Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) merebak. Bahkan, pada Januari lalu ada dua warga yang meninggal akibat DBD.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas Sito Hatmoko mengungkapkan dalam beberapa bulan terakhir, kasus DBD di Banyumas mengalami kenaikan.
Pada September 2023 tercatat ada 17 kasus DBD. Kemudian Oktober ada 12 kasus dan November 17 kasus serta Desember 19 kasus. Begitu memasuki tahun 2024, jumlah kasus DBD meningkat signifikan.
Baca juga : Kasus DBD di Banyumas Melonjak, 9 Orang Dilaporkan Meninggal
"Jumlah kasus pada Januari 2024 ada 75 kasus pada Januari 2024. Dari 75 kasus yang ada, dua di antaranya meninggal dunia,"katanya.
Sedangkan hingga akhir Februari, kasusnya juga belum mengalami penurunan signifikan. Karena masih tercatat sebanyak 60 kasus.
Sito mengatakan kenaikan kasus DBD terkait dengan cuaca. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD dengan cepat berkembang biak, karena masih ada hujan dan kemudian tidak hujan.
"Kalau hujannya selang seling, maka perlu diwaspadai menetasnya telur nyamuk. Karena itu, kami mengajak kepada masyarakat untuk menggelar pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," tambahnya.
Selain itu, Dinkes juga menggalakkan fogging terutama di wilayah-wilayah yang terdapat kasus DBD.(Z-4)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
PAFI Kalteng mendorong pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan pemetaan ulang terhadap kebutuhan obat-obatan DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang disebabkan oleh dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, namun ternyata bukan hanya itu penyebabnya.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
MENINGKATNYA angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia mendorong berbagai pihak untuk melakukan upaya edukatif kepada masyarakat.
Peningkatan kasus DBD Garut tersebut, menyebabkan 8 meninggal dan 7 orang mendapat perawatan di rumah sakit serta yang lainnya berangsur sembuh.
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
DINAS Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) menerapkan gerakan 3M Plus termasuk memerangi jentik nyamuk dalam menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang jumlahnya terus meningkat.
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya dilaporkan terus meningkat sejak bulan Januari hingga Juli 2025. Tercatat, 471 orang positif terserang nyamuk aedes aegypti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved