Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Sarapan kaya protein dapat menimbulkan rasa lebih kenyang dan meningkatkan konsentrasi. Itu terungkap dari hasil penelitian di Denmark yang dipublikasikan di Journal of Dairy Science.
Para peneliti dalam studi tersebut mencatat orang-orang yang mengikuti diet tinggi protein memiliki kinerja lebih baik dalam tes konsentrasi kognitif. Kemampuan mereka lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang sarapan rendah protein tinggi karbohidrat atau yang melewatkan sarapan.
"Kami menemukan bahwa sarapan kaya protein dengan produk susu dan sejenisnya bisa meningkatkan rasa kenyang dan konsentrasi pada peserta, namun tidak mengurangi asupan energi secara keseluruhan dibandingkan dengan melewatkan sarapan atau mengonsumsi sarapan kaya karbohidrat," kata Mette Hansen, salah satu penulis hasil penelitian tersebut.
Baca juga : Hasil Studi: Diet Mediterania, Pescatarian dan Vegetarian Paling Sehatkan Jantung
Temuan itu diperoleh setelah menganalisis 30 perempuan berusia 18 sampai 30 tahun selama tiga hari. Selama periode itu, para peserta penelitian mengonsumsi sarapan tinggi protein, sarapan rendah protein, atau melewatkan sarapan.
Para peneliti mengukur tingkat kekenyangan dan asupan energi peserta pada waktu makan siang. Peserta juga diminta menyelesaikan tes kognitif sebelum makan siang. Selain itu, pengukuran total asupan energi hari itu diukur pula.
Sebagaimana diketahui, protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan penambahan berat badan. Asam amino penyusun protein membantu membangun dan memperbaiki otot dan tulang, menghasilkan hormon dan enzim, dan bahkan menyediakan energi saat dibutuhkan.
Baca juga : Daya Konsentrasi Mengemudi Naik bila Terkena Ion Plasmacluster
Protein bisa diperoleh dari bahan makanan seperti daging, ikan, telur, produk susu, biji-bijian, kacang-kacangan, dan polong-polongan.
"Sarapan berbahan dasar susu, tinggi protein, dan rendah karbohidrat dapat membantu meningkatkan rasa kenyang tanpa mempengaruhi total asupan energi harian," tulis laporan yang diterbitkan di Journal of Dairy Science. (Ant/Z-11)
Baca juga : Menu Sarapan Anak Indonesia Ternyata Minim Asupan Omega 3 dan 6
Pola asuh positif pada bayi usia tersebut mampu menurunkan hingga 52% kemungkinan anak berperilaku agresif dan untuk melakukan tindakan penganiayaan pada kemudian hari.
Asupan nutrisi yang tepat diperlukan untuk mendukung daya tahan tubuh dan meningkatkan performa saat olahraga lari.
Penyebab obesitas sebenarnya bukanlah susu, melainkan asupan makan yang berlebih, termasuk pola hidup yang tidak aktif.
Risiko alergi pada anak yang masih sering terjadi ternyata belum diikuti dengan pemahaman serta penanganan alergi yang tepat dari orangtua.
Konsumsi susu sapi memang sudah menjadi bagian dari menu harian banyak orang. Tapi tidak dipungkiri ada banyak orang yang tidak bisa mengkonsumsi nya diakibatkan berbagai hal.
Menghadapi tantangan makan pada anak, terutama dalam mengonsumsi jenis protein tertentu seperti daging ayam, bisa menjadi perjuangan bagi orangtua.
Ketika Idul Fitri datang, banyak hidangan lezat yang akan tersaji, mulai dari yang manis hingga berbahan dasar santan. Awas timbangan naik.
Penelitian membuktikan bahwa sarapan dengan gizi seimbang amat dibutuhkan tubuh terutama anak di usia pertumbuhan.
Secara umum, anak-anak yang mengonsumsi susu pada saat sarapan memiliki asupan mikronutrien esensial lebih tinggi terutama untuk kalsium dan vitamin D.
Perempuan cenderung menyimpan lebih banyak lemak dibandingkan laki-laki, namun mereka juga lebih efisien dalam membakar lemak setelah berolahraga dan mencerna lemak setelah makan.
Sarapan menjadi momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga sebelum memulai aktivitas masing-masing.
Nasi goreng, tidak hanya menjadi hidangan yang mudah disiapkan, telah menjadi favorit di berbagai waktu makan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved