. Kulit yang terkena mungkin sensitif atau terasa menyakitkan. Menjaga area yang terdampak sebersih dan sekering mungkin, memakai pakaian longgar, dan menggunakan bedak untuk mengurangi gesekan dapat membantu. Jika infeksi bakteri atau jamur berkembang, obat tambahan mungkin diperlukan.

5. Melasma
Melasma adalah bercak berwarna coklat yang muncul di pipi, hidung, dahi, dan dagu. Kondisi ini sering disebut "topeng kehamilan" karena umum terjadi pada wanita hamil, meskipun pria juga bisa mengalaminya. Melasma biasanya hilang dengan sendirinya setelah bayi lahir. Untuk mengurangi melasma, hindari paparan sinar matahari dan gunakan krim pencerah kulit jika diperlukan.

Sementara itu, menurut dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E, Subsp.D.A, FINSDV, perwakilan Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski), pemakaian popok pada orang dewasa harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari ruam kulit. "Kasus-kasus ruam bukan hanya karena popok, tetapi juga akibat kondisi kontinensia urin atau feses yang tidak tertangani dengan baik. Pergantian popok harus sesuai dengan kapasitasnya dan dilakukan secara rutin untuk menghindari penumpukan bakteri yang dapat menyebabkan iritasi atau infeksi," ujarnya pada Rabu (29/5) di Hotel Mulia.

Selain itu, cara lain yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya adalah:
1. Pastikan untuk mengganti popok ketika sudah sedikit basah, bahkan jika kotoran yang dikeluarkan tidak begitu banyak.
2. Untuk membersihkan area yang terasa perih, lakukan pencucian beberapa kali sehari menggunakan air hangat dan sabun, atau pilihlah pembersih khusus yang hypoallergenic.
3. Sebelum memasang popok baru, pastikan kulit benar-benar kering. Gunakan teknik ditepuk-tepuk halus dengan handuk untuk mengeringkannya, hindari menggosoknya.
4. Sebelum mandi, biarkan area yang terkena ruam benar-benar kering terlebih dahulu, baru kemudian gunakan popok lagi setelah mandi.
5. Saat mandi, pastikan untuk mencuci dan membilas area yang terkena ruam dengan sabun mandi.
6. Pilihlah pembersih atau sabun yang bebas dari wewangian, pewarna tambahan, atau alkohol untuk menghindari iritasi tambahan.
7. Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat, karena dapat meningkatkan gesekan dan memperburuk kondisi ruam.

Jika tindakan pencegahan dan perawatan tersebut dilakukan dengan konsisten, kemungkinan terjadinya ruam popok pada lansia dapat diminimalkan. Namun apabila ruam tersebut tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi lebih lanjut. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik