Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
BELASAN pegiat kopi beradu skill menciptakan kopi tubruk terbaik dalam kompetisi bertajuk Tarung Tubruk. Acara tersebut dihelat di hari terakhir rangkaian Festival Kopi Media Indonesia, Sabtu (3/2).
Sigit, salah satu juri perwakilan dari Koperasi Olah Prima Indonesia (KOPI) menyebut kompetisi tubruk cukup menantang karena para profesional di bidang kopi terbiasa menggunakan manual brew V60 untuk metode penyeduhan. Untuk itu, yang dicari adalah karakteristik secara kompleks dari sebuah seduhan.
"Karena tubruk jadi kita pake beans-nya robusta. Kalau di manual brew kita sudah paham bahwa yang dicari adalah sisi clarity, intensitas, balance, variabel, maupun parameternya. Tapi di tubruk ini lebih kompleks," kata Sigit kepada Media Indonesia, Sabtu (3/2).
Baca juga : Kopi Fest Indonesia 2023 Siap Kunjungi Empat Kota Besar di Indonesia
Menurutnya, selama ini orang berpikir bahwa tubruk hanya perihal seduh langsung pakai air panas. Namun pada dasarnya, penyeduh tubruk bisa memaksimalkan karakteristik tubruk sendiri, yaitu dengan grind size-nya, metode seduhnya.
"Karena ada macam-macam yang sifatnya sekarang ini hybrid ataupun yang reguler. Artinya bisa di-blooming dulu dengan suhu sekian, baru mulai diseduh dengan suhu agak lebih tinggi, atau reguler dari awal," jelasnya.
Bahan grind size-nya pun punya karakter tersendiri, ada yang lebih halus, lebih kasar, atau sesuai dengan karakter dalam seduhan.
Baca juga : Kopi Berselera Tinggi
"Tapi dari semua itu apa yang dicari? Yaitu kompleksitasnya. Jadi benar-benar rasa yang keluar semuanya itu balance dan tidak ada yang lebih dominan tapi tetap tidak menghilangkan karakteristik dari beansnya sendiri," kata Sigit.
Kebanyakan peserta yang hadir adalah kalangan profesional di bidang kopi. "Sebelumnya mereka ada yang juara di manual brew, ada yang memang profesional, bahkan mempunyai sertifikat terlisensi," ujarnya.
Namun, kata Sigit, membuat kopi tubruk ini merupakan hal yang baru bagi mayoritas para peserta tersebut. Artinya peserta harus mengulik hingga menganalisa karakter beansnya yang akan diseduh.
Baca juga : Festival Kopi Media Indonesia 2024 Konsisten Angkat Kopi Nusantara
"Tapi pada dasarnya mereka sudah coba itu di rumah dengan metode cupping, jadi dasarnya sudah ada. Inilah yang memberikan pengalaman baru bagi mereka dan juga pencapaian mereka terkait dengan tubruk tadi," katanya.
Anna, perempuan barista dari Stephian Coffee Artisan Indonesia menyabet juara pertama dan berhak mendapatkan uang Rp1.250.000. Ia mengaku kaget karena tidak terbiasa membuat tubruk.
"Aku sih gak nyangka soalnya aku cewek satu-satunya yang bertahan di kompetisi tubruk. Sebelumnya gak pernah bikin tubruk kalau lagi di kedai. Aku selalu bikin V60 kalau enggak kopi es-esan yang lain," ungkapnya.
Baca juga : Menjelajahi 21 Varian Kopi dari Sabang sampai Merauke di Festival Kopi Nusantara
Ia sendiri baru jadi barista selama 6 bulan. Saat ini ia mengelola kedai kopi Stevian Coffee Artisan bersama pasangannya yang seorang roastery.
Baginya membikin tubruk cukup menantang. "Menantangnya karena dari biji kopinya robusta. Karena robusta itu rasanya dominan pahit. Jadi saya merasa tertantang karena kopi yang saya gak suka dijadikan bahan untuk kompetisi," kata Anna.
Ia membocorkan trik yang dipakainya hingga memenangkan kompetisi tersebut. "Saya bikin kayak kalau saya bikin flat bottom, itu alat yang biasa saya pakai di kedai, zig-zag," ungkapnya.
Kopi menjadi salah satu minuman paling populer di dunia karena rasanya yang khas, aromanya yang kuat, serta efek stimulan dari kandungan kafein yang bisa meningkatkan energi
Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dikenal karena cita rasanya yang khas serta kandungan kafein yang memberi efek menyegarkan dan meningkatkan fokus.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Manfaat dari pengukuran SROI pada pemberdayaan petani Kopi Langit Bali yakni untuk mengukur dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program pemberdayaan petani kopi.
PT Global Inovasi Maju (GIM), bagian dari Farmaklik Group, melepas ekspor kopi robusta Rejang Lebong ke pasar internasional.
Di tengah gejolak harga dan tekanan global, negara produsen yang mampu menghadirkan kualitas, cerita dan keberlanjutan akan tetap relevan di pasar dunia.
Jika kita menyeduh kopi, butiran kopi bubuk akan terekspos air panas. Air panas ini akan mengekstraksi komponen yang dikandung kopi seperti aroma, minyak, dan bagian lainnya.
Peluncuran produk kopi yang sudah berpadu dengan gula dalam satu kemasan itu dilakukan di selasar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Indonesia Coffee Summit (ICS) akan berlangsung pada 21-23 Oktober 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved