Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM membangun peradaban manusia, pendidikan merupakan salah satu penentu pembentukan manusia yang bermartabat. Kendati demikian, sampai saat ini, pendidikan masih dilihat dan diukur dari prestasi akademik semata. Padahal, pendidikan tidak hanya sekadar pengajaran, tetapi juga perlu adanya proses yang dapat memupuk individu menjadi pribadi yang berkarakter. Di Indonesia, pendidikan karakter agaknya masih belum menjadi fokus utama.
Pakar Psikologi Kognitif dari Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI) Dyah Triarini Indirasari mengatakan karakter merupakan nilai positif yang dimiliki seseorang yang digunakan dalam berperilaku pada kehidupan sehari-hari.
Ada tiga kebutuhan dasar yang fundamental bagi perkembangan individu yang optimal dan berkarakter, yaitu kebutuhan akan kompetensi, kebutuhan akan otonomi, dan kebutuhan akan keterhubungan.
Baca juga : Sekolah Swasta Ini Siapkan Platform Digital Hingga Eco School
“Ketiga hal ini dapat mendukung terbentuknya kepribadian yang utuh dan berkarakter. Dalam arti, jika individu tersebut dapat mengembangkan dirinya sehingga memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan dalam kehidupannya (kompetensi) sekaligus mempunyai kendali dan kebebasan dalam mengambil keputusan (otonomi), serta memiliki hubungan sosial yang baik (keterhubungan). Maka, individu tersebut akan bisa lebih optimal dalam mengaktualisasikan diri sehingga kepuasannya akan kehidupan yang dijalani juga akan semakin meningkat,” ujar Dyah.
MI/HO--Pakar Psikologi Kognitif, Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI) Dr. Dyah Triarini Indirasari, M.A, Psikolog.
Lebih lanjut, kebutuhan akan kompetensi dapat tersalurkan, salah satunya melalui pendidikan yang dijalani individu, baik formal, nonformal, dan informal.
Baca juga : Tiga Langkah Tanamkan Pola Pikir Bertumbuh kepada Anak
Pengalaman dan latihan yang baik akan membentuk karakter seseorang dan menjadi dasar bagaimana individu dapat terus mengembangkan dirinya sesuai dengan kebutuhan ataupun minat dan bakat yang dimiliki.
“Oleh karena itu, berbagai kegiatan yang mampu memperkaya pengalaman belajar menjadi sangat penting, karena di situ individu bisa mengeksplorasi dirinya dan mengetahui kemampuan-kemampuan yang relevan dan perlu dikembangkan,” kata Dyah.
Selain itu, dalam sistem pendidikan juga perlu memberikan ruang bagi individu untuk berkembang dan bisa memupuk rasa percaya diri, sehingga individu memiliki kemandirian sekaligus kebebasan yang bertanggung jawab.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Bekali Anak Kemampuan Lindungi Diri dari Perundungan
Pengalaman akan keberhasilan pun perlu diberikan sehingga individu merasa dirinya mampu dan bisa menghadapi berbagai situasi. Di sinilah sistem pendidikan berperan penting dalam membentuk moral dan karakter seseorang.
Kemudian, lingkungan pendidikan juga perlu memberikan rasa aman dan nyaman bagi individu untuk bersosialisasi dan memiliki hubungan satu sama lain.
“Seperti pohon, individu yang terlepas dari akarnya pasti akan sulit berdiri tegak, sehingga rasa bahwa saya adalah bagian dari keluarga atau komunitas juga perlu dibangun,” ungkap Dyah.
Baca juga : Anak yang Minim Waktu Berkualitas dengan Orangtua Sulit Berkembang
Untuk itu, hal ini perlu diterapkan sejak dini atau minimal sejak sekolah dasar. Dyah mengatakan, contoh sederhana dalam menanamkan karakter yang berintegritas dapat diajarkan sejak dini dengan melatih anak untuk membuang sampah pada tempatnya atau menghormati orang lain.
“Sejak awal, pendidikan karakter juga dapat ditularkan melalui pemberian contoh nyata dari orangtua atau guru sebagai orang dewasa kepada anak. Sehingga, anak dapat membedakan mana nilai-nilai yang dianggap baik oleh lingkungannya. Kemudian, anak diminta untuk menirukan perilaku baik tersebut dan lama kelamaan perilaku tersebut menjadi kebiasaan baik yang tumbuh pada anak,” ucap Dyah.
Menurutnya, secara batasan tujuan pendidikan nasional, pendidikan di Indonesia mungkin sudah menampilkan karakter yang ingin dibentuk, namun pengimplementasian di lapangannya masih belum tertata dengan baik.
Dyah mengatakan, sistem pendidikan di Indonesia lambat laun diharapkan mengarah ke pembentukan karakter yang menonjol. Keberhasilan pendidikan karakter di Indonesia dapat tercermin dari perilaku masyarakatnya.
Jika masyarakat di Indonesia sudah menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang baik, hal ini menandakan bahwa pembentukan karakter melalui pendidikan sudah berhasil di Indonesia.
Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kualitas SDM yang baik dapat terbangun apabila sistem pendidikan juga mengutamakan pendidikan karakter yang baik.
“Kita sudah lihat sendiri, bangsa lain yang lebih maju, seperi Jepang, memiliki pendidikan karakter yang sangat baik dan ini diperoleh tidak hanya dari sistem pendidikan yang diterapkan, tetapi juga dari budaya yang juga terus dilestarikan,” tegas Dyah.
Untuk itu, guna mencapai hal tersebut, Dyah mengatakan salah satu transformasi sosial yang diharapkan adalah adanya pendidikan yang berkualitas dan merata. Dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini, konten keilmuan menjadi hal yang mudah untuk diakses di mana saja dan kapanpun.
Tetapi, bagaimana membentuk pribadi yang mandiri, bermoral, memiliki 21st century skills (berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan masalah, berkolaborasi, memiliki kemampuan berkomunikasi, dapat menjadi warganegara global, dan memiliki literasi digital) masih belum terlihat. Padahal, skills ini diperlukan untuk manusia beradaptasi pada berbagai perubahan yang akan dialami di masa mendatang.
Sementara itu, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bimbingan dan dukungan dari lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat dibutuhkan untuk memberikan kesempatan pada anak dalam menerapkan perilaku yang baik, menginternalisasi nilai-nilai yang baik dan kemudian akan membentuknya sebagai manusia yang berkarakter baik. (RO/Z-1)
PADA tahun ini, tercatat total 34 individu dan lembaga menerima penghargaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Perlu penguatan kualitas guru dengan mekanisme yang transparan, sehingga mudah diakses.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong ketersediaan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
Beasiswa Unggulan 2025 adalah program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
NUO memahami pentingnya inovasi dalam pengelolaan wakaf agar mampu memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan, khususnya bagi sektor pendidikan.
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved