Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya terus berupaya mengantisipasi peningkatan kasus kematian berbagai jenis kanker di Indonesia, khususnya lewat pengembangan pemeriksaan genomik dan vaksin.
“Kita sedang mengembangang prosedur pemeriksaan genomik untuk mendeteksi potensi-potensi kanker yang mungkin ada pada seseorang. Beberapa program vaksinasi seperti hepatitis mencegah kanker hati, HPV mencegah kanker serviks juga dilakukan sebagai upaya pencegahan. Selain itu, edukasi mengenai gaya hidup sehat dan skrining rutin juga selalu digencarkan,” ujar Siti saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta pada Rabu (24/4).
Nadia menjelaskan bahwa penggunaan secara klinis berbagai vaksin kanker yang inovatif, termasuk vaksin berbasis sel imun, vektor virus, RNA atau DNA, telah memicu banyak minat terhadap pengembangan vaksin kanker, termasuk jenis vaksin mRNA sebagai platform terapi kanker yang menjanjikan ke depan.
Baca juga : Kasus DBD Meningkat hingga 6.000, Simak Tips Pertolongan Pertama Berikut Ini
“Sangat memungkinkinkan, karena HPV salah satu upaya pencegahan kanker serviks dibuat dari protein yg menyerupai virus HPV, kita tahu platform mRNA adalah teknologi platform vaksin terbaru yang artinya sangat mungkin dikembangkan untuk pencegahan kanker kedepan,” jelasnya.
Kendati vaksin kanker mRNA berpotensi dapat menginstruksikan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker, namun ada persepsi mengenai faktor risiko atau efek samping yang diduga bisa menyebabkan meningkatnya kasus kanker hingga kematian pada pasien kanker merujuk pada kasus covid-19.
“Sudah ada penelitian tentang vaksin dan kanker dari sisi keamanan sebuah vaksin, yang sudah diuji dan melalui tahapan kajian sampai benar-benar aman untuk manusia. Tetapi perlu juga dilihat faktor penyebab kasus kanker, terutama gaya hidup sebagai pemicu kanker dan penggunaan berbagai zat kimia dalam kehidupan sehari-sehari dan unsur polutan,” katanya.
Menurut Nadia, untuk mengetahui penyebab dan faktor risiko angka kasus kanker terhadap perkembangan vaksin, diperlukan penelitian lebih lanjut secara komprehensif. Diharapkan hal ini bisa mengurangi kasus kanker di Indonesia.
“Penelitian itu sebaiknya harus kohort prospektif jadi benar-benar mengikuti perkembangan penyakit bukan hanya memotret kasus, sehingga dapat lebih tepat gambarannya. Misalnya saat tahun pandemi mungkin banyak yang tidak bergejala tetapi positif, bukan hanya faktor vaksinasi tapi faktor terinfeksi dan muncul long covid bisa juga menjadi faktor yang berkontribusi,” ungkapnya. (Dev/Z-7)
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Sebanyak 103 lokasi Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi proyek percontohan untuk kehadiran klinik dan apotek desa.
Hingga kini penyebab kematian diplomat Kemenlu itu belum diketahui, apakah bunuh diri atau korban pembunuhan.
Studi terbaru memperingatkan AMR dapat memicu jutaan kematian dan kerugian ekonomi global hingga Rp32.000 triliun per tahun pada 2050.
Ketentuan itu tidak berlaku jika penyebab meninggal karena terlibat aksi kriminal, terkena HIV/AIDS, dan bunuh diri.
Kelompok usia 30-39 tahun tercatat sebagai yang paling banyak terdampak dengan 12.403 kasus baru.
Gutomo Edi Saputra bertanggungjawab atas kematian Anggi Anggara dalam sebuah pertengkaran di Pasar Angso Duo, Kota Jambi. Ia mengabisi lawannya dengan sebilah pisau pemotong pempek
Sebuah studi global ungkap paparan harian terhadap bahan kimia dalam plastik rumah tangga, mungkin menyebabkan lebih dari 356.000 kematian akibat penyakit jantung pada 2018.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved