Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
BADAN Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) melaksanakan Sensus Sampah Plastik di 64 titik di 28 kabupaten/kota di 13 provinsi di Indonesia. Kegiatan brand audit tersebut berhasil mengumpulkan 25.733 sampah plastik yang didominasi kemasan plastik (sachet) dan mengidentifikasi 10 produsen pencemar terbesar.
Berdasarkan sensus, sampah plastik tanpa merek (unbranded) berada di posisi puncak polutan terbanyak dan diikuti oleh sampah plastik berlabel Wings Food, Unilever, Indofood, dan Mayora. Lalu, ada PT Santos Jaya Abadi, Unicharm, P&G, Garuda Food, dan Ajinomoto.
Atas temuan tersebut, BRUIN meminta pertanggungjawaban EPR (Extended Producer Responsibility) dari produsen pencemar tersebut itu untuk mengelola sampah plastik sesuai dengan peraturan pengelolaan sampah, serta menekan jumlah penggunaan plastik, termasuk dengan desain yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Riset: Enam Pemkot Belum Menunjukkan Praktik Pengurangan Sampah
Hal ini selaras untuk mendukung target pengurangan 30% sampah oleh produsen pada 2029.
Dalam jumpa pers yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/1), BRUIN juga meminta pemerintah memperluas layanan tata kelola sampah, dan mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
Koordinator Sensus Sampah Plastik BRUIN M Kholid B berarap isu sampah plastik bisa ikut dibahas dalam debat cawapres yang akan berlangsung pada 21 Januari. Itu akan menjadi bahan edukasi bagi masyarakat.
“Adanya 10 pencemar plastik terbanyak di perairan Indonesia menunjukkan pemerintah ke depan harus berkomitmen untuk tegas mengawasi pengelolaan sampah plastik oleh produsen dan menekan penggunaan plastik. Oleh karena itu, hasil penelitian ini juga akan kami berikan kepada tim capres dan cawapres, dan diharapkan bisa menjadi bahan untuk diangkat dalam debat sesi ke-4 mendatang,” tegas Kholid.
Senada dengan Kholid, Guru Besar Hukum Lingkungan sekaligus Wakil Direktur Bidang Riset, Pengabdian Masyarakat, Digitalisasi, dan Internasional Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya, Prof Dr Suparto Wijoyo menyayangkan sikap abai dari produsen sebagai akar polusi plastik di Indonesia.
Ia berharap, pemerintah mengambil langkah lebih tegas terhadap para produsen nakal. “Solusinya adalah penguatan penegakan hukum dan pengawasan bagi industri pencemar sebagai cara memutus keran polusi plastik di Indonesia,” kata Suparto.
Pencemaran sampah plastik di perairan memang sudah sepatutnya jadi salah satu perhatian utama pemerintah. Tak hanya mengancam kelangsungan biota di ekosistem perairan, keberadaan limbah plastik, khususnya mikroplastik, dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
“Mikroplastik yang masuk ke perairan tawar dapat masuk ke pencernaan biota yang hidup di dalamnya, misalnya ikan. Oleh karena itu, mikroplastik dapat ditransfer ke dalam tubuh manusia melalui makan,” jelas Founder Envigreen Society dan Peneliti Ecoton, Mochammad Alaika Rahmatullah.
“Ukurannya yang sangat kecil (<5mm) membuatnya terjebak di dalam saluran pencernaan manusia dan menjadi vektor transportasi racun,” sambungnya.
Adapun Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat.
Penelitian dilakukan.dengan metode yang variatif dan lengkap, sehingga menjadi penelitian sampah yang paling komprehensif di Indonesia. Sensus Sampah Plastik dilakukan di periode Maret 2022 hingga November 2023, dengan melibatkan 270 relawan dari 38 komunitas/kampus.
Metodologi yang dilakukan mencakup metode kuantitatif dan kualitatif yaitu secara kuantitatif, BRUIN mengumpulkan dengan aneka teknik pengumpulan sampah yang efektif, penghitungan jumlah total sampah plastik, pengelompokkan jumlah sampah plastik berdasarkan berbagai variabel termasuk tipe lapisan plastik, tipe material plastik dan tipe produk plastik, serta sejumlah pengukuran lainnya.
Baca juga: KLHK Akui Sulit Bangun Komitmen Produsen untuk Mengurangi Sampah
Sementara secara kuantitatif, BRUIN menganalisa lokasi sampling, kondisi masyarakat, dan lain lain lain Salah satu yang terlibat dalam penelitian kolaboratif ini adalah Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN). Personil ESN, Amiruddin Muttaqien, menceritakan apa yang dilihatnya saat meneliti sejumlah sungai di Pulau Jawa dan luar Jawa di tahun 2022, dengan mengendarai 2 sepeda motor.
“Kami banyak melihat sampah yang tidak terkelola dan tercecer di lingkungan, di sungai, bahkan diperairan pantai, terutama di Indonesia Timur, yang menandakan pemerintah tidak hadir atau lalai dalam memberikan layanan tata kelola sampah bagi masyarakat di daerah tersebut,” kata Amiruddin.
Selain abainya produsen dan lalainya pemerintah, banyaknya sampah plastik di perairan juga menunjukkan masih rendahnya pengetahuan dan tingkat edukasi masyarakat mengenai bahaya sampah plastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik. (RO/Z-6)
Merek wellness asal Bali, Utama Spice, menggandeng Seven Clean Seas, organisasi yang berfokus pada pengangkatan sampah plastik dari lingkungan.
Penelitian terbaru memicu kekhawatiran global setelah ilmuwan menemukan sekitar 27 juta ton nanoplastik mengambang dan tersuspensi di Samudra Atlantik Utara.
UPAYA membangun ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan kian mendesak di tengah meningkatnya tekanan terhadap industri pengguna plastik.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Di tengah meningkatnya polusi plastik, seorang guru di SDN 003 Bontang Utara, Bontang, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari ruang kelas.
MENTERI Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan Pemprov Jabar segera mempercepat operasional Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut-Nambo, Bogor
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Greeneration Foundation bersama EcoRanger dan Kecamatan Muara Gembong yang didukung oleh Fujitsu menyelenggarakan Merdeka Clean Up Muara Gembong
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Penyelenggaraan trail run memberi multiplier effect bagi sektor perekonomian daerah.
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved