Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

ESDM: Gempa M 6,2 Garut Tidak Picu Tsunami

Insi Nantika Jelita
28/4/2024 12:59
ESDM: Gempa M 6,2 Garut Tidak Picu Tsunami
Gempa Garut M 6,5 menyebabkan rumah rusak di Dusun Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis.(Dok BPBD Ciamis)

KEPALA Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengungkapkan gempa bumi dengan magnitudo M 6,2 pada kedalaman 70 km barat daya Garut, Jawa Barat, pada Sabtu, (27/4) pukul 23:29:47 WIB, tidak memicu terjadinya potensi tsunami.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tersebut berpusat di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS, berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut. Lokasi pusat gempa bumi yang terletak di laut pada kedalaman menengah menyebabkan guncangan terasa pada daerah di Jawa Barat dan Jabodetabek.

"Meski berpusat di laut namun tidak berpotensi memicu terjadinya gelombang tsunami," ujar Wafid dalam keterangan resmi, Minggu (28/4).

Baca juga : Gempa Guncang Garut, Tamu Hotel di Bogor Berhamburan Keluar

Wafid menjelaskan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS dan data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.

"Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu di tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," imbuhnya.

Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan atau informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meski kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

"Oleh karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," tambah Wafid.

Bangunan di daerah Jawa Barat Selatan, lanjutnya, harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dengan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya