Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGGUNAAN media sosial yang berkembang pesat ternyata menimbulkan berbagai efek samping dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu yang menjadi perhatian akhir-akhir ini maraknya kasus cyber-bullying, yaitu perundungan dan pembunuhan karakter seseorang yang dilakukan melalui media sosial.
Hal inilah yang menginspirasi lahirnya film Indonesia berjudul 'Budi Pekerti' yang juga didukung oleh brand kecantikan MS Glow. MS Glow merasa prihatin dengan dampak buruk yang ditimbulkan oleh cyber bullying.
Baca juga: Lawan Cyber Bullying dengan Cara Hindari Respons Impulsif
Hujatan yang dilontarkan netizen bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, bahkan menghancurkan kehidupan korban.
Padahal, media sosial harusnya bukan difungsikan untuk hal-hal negatif. Bagaimana bentuk dukungan MS Glow pada pemberantasan aksi perundungan online.
Sekilas tentang Film Budi Pekerti
“Budi Pekerti” merupakan film drama Indonesia yang dirilis pertama di Festival Film Internasional Toronto pada 9 September 2023 lalu.
Setelahnya, film ini juga dirilis secara resmi pada 25 Oktober 2023 di Jakarta Film Week. Adapun pemerannya adalah Sha Ine Febriyanti (Bu Prani Siswoyo), Dwi Sasono (Didit Wibowo/suami Bu Prani), Angga Aldi Yunanda (Muklas “Animalia” Waseso), dan Prilly Latuconsina (Tita Sulastri).
Film ini menceritakan bagaimana guru BK bernama Bu Prani harus mendapat kecaman lantaran ada orang yang merekamnya saat sedang menegur seseorang yang menyerobot antrean.
Perekam kemudian membuat skenario menyesatkan bahwa Bu Prani mengumpat pada seorang perempuan tua penjual putu. Alhasil, dia di-bully oleh netizen dan diminta untuk minta maaf.
Baca juga: Ini yang Perlu Anda Tahu Soal Cyberbullying dan Cara Penanganannya
Dia bahkan diminta melepas profesinya sebagai guru BK. Kondisi ini membuatnya semakin sulit, apalagi suaminya saat ini sedang membutuhkan banyak uang untuk mengobati gangguan kesehatan mental akibat usahanya bangkrut saat Covid-19 melanda. Bahkan langkah yang ditempuh untuk mengungkap kebenaran pun buntu karena dijegal banyak pihak.
Nobar Budi Pekerti Bareng MS Glow
MS Glow sangat mendukung ditayangkannya film Budi Pekerti yang mengangkat tema cyber bullying.
Sebagai bentuk apresiasi dan kampanye stop perundungan siber dan dalam rangka menjelang peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November, para mitra bisnis MS Glow di beberapa kota mengajak para guru untuk nobar film Budi Pekerti.
Mereka diundang bukan hanya karena film ini menceritakan tentang kehidupan seorang guru, namun juga dimaksudkan agar para pendidik mampu bertindak sebagai agen yang ikut mengampanyekan pemberantasan cyber bullying.
Adapun nobar ini digelar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Kediri, Malang, Lamongan, dan Surabaya.
Kegiatan nobar juga diisi kegiatan bagi-bagi produk MS Glow dan sharing bersama owner. Jadi tidak hanya sekedar nonton film, kegiatan nobar bareng ini juga semakin seru karena para guru juga mendapatkan bingkisan berupa produk MS Glow.
Baca juga: Kejutan untuk Konsumen, MS Glow Hadirkan Program Wedding Impian
Hal ini dilakukan sebagai bentuk dedikasi MS Glow untuk mendukung para guru untuk memerangi masalah cyber bullying serta menciptakan generasi yang lebih baik.
Selain itu, ada sesi sharing para mitra bisnis MS Glow yang intinya adalah mengajak para guru untuk dapat memanfaatkan media sosial dengan cara positif. Acara ini menekankan bahwa daripada untuk sarana bully, media sosial bisa untuk menghasilkan uang.
Misalnya pada acara nobar yang digelar di Surabaya pada pertengahan November, founder MS Glow Shandy Purnamasari melakukan sosialisasi tentang program dropshipper MS Glow yang bisa diikuti semua orang, tanpa harus ada uang modal.
Dalam program ini, para member droshipper MS Glow bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari rumah hanya dengan mempromosikan produk-produk MS Glow.
Kesempatan itu terbuka bagi siapa saja, termasuk untuk para guru yang tentunya bisa menjadi percontohan anak didik untuk menggunakan teknologi dengan cara yang positif. (RO/S-4)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Anak harus memahami dan menghargai diri dan lingkungan serta mengetahui konsekuensi hukum dan akibat dari kekerasan/perundungan.
Anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.
Orangtua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit.
Salah satu tanda yang mungkin bisa lanjut diperhatikan oleh orangtua yakni anak sering menunjukkan perilaku agresif
Anak-anak yang melakukan perundungan kebanyakan hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian hingga mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit
Melalui platform online seperti Shopee, brand kecantikan lokal semakin berkembang dan memperluas pasar dengan berbagai fitur dan program yang ditawarkan.
Kehadiran anak-anak sebagai kidsfluencer ini rupanya memicu kekhawatiran akan potensi eksploitasi anak
Perubahan ini tidak hanya mencakup penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan
Slogan pick me mengarah kepada perilaku atau sikap seseorang yang berusaha mendapatkan perhatian dan penerimaan dengan cara menonjolkan diri sebagai pribadi yang berbeda.
BUDAYAWAN Banten Uday Suhada mengecam eksploitasi perempuan Badui yang kini marak dilakukan oleh para konten kreator ke media sosial (medsos).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved