Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia : Ramadan, Menjaga Hati dan Lisan

Syarief Oebaidillah
20/3/2024 19:45
Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia : Ramadan, Menjaga Hati dan Lisan
Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Serian Wijatno(Dok)

KAUM muslimin di seluruh penjuru dunia saat ini sedang menjalankan ibadah puasa di bulan suci ramadan, bulan yang penuh berkah dan rahmat. Kaum Muslimin pasti menantikan bulan suci ini karena bulan ramadan membawa rahmat, ampunan, perlindungan, serta membawa kita semakin dekat dengan Ar Rahman dan Ar Rahiim.

Karena itu tak bisa dipungkiri bahwa bulan ramadan merupakan waktu tepat bagi kita melakukan introspeksi untuk melihat bagaimana kadar ibadah kita kepada Allah, serta bagaimana kadar kepedulian kita kepada sesama selama ini.

"Introspeksi di bulan suci menjadi momentum yang mampu mengubah kita menuju pribadi yang baik khususnya dalam menata hati dan mengendalikan hati untuk meraih keberkahan Ilahi," kata Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)  Serian Wijatno,  di Jakarta, Rabu ( 20/3).

Baca juga : Jadwal Puasa Ramadan 2024, Ada 3 Tanggal Merah Selama Bulan Suci

Menjaga hati dan lisan, terlebih di bulan suci ramadan adalah sangat penting mengingat hal itu sudah disabdakan Rosulullah Sallallahu’Alaihi Wasallam  yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasadmu, dan tidak pula kepada bentukmu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu, kemudian menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya” (H.R Muslim, no 2564).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda yang diriwayatkan Imam Ahmad yang bersumber dari Anas bin Malik, yang artinya:

“Iman seseorang tidak akan lurus (benar) sebelum hatinya lurus.” (HR. Ahmad, no. 13079).

Baca juga : Doa Menyambut Ramadan, Baca ini Sesuai Sunnah Rasulullah

Dalam melaksanakan shaum atau puasa di bulan suci ramadan ini, lanjutnya,kita juga harus menaati adab-adabnya.

"Nah, salah satu adab berpuasa di bulan suci ini adalah menjaga lidah dan anggota tubuh dari perbuatan yang dzalim dan melanggar syariat. Lidah dan anggota tubuh lainnya dapat terhindar dari perbuatan dzalim jika hati kita terjaga dengan baik. Karena itu, hati yang terjaga baik akan menghasilkan lisan yang baik pula seperti terhindari kita dari kata-kata berdusta," papar H Serian Wijatno yang juga pengurus Dewan Mesjid Indonesia ( DMI ) Pusat.

Ia mengingatkan sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW dalam Hadits Riwayat Al-Bukhari yang artinya;

Baca juga : Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Berbagi 2.023 Takjil Ramadan

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya.”

Ini bermakna utama bahwa puasa di bulan suci adalah ‘puasa’ dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, yaitu dengan cara menjaga lisan dari berkata buruk, ghibah, mencemooh, dan sebagainya. Oleh karena itu, jika seseorang yang berpuasa tetap tidak bisa menjaga lisannya, maka pahala puasanya tentu menjadi kurang sempurna.

Dikatakan menjaga lisan dari perbuatan ghibah, namimah, dan sebagainya, merupakan suatu keniscayaan bagi umat Islam yang menginginkan pahala puasanya sempurna. Rasulullah SAW sendiri telah mewanti-wanti bahwa ghibah, namimah, berbohong, bisa menggugurkan pahala puasa. Beliau bersabda yang artinya;

Baca juga : Kreator Konten Vina Muliana Beberkan Kiat Tetap Produktif Selama Ramadan

“Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa; membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.” (HR Ad-Dailami) 

Selain itu, ia menambahkan ghibah merupakan perbuatan tercela yang dalam Al-Qur’an disebut pelaku gibah diumpamakan seperti orang yang memakan daging orang yang digibahinya. Allah SWT berfirman, yang artinya : “Janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12). 

Merenungi hadits dan pesan Al Quran tersebut diatas terbukti betapa pentingnya menata hati, menjaga hati agar lisan dan bagian tubuh lain terhindar dari perbuatan zalim. Karena hati yang jernih dan mulia membawa kita pada pribadi yang mulia pula baik dari tindakan maupun ucapan.

" Semoga Allah SWT  memberi petunjuk kepada kita, menyembuhkan segala penyakit hati, dan menyabarkan hati kita," pungkas Serian.( Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya