Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
INDONESIA saat ini tengah menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang telah mempengaruhi siklus bencana alam di dalam negeri. Untuk itu, seluruh pihak tentu harus bersiaga dan melakukan mitigasi risiko terhadap potensi bencana yang akan terjadi.
Staf Khusus Wakil Ketua MPR RI, Arimbi Heroepoetri mengatakan bahwa beberapa kejadian bencana yang terjadi akhir-akhir ini adalah air laut yang semakin lama semakin menghangat, berbagai macam badai terjadi dan lain sebagainya.
“Lalu walaupun kita punya berbagai macam lembaga yang harus siaga terkait bencana, hal yang perlu diantisipasi adalah pemerintah daerah harus juga bisa antisipasi. Maka dari itu, seluruh pihak juga harus siap dalam rangka mitigasi bencana,” ungkapnya dalam Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk Cuaca Ekstrem dan Ancamannya Bagi Indonesia, Rabu, (20/3).
Baca juga : Segera Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Cegah Bencana Alam Meluas
Lebih lanjut, Deputi Bidang Sistem dan Strategi, BNPB, Raditya Jati menjelaskan bahwa Indonesia memang berada di kawasan yang memiliki risiko tinggi terhadap ancaman iklim, di mana kejadian bencana di Indonesia mayoritas disebabkan oleh bencana hidrometeorologi atau mencapai 98%.
“Dari data BNPB bencana Indonesia pada 2023 mencapai 3.372 kejadian dan frekuensi mayoritas bencananya terkait dengan hidrometeorologi di antaranya cuaca ekstrim, banjir, karhutla, tanah longsor, kekeringan, gelombang pasang dan seterusnya,” kata Raditya.
Untuk itu, menurutnya sistem informasi menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami. Pasalnya untuk memahami risiko bencana harus berdasarkan pada data dan informasi yang akhirnya dapat dianalisis.
Baca juga : Indonesia Perlu Bentuk Komite Cuaca Ekstrem
“Jadi terkait dengan perubahan iklim ini kita semua harus memikirkan bagaimana untuk memitigasikannya. Harus dipikirkan pencegahannya maupun mitigasinya untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim itu sendiri. Itu harusnya berkelanjutan artinya di situ masalah perubahan iklim dan bencana menjadi satu kesatuan yang memang harus kita antisipasi,” tuturnya.
Maka dari itu, Raditya menekankan perlu ada upaya melakukan perencanaan secara nasional dan daerah terkait upaya mengurangi risiko perubahan iklim dan bencana.
“Jadi harus ada upaya untuk melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim termasuk penguatan kapasitas daerah. Sosialisasi kepada masyarakat, edukasi dan literasi menjadi penting bagaimana masyarakat menyikapi terhadap perubahan iklim dan apa yang dapat dilakukan. Jadi perlu kolaborasi dari semua pihak untuk menanganinya,” tegas Raditya.
Baca juga : 3.028 Bencana Melanda Indonesia Sepanjang 2023
Di tempat yang sama, Kepala Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, BMKG, Agie Wandala Putra menambahkan bahwa beberapa hari terakhir ini memang kondisi cuaca sudah mulai membaik, di mana pada pekan lalu curah hujan tinggi bahkan ekstrim hampir merata baik itu di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan beberapa wilayah Indonesia lainnya mulai membaik.
“Ini menunjukkan bahwa dinamika kondisi tropis di tanah air menjadi sesuatu hal yang sangat perlu kita perhatikan,” kata Agie.
Menurutnya saat ini prakiraan cuaca juga sudah berbeda dengan dahulu kala, saat musim penghujan diawali dengan bulan yang memiliki akhiran kata ber. Kondisi saat ini justru terjadi sebaliknya.
Baca juga : 3.092 Bencana Melanda Indonesia Sepanjang 2021
“Secara sederhana bisa kita klasifikasikan pada Desember-Februari itu kita menghadapi ancaman yang tidak jauh dari kejadian hujan lebat. Ini diduplikasi karakteristiknya dengan proses peralihan pada Maret-Mei dan September-November. Namun di sisi lain juga kita perlu perhatikan kita mengalami ancaman bencana hidrometeorologi kering yang muncul di periode Juni-Agustus,” ujarnya.
Agie mengatakan perlu dipahami bahwa tidak semua daerah memiliki karakteristik yang sama. Maka dari itu, sangat penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat di setiap wilayah memahami bagaimana karakteristik kondisi cuaca di wilayahnya masing-masing.
“Satu hal yang perlu kita jaga bersama adalah bagaimana karakteristik kondisi lingkungan kita. Kita dapat pastikan kondisi sungai atau gorong-gorong masih terhambat dan sebagainya. Kita juga harus mengetahui bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana dan berdampak ke masyarakat. Juga harus selalu menjaga kondisi dan persiapan tubuh kita karena kondisi cuaca juga berdampak pada aspek kesehatan. Terakhir, selalu memantau informasi resmi BMKG sehingga dapat mengetahui perkembangan cuaca,” pungkas Agie. (Des/Z-7)
BNPB menerima laporan bahwa jumlah pelaku dari sebanyak 41 kasus kebakaran hutan dan lahan (Januari-Juli) yang ditangani Satgas Penanggulangan Karhutla Riau.
Langkah-langkah strategis pun langsung diambil untuk memadamkan api dan mencegah meluasnya kebakaran.
BNPB mengerahkan lima unit helikopter water bombing untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC), sebagai bentuk mitigasi sekaligus penanganan darurat karhutla Riau.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
Gelombang tinggi masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter dan di perairan utara yakni Karimunjawa dan Pati-Rembang dengan ketinggian 1,25-2,5.
TERJADI hujan es di Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (27/7).
Waspadai banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, karena air laut pasang masih berlangsung dengan ketinggian maksimum 1 meter.
Daerah perlambatan kecepatan angin atau konfluensi terpantau memanjang dari perairan Barat-Bengkulu hingga Barat-Sumatera Barat, di pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah
Air laut pasang (rob) tersebut berdampak terhadap sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, Jepara dan Pati.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved