Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PSIKOLOG pendidikan lulusan Universitas Indonesia Orissa Anggita Rinjani mengungkapkan anak yang tidak mendapatkan waktu berkualitas dengan orangtua sulit berkembang sesuai usia dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
"Kalau dari kecil merasa tidak dekat dengan orangtua, anak akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain. Dia tidak tahu bagaimana harus berinteraksi dan bagaimana mengutarakan keinginan. Hal itu akan mempengaruhi tugas perkembangan lainnya," ungkap Orissa, dikutip Jumat (2/2).
Psikolog dari Rumah Dandelion itu mengatakan dampak negatif anak yang minim waktu berkualitas dengan orangtua adalah dia tidak akan merasa aman dan psikologisnya akan terpengaruh.
Baca juga : Ingin Mendongeng untuk Anak Anda? Ini yang Harus Diperhatikan
Secara piramida, saat anak telah terpenuhi kebutuhan dasarnya, dua perlu mendapatkan rasa aman dan dicintai sehingga kepercayaan dirinya bisa berkembang.
Jika hal itu tidak terpengaruhi akan mempengaruhi tugas perkembangan lainnya, baik kognitif maupun psikologis.
"Jadi, orangtua selain memikirkan apa yang harus anak capai di usianya harus memastikan ada kelekatan dan koneksi dulu. Karena, kalau itu tidak terbangun, tugas perkembangannya akan sulit dan hal itu akan mempengaruhi perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental, serta pencapaian akademisnya," papar Orissa.
Baca juga : Jangan Jauhkan Generasi Alfa dari Teknologi, Bekali dengan Literasi Digital
Karenanya, Orissa menyarankan orangtua, meski hanya memiliki waktu singkat di rumah karena harus bekerja, untuk menyisakan waktu minimal 15 menit untuk anak. Waktu yang sempitu bisa digunakan untuk mengobrol dan berinteraksi dengan anak untuk membangun koneksi.
Mengobrol dengan anak, frekuensi sentuhannya lebih banyak ketimbang bermain sehingga secara otomatis akan ada lebih banyak muatan emosional terlebih jika orangtua melakukannya sembari memeluk dan membelai anak.
"Hal itu akan sangat membantu karena meski singkat sangat berharga," pungkas Orissa. (AFP/Z-1)
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved