Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
NATIONAL Professional Tuberculosis WHO Indonesia, dr Setiawan Jati Laksono mengungkapkan bahwa kegiatan penemuan aktif untuk Tuberkulosis (Tb) sangat efisien dan efektif bila digabungkan dengan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Hal itu ditunjukkan dari temuan dokumen yang dikeluarkan WHO dalam rangka menyangkut peringatan Hari Tb sedunia tahun 2024 untuk menggugah semangat kontribusi juga investasi untuk kegiatan penemuan secara aktif dan TPT.
"Data menunjukkan di 4 negara Brazil, Georgia, Kenya dan Afrika Selatan yang dilakukan investigasi ternyata pemberian skrining atau penemuan aktif dengan TPT mampu mengurangi insiden Tb sebesar 18% sampai 44%," kata dr Setiawan, Jumat (22/3).
Baca juga : Kasus Tuberkulosis Anak Naik Dua Kali Lipat Dibanding 2021
Dengan begitu semakin banyak orang yang bisa dihindarkan dari kematian akibat Tb.
Kemudian juga mengurangi beban sosial ekonom. Kombinasi antara penemuan kasus secara aktif dengan pengobatan pencegah juga kalau kita lihat dari sudut pandang ekonomi akan memberikan return of investment yang cukup besar
Pada temuan tersebut mengungkapkan tambahan investasi tahunan per kapita yang dibutuhkan pada tahun 2024 hingga 2050 di masing-masing negara seperti di Brazil US$0,28 per kapita; Georgia US$0,57; Kenya US$0,49; dan Afrika Selatan US$1,11.
"Jadi bisa sampai 39 kali lipat daripada jumlah uang yang kita investasikan untuk kegiatan skrining dan preventif. Jadi bisa kita lihat dampaknya secara epidemiologis maupun secara ekonomi," ujar dia.
Oleh karena itu WHO merekomendasikan orang yang kontak serumah menjadi prioritas utama karena studi terbaru bahwa kontak serumah dapat tertular Tb 16 kali lipat dari populasi umum. Kemudian studi di India juga 71% kontak serumah terinfeksi Tb. (Z-8)
Adapun, kasus 215 Tb Resisten Obat (Tb-RO) itu bukan pada anak-anak saja, namun untuk keseluruhan kasus Tb-RO anak-anak dan dewasa di Papua.
Kemenkes akan segera melakukan langkah-langkah penanganan serta pencegahan penyebaran infeksi tersebut lebih jauh.
Kepala Balai AIDS,TBC dan Malaria Dinkes Papua Berry Watori di Jayapura, Kamis, mengatakan 727 anak yang terkena tuberkulosis itu tersebar di sembilan kabupaten dan kota.
Selain durasi batuk, orangtua juga juga harus memerhatikan warna dahak dan jika terjadi penurunan berat badan anak.
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
Ketua Tim Kerja Tuberkulosis Kementerian Kesehatan Tiffany Tiara Pakasi menyebut lonjakan estimasi kasus TB tersebut terjadi karena penemuan atau deteksi yang turun
Ahli jelaskan Pentingnya Pemeriksaan Dahak Pasien TB yang Picu Kekerasan Dokter di RSUD Sekayu
TB merupakan salah satu penyakit yang masih memerlukan atensi atau penanganan khusus di Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat kedua dunia.
WAKIL Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis (Tb), setelah India.
Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama, termasuk penguatan promosi dan pencegahan, pemanfaatan teknologi, serta integrasi data dengan rumah sakit dan Puskesmas.
Ekstrak daun pegagan sebagai suplemen pendamping dalam proses pengobatan TB, selain meningkatkan fungsi hati, juga menurunkan biomarker inflamasi serta meningkatkan status gizi pasien.
Indonesia kini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved