Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG pendidikan lulusan Universitas Indonesia Orissa Anggita Rinjani mengungkapkan anak yang tidak mendapatkan waktu berkualitas dengan orangtua sulit berkembang sesuai usia dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
"Kalau dari kecil merasa tidak dekat dengan orangtua, anak akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain. Dia tidak tahu bagaimana harus berinteraksi dan bagaimana mengutarakan keinginan. Hal itu akan mempengaruhi tugas perkembangan lainnya," ungkap Orissa, dikutip Jumat (2/2).
Psikolog dari Rumah Dandelion itu mengatakan dampak negatif anak yang minim waktu berkualitas dengan orangtua adalah dia tidak akan merasa aman dan psikologisnya akan terpengaruh.
Baca juga : Ingin Mendongeng untuk Anak Anda? Ini yang Harus Diperhatikan
Secara piramida, saat anak telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, dua perlu mendapatkan rasa aman dan dicintai sehingga kepercayaan dirinya bisa berkembang.
Jika hal itu tidak terpengaruhi akan mempengaruhi tugas perkembangan lainnya, baik kognitif maupun psikologis.
"Jadi, orangtua selain memikirkan apa yang harus anak capai di usianya harus memastikan ada kelekatan dan koneksi dulu. Karena, kalau itu tidak terbangun, tugas perkembangannya akan sulit dan hal itu akan mempengaruhi perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental, serta pencapaian akademisnya," papar Orissa.
Baca juga : Jangan Jauhkan Generasi Alfa dari Teknologi, Bekali dengan Literasi Digital
Karenanya, Orissa menyarankan orangtua, meski hanya memiliki waktu singkat di rumah karena harus bekerja, untuk menyisakan waktu minimal 15 menit untuk anak. Waktu yang sempitu bisa digunakan untuk mengobrol dan berinteraksi dengan anak untuk membangun koneksi.
Mengobrol dengan anak, frekuensi sentuhannya lebih banyak ketimbang bermain sehingga secara otomatis akan ada lebih banyak muatan emosional terlebih jika orangtua melakukannya sembari memeluk dan membelai anak.
"Hal itu akan sangat membantu karena meski singkat sangat berharga," pungkas Orissa. (AFP/Z-1)
Raden Ajeng Kartini, seorang Pahlawan Nasional Indonesia, memperjuangkan hak pendidikan, kesetaraan gender, dan hak-hak perempuan di masa penjajahan Belanda.
Agar anak-anak lebih semangat belajar, Bunda bisa memanfaatkan konten video pembelajaran yang dikemas menarik. Dengan cara itu, proses belajar menjadi lebih menyenangkan.
Hingga saat ini, melalui penjualan pakaian yang diproduksi oleh One Fine Sky bersama para dreamers atau kolaborator, telah berhasil mendonasikan 22.557 seragam
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Sedang memilih sekolah untuk si kecil? Idealnya, lokasinya jangan terlalu jauh dari rumah untuk mencegah kelelahan anak maupun orang tua.
Di tengah kondisi rakyat Indonesia yang membutuhkan protein untuk mengatasi stunting, potensi kekayaan harus dimanfaatkan optimal.
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved