Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis anak lulusan Fakultas Kedokteran UGM Kurniawan Satria Denta menuturkan vaksin human papillomavirus (HPV) paling optimal diberikan saat seseorang memasuki praremaja dan belum aktif secara seksual dibandingkan diberikan kala dewasa.
"Kalau vaksin HPV diberikan anak karena paling optimal diberikan pada usia kira-kira praremaja. Optimal dalam memberikan kekebalan tubuh," kata dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (19/12).
Vaksinasi dikatakan dapat menjadi upaya untuk mencegah infeksi HPV, kanker serviks atau leher rahim, dan kanker terkait HPV lainnya.
Baca juga: Pendarahan Usai Berhubungan Intim Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks
Denta merujuk studi mengatakan saat vaksin diberikan pada mereka yang berusia praremaja yakni 9 tahun hingga 14 tahun dan belum aktif melakukan hubungan seksual, antibodi yang terbentuk sangat tinggi sehingga mereka hanya membutuhkan dua kali suntikan atau dua dosis. Sementara mereka yang sudah berusia 15 tahun ke atas, membutuhkan tiga dosis vaksin HPV.
Kemudian, terkait keamanan vaksin, dia berkaca pada data di Amerika Serikat (AS) dengan cakupan pemberian vaksinasi sekitar 100 juta dosis sejak 2006 hingga 2016 bahwa tidak ditemukan efek samping yang parah.
"Kalau disuntik nyeri tetapi penurunan infeksinya bisa hampir 100%," kata Denta.
Baca juga: Penyintas HPV-DNA Positif Dipastikan Masih Bisa Hamil
Lalu, meskipun vaksin disarankan diberikan pada usia praremaja, namun orang-orang yang dewasa dan telah aktif secara seksual tetap bisa divaksin.
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Keven Tali, vaksin bahkan bisa diberikan pada orang yang berusia 55 tahun.
"Usia 9 tahun -14 tahun dua dosis. Tapi orang-orang yang sudah menikah pun dan ingin divaksin, sudah punya anak pun itu masih bisa bahkan sampai usia 55 tahun juga tidak apa-apa. Misalnya ingin divaksin tinggal dikonsultasikan ke dokter," ujar dokter yang menegaskan vaksin bertujuan untuk mencegah bukannya untuk mengobati penyakit.
Kemudian, selain vaksinasi, dia menyarankan orang-orang yang sudah aktif secara seksual juga menjalani pap smear.
"Jadi dimasukkan alat ke vagina lalu kita swab. Itu tindakan hanya sebentar, diperuntukkan perempuan yang sudah pernah ada kontak seksual karena memasukkan alat ke dalam vagina yang berpotensi merusak selaput dara," kata Keven. (Ant/Z-1)
Sinergi antara dunia industri dan institusi pendidikan, akan memperkuat ketahanan kesehatan nasional serta mempercepat kemandirian industri farmasi dan vaksin di Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Bio Farma menjalin kemitraan strategis, dan pengembangan kapasitas produksi vaksin skala besar.
Vaksin HPV 9-valen memberikan perlindungan tambahan terhadap lima genotipe berisiko tinggi lainnya (HPV 31, 33, 45, 52, dan 58).
PT Bio Farma (Persero) menyoroti pentingnya transfer teknologi, kemitraan strategis, dan pengembangan kapasitas produksi vaksin skala besar.
Imunisasi HPV juga akan diberikan untuk anak laki-laki di bawah 15 tahun untuk mencegah kanker serviks.
Kanker ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus, yaitu papillomavirus human (HPV), dalam alat kelamin wanita. HPV sebenarnya memiliki banyak subtipe
Vaksinasi HPV dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi Human papillomavirus atau HPV, virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Virus HPV ini jahat, bukan hanya kanker serviks dia bisa bikin kutil kelamin, kanker tenggorokan, dan kanker penis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved