Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bantuan Pendampingan Bangkitkan Kopi Rawa Gede

Ihfa Firdausya
02/2/2024 20:14
Bantuan Pendampingan Bangkitkan Kopi Rawa Gede
Festival Kopi Nusantara 2024, Hari kedua, di kompleks Media Group, Jakarta, Jumat (2/2/2024).(MI/ADAM DWI)

HUMAN Initiative, lembaga sosial NGO yang berkaitan dengan kemanusiaan, mendorong potensi kopi di dataran tinggi Rawa Gede, Bogor dengan melakukan pendampingan dan pelatihan petani kopi untuk lebih produktif. HI melihat potensi yang besar dari kopi di wilayah tersebut. Namun produknya belum terekspos karena kurangnya branding dalam penjualan.

"Sebelumnya memang para petani kekurangan fasilitas, alat-alat. Human Initiative ingin mereka bangkit, diberikan fasilitas, pemahaman, pembinaan. Tujuan kami benar-benar ingin memfasilitasi agar mereka bisa meningkat lagi penjualan dan kualitasnya," kata perwakilan Human Initiative Luthfi Alfalurrahman dalam acara Festival Kopi Media Indonesia, Jumat. Produk kopi Rawa Gede ini turut dipamerkan pada festival tersebut.

Pada 2020, NGO tersebut memberikan mesin potong rumput, mesin roasting kopi, dan hingga mesin sortir biji kopi. Selain bantuan fasilitas, HI mengirim tim yang mengerti pascapanen, penanaman, pupuk, untuk memberikan dampingan terhadap petani.

Baca juga : Tenun NTT Ayo Tupas, Warisan Budaya Turun-Temurun

"Harapannya kopi mereka bisa dilihat oleh banyak vendor-vendor atau coffee shop yang ingin mencoba kopi rawa gede. Harapannya bisa lebih dikenal," katanya.

Potensi tersebut diakui langsung petani kopi rawa gede, Indra. Ia menyebut ada keunikan dari kopi robusta yang jadi andalan kawasan ini. Pasalnya, kopi robusta di Rawa Gede ditanam di ketinggian di atas 1.000 mdpl yang identik dengan arabika sehingga menghasilkan rasa yang tidak terlalu pahit, cenderung asam.

Indra menyebut selama ini proses pertanian yang dijalankan ala kadarnya sehingga kualitas yang dihasilkan tidak terlalu bagus. Bantuan dari Human Initiative turut mendorong produktivitas, kualitas kopi, dan penjualan kopi. 

Baca juga : Aroma Arabika Tercampur Dalam Nada Peraukertas

"Dengan didatangkan ahli-ahli kopi ada sistem peremajaan, dan sebagainya. Dulu kita hanya menjual asalan. Saat panen kita petik yang merah, kuning, dibabat habis. Sekarang ada penyuluhan kita sortir lagi," kata Indra.

Dengan itu, penjualan pun meningkat. "Ketika kita olah dengan petik merah, itu bisa harganya bisa dua kali lipat. Tahun-tahun sebelumnya kita jual paling tinggi Rp23 ribu per kilogram. Sekarang yang asalan saja harganya Rp42 ribu. Yang dipilah bisa di atas Rp50 ribu," ungkapnya. (Ifa/Z-7)

Baca juga : Mengubah Kehidupan Anak-anak Berkebutuhan Khusus Melalui Cita Rasa Khas Kopi



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya