Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) dikabarkan naik lagi di sejumlah daerah. Berkaitan dengan itu, Kementerian Kesehatan menyebut bahwa naiknya kasus DBD disebabkan oleh sejumlah hal, di antaranya belum terkendalinya nyamuk DBD dengan baik.
“Beberapa hal yang menyebabkan peningkatan kasus DBD setiap tahun di antaranya vektor nyamuk DBD yaitu nyamuk aedes belum terkendali dengan baik. Selain itu, masa pancaroba sering menyebabkan tempat perindukan nyamuk menjadi banyak dan bertambah,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Minggu (3/3).
Di samping itu, menurut Nadia, kebiasaan 3M, yakni kegiatan menguras, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi penampungan air serta mendaur ulang barang bekas belum menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Karenanya, dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk menurunkan kasus DBD.
Baca juga : Demam Berdarah Kembali Merebak, Ini 6 Strategi Pemerintah
Guna menangani kasus DBD secara maksimal di satu daerah, Nadia menyatakan daerah bisa mengusulkan untuk menetapkan kasus luar biasa (KLB).
“Penetapan KLB sesuai dengan UU 17 tahun 2023. Jadi apabila terjadi peningkatan kasus dua kali lebih tinggi pada rentang waktu yang sama dibanding tahun lalu, dan kLB dinyatakan sebatas besar masalahnya,” pungkas Nadia.
Dihubungi terpisah, Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, berdasrka data WHO Asia Tenggara, Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara di dunia dengan kasus DBD tertinggi.
Baca juga : Kasus DBD di Banyumas Merebak, 2 Meninggal Dunia
Untuk mencegah merebaknya DBD, WHO pun menyarankan agar melakukan pencegahan dan pengendalian dengue bergantung pada pengendalian vektor.
“Deteksi awal dan akses pada pelayanan kesehatan yang baik merupakan kunci utama untuk menurunkan angka kematian. Jadi pengendalian dengue memang harus bersifat menyeluruh,” ucapnya.
D samping itu, perlu juga melakukan surveilans entomologi kasus DBD. Serta perlu jaminan ketersediaan laboratorium. “ Perlu komunikasi risiko dan pelibatan aktif masyarakat untuk menurunkan angka DBD di Indonesia,” pungkas Tjandra. (Ata/Z-7)
Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama. Masyarakat harus terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Pelajari cara efektif mencegah nyamuk berkembang biak di pekarangan rumah dengan langkah 3M, tanaman pengusir, dan tips alami lainnya
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Peneliti Harvard menemukan dua obat yang bisa membunuh parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved