Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PELATIHAN Instruktur Nasional Penguatan Moderasi Beragama (INAS PMB) angkatan IV dan V tahun 2024, merupakan pelatihan level tertinggi atau atau the first range yang berlandaskan pada kebutuhan negara atau kebutuhan institusi.
“Pada pelatihan ini akan penyamaan persepsi dalam menanamkan moderasi beragama kepada para dosen, aktivis, organisasi masyarakat, dan para pejabat eselon II pada kementerian dan lembaga,” kata Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno di Pusdiklat Kemenag, Ciputat, Tangsel. Minggu malam (12/5/2024).
Dengan menitikberatkan pada kebutuhan institusi, pelatihan ini dinilai sebagai langkah terdepan untuk memperkuat moderasi beragama di Indonesia. Oleh karena itu, nantinya akan dilakukan pretest dan diakhiri dengan post test untuk mengukur kognitifnya, supaya tidak ada mispersepsi.
Baca juga : Moderasi Beragama Kunci Kelangsungan Kehidupan Berbangsa
Selain sesi teoritis, pelatihan INAS PMB juga melibatkan studi lapangan sebagai studi empiris untuk memahami secara langsung kehidupan moderasi beragama dalam berbagai konteks. "Ini diharapkan agar ketika ada kasus yang serupa, INAS memiliki pemahaman yang mendalam terhadap karakteristiknya dan mampu mengatasinya," tambah Suyitno.
Suyitno juga menekankan bahwa pelatihan INAS PMB akan menjadi program yang berkelanjutan, mengingat sasaran pesertanya yang sangat besar, mencapai hampir tiga juta individu dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN.
"Mengacu pada data nasional ASN, kita memiliki lebih dari 4 juta ASN, di mana Kementerian Agama sendiri memiliki sekitar 230.000 ASN. Namun, jika ditambah dengan non-ASN termasuk berbagai organisasi masyarakat, totalnya mencapai sekitar tiga juta orang," ungkapnya.
Baca juga : Kemenag Terima Hibah 100 Ton Kurma dari Pemerintah Arab Saudi
Pelatihan INAS PMB Angkatan IV dan V Tahun 2024 ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat dalam memperkuat moderasi beragama di Indonesia, serta menjadi ajang untuk menghasilkan instruktur yang berkualitas dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di berbagai lapisan masyarakat.INAS PMB tahun 2024 diikuti 60 peserta dari total 1.325 calon yang mendaftar.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag, Mastuki, menyampaikan apresiasi atas partisipasi peserta dalam pelatihan ini.
Peserta pelatihan mewakili berbagai agama, seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, “Para peserta juga mencerminkan keberagaman jenis kelamin dan latar belakang lembaga, dengan sejumlah besar peserta berasal dari luar Kementerian Agama,” ujar Mastuki, saat melaporkan pelaksanaan kegiatan INAS PMB kepada Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan, Suyinto di Ciputat, Minggu (12/5)
Baca juga : Kemenag Keluarkan Rekomendasi untuk FPI
Menurut Mastuki para peserta mewakili berbagai lembaga, seperti Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, BBGP Jawa Barat, BNPT Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat, Kesbangpol, Lembaga Administrasi Negara, Kementerian Dalam Negeri, dan Pusdiklat Aparatur Perdagangan, yang telah diberikan mandat tugas oleh pimpinan masing-masing lembaga.
Pada kesempatan tersebut, Mastuki menyoroti perbedaan signifikan dalam kepesertaan pelatihan. Menurutnya, pelatihan kali ini dibandingkan dengan pelatihan sebelumnya, lebih banyak peserta dari luar Kementerian Agama, “Hal ini sesuai dengan rencana dan rencana tindakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023,” imbuhnya.
Dalam laporannya, peran organisasi kemasyarakatan keagamaan juga ditekankan sebagai calon instruktur nasional, bersama dengan instruktur nasional yang sudah ada, seperti Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Generasi Muda Konghucu Indonesia, Gereja Kristen Pasundan, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (H-2)
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Pelaku menjual tambahan kuota haji dari Pemerintah Arab Saudi, yang seharusnya dipakai untuk mempercepat antrean.
Nikah massal digelar sebagai salah satu upaya membantu masyarakat kurang mampu dan upaya menekan jumlah nikah siri yang tergolong banyak di Kalsel.
AMPHURI juga mendorong DPR dalam pembahasan RUU perubahan UU tersebut agar memperhatikan keberlangsungan usaha PPIU dan PIHK.
KPK mengonfirmasikan telah mengundang dan memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi kuota haji khusus.
Ditjen Bimas Kristen menegaskan komitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk insan pers, dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
RATUSAN kader Pemuda Katolik dari berbagai daerah mengikuti Diklat Dasar Pasukan Komando Pemuda Katolik (Diklatsar Paskokat) yang digelar di Wisma Kinasih, Bogor
Pelatihan ini membekali para guru dengan pengetahuan dasar hingga praktik langsung dalam pembuatan animasi 3D.
Tujuan pelatihan memastikan pasien dalam negeri bisa mendapatkan layanan estetika medis berstandar global tanpa perlu ke luar negeri.
Dengan kapasitas 25 peserta, pusat pelatihan ini dirancang untuk menjadi pusat pelatihan interdisipliner nasional dalam bidang diagnostik, intervensi, dan pencitraan kardiovaskular.
Melalui intervensi program, REA memastikan bahwa para produsen mematuhi regulasi internasional dan memperoleh akses yang lebih baik terhadap peluang ekonomi.
Dengan adanya pertumbuhan industri di Jawa Tengah, peluang kerja secara otomatis menjadi sangat banyak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved