Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DOKTER Spesialis Kedokteran Olahraga menjelaskan bahwa berolahraga seperti mengangkat beban dapat membantu para penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatannya.
"Dengan berolahraga itu kita bisa mengembangkan massa otot dan meningkatkan otot untuk mengambil insulinnya, atau kalau kita bisa bilang, sensitivitasnya meningkat," kata dr. Andhika Raspati, SpKO, Kamis (16/5)
Dokter tim nasional balap sepeda Indonesia itu mengatakan diabetes disebabkan oleh kadar insulin yang menumpuk dalam darah akibat tidak bisa diterima oleh organ-organ dalam tubuh lainnya.
Untuk itu, dengan berolahraga, otot dalam tubuh dapat berkembang dan kerja massanya lebih meningkat. Sehingga gula bakal lebih mudah terserap dan tidak menumpuk di dalam darah.
Penderita diabetes dapat melakukan latihan beban dimulai dari porsi beban yang jauh lebih ringan. Misalnya, dengan mengangkat barbell seberat satu atau dua kilogram atau melakukan push up di tembok.
Baca juga : Lifter Eko Yuli Irawan Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Cetak Quintrick
"Tapi bukan berarti harus angkat besi harus lifting berpuluh kilo, jadi dengan dumble ringan. Sebenarnya sifatnya enteng-enteng saja, karena memang orang diabetes itu kan orang yang tidak terlatih olahraga, jadi sebenarnya harus dimulai dari yang ringan dan diprogres perlahan," ujarnya.
Ia bercerita ketika menangani seorang pasiennya yang berusia 85 tahun. Dibandingkan mengambil risiko membawanya olahraga ke gym, mereka memilih untuk berlatih kardio dengan menggunakan botol air mineral sebanyak 10-12 kali. Hal ini dilakukan untuk pembentukan otot dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
"Jadi konsep latihan dia harus progressive overload, kalau bulan ini bisa dua kilo, bulan depan sudah enggak boleh lagi harus 3-4 kilo," kata dia.
Opsi olahraga ringan lain yang bisa dilakukan penderita diabetes yaitu jalan santai, berenang dan bersepeda.
Baca juga : Ternyata, Penderita Diabetes tidak Punya Pantangan Makan
"Terkait dengan bagian otot mana yang harus kita latih dulu, kita kejar otot yang paling besar dulu, misal otot kaki kemudian otot-otot bokong, punggung yang banyak nyerap gula di situ," ata Andhika.
Sementara terkait dengan adanya kemungkinan pasien diabetes lepas obat setelah berolahraga rutin, Andhika mengatakan bahwa kemungkinan tersebut tentu saja ada. Hanya saja, hal tersebut ditentukan dari gaya hidup masing-masing pasien baik terkait olahraga ataupun asupan makan sehari-hari.
"Kadang-kadang tidak semua orang bisa sedisiplin itu. Jadi apakah bisa lepas obat jawabannya ya mungkin, tapi tadi, paling tidak kita bisa bilang kalau orangnya itu dia lepas atau tidak, dosisnya bisa berkurang. Kalau tadi harus minum bertablet-tablet, ini satu atau dua saja jadi cukup karena olahraga tadi," ujar Andhika. (Ant-P/5)
Komunitas ini memiliki ambisi besar, yakni mengirimkan wakil untuk bertanding di ajang-ajang kompetitif nasional dan internasional.
NBA secara resmi menyetujui penjualan Boston Celtics kepada kelompok investor yang dipimpin Bill Chisholm dengan nilai mencapai US$6,1 miliar atau sekitar Rp99 triliun.
berolahraga 45 menit dengan latihan interval intensitas tinggi, dapat memicu lonjakan myokine dan menekan pertumbuhan sel kanker payudara hingga 30 persen.
Berlari adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menjaga berat badan ideal.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Olahraga selama ini identik dengan tubuh bugar dan sehat. Namun, manfaatnya melampaui aspek fisik — kesehatan mental juga ikut terjaga.
Eko Yuli Irawan mengalahkan juniornya, Leonardo Adventino, pada ajang Seleksi Nasional (Seleknas) yang berlangsung di Mess Kwini, Jakarta, Rabu (20/8).
Atlet angkat besi Rahmat Erwin Abdullah resmi tercatat di Guinness World Records usai memecahkan dua rekor dunia clean & jerk kelas 73 kg dan 81 kg.
Regulasi baru IWF menghapus sejumlah kelas lama di cabang olahraga angkat besi dan menggantinya dengan kategori baru.
Lokasi Pelatnas yang berada di lingkungan militer turut mendukung pengawasan terhadap para atlet secara intensif selama 24 jam.
Lifter Eko Yuli Irawan mendukung kehadiran Program Indonesian Student Athlete yang memperjuangkan pendidikan ramah untuk atlet di Indonesia.
Di angkat besi, latihan harus kontinu dan tidak boleh terputus. Program sudah dirancang sehingga atlet memang tidak pulang saat Lebaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved