Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab dari perburukan kondisi iklim dunia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, berdasarkan pemantauan dari Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kotatabang, terjadi peningkatan konsentrasi CO2 sebesar 2 ppm per tahunnya.
“Tahun 2004 masih sekitar 370 ppm konsentrasi CO2 tahun 2023 sudah mencapai lebih dari 415 ppm. Padahal, unit Kotatabang itu di tengah hutan, tidak di Jakarta, tidak ada polusi. Sehingga bisa dibayangkan di tengah hutan pun konsentrasi CO2 meningkat,” kata Dwikorita dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Rabu (8/11).
Sebagai informasi, GAW Bukit Kotatabang, Sumatra Barat merupakan salah satu alat pengukur yang menjadi referensi mengenai kualitas udara di dunia. Stasiun GAW ini dikenal sebagai stasiun pemantau atmosfer global (SPAG) Kotatabang. SPAG Kotatabang merupakan salah satu dari 31 stasiun global dunia yang termasuk dalam World Meteorological Organization (WMO) GAW Programme.
Baca juga: BMKG: Kenaikan Suhu Global Terus Menciptakan Rekor Panas Baru
“Ini yang mengakibatkan adanya selubung gas rumah kaca di atmosfer dan selubung gas rumah kaca yang menghambat terlepasnya radiasi matahari kembali ke angkasa. Jadi sinar matahari menyinari bumi, lalu dipantulkan oleh permukaan bumi radiasinya kembali ke angkasa, namun setelah puluhan tahun radiasi itu terhalang tidak kembali ke angkasa karena adanya CO2 yang membentuk atau gas-gas rumah kaca,” beber Dwikorita.
Karena adanya peningkatan CO2 itu, ada sejumlah dampak yang terjadi, di antaranya ialah peningkatan suhu udara hingga cuaca ekstrem. Karena hal itu, puncak es Jayawijaya pun diprediksi akan punah pada 2025.
Baca juga: Pertemuan Pemimpin Agama Dunia Hasilkan Deklarasi Abu Dhabi tentang Perubahan Iklim
Dalam hal ini, BMKG pun melakukan berbagai upaya. Di antaranya melakukan adaptasi perubahan iklim dengan melatih petani, nelayan dan masyarakat untuk beradaptasi menyesuaikan kondisi cuaca dan iklim ekstrem.
“Selain itu mencegah terlepasnya gas rumah kaca sebanyak mungkin dengan cara mendorong transformasi dari energi fosil jadi energi non fosil,” ucap dia.
Di samping itu, BMKG juga melakukan penguatan sistematik observasi sebagai fundamental science based policy dan meningkatkan literasi iklim masyarakat serta pemerintah pusat dan daerah.
“Dilakukan juga penguatan SDM di berbagai sektor dalam hal mendukung ketahanan iklim dan menyampaikan ini ke presiden dan Bappenas untuk menyusun pembangunan jangka panjang sampai 2045,” pungkas Dwikorita. (Ata/Z-7)
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
BMKG melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau untuk upaya preventif memperpanjang masa tanggap darurat karhutla
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir.
Hutan dengan kerapatan kayu di atas 70 persen hanya tersisa sekitar 10 ribu hektare. Sementara yang berkepadatan 40–70 persen hanya 8 ribu hektare.
Sebuah inisiatif penting untuk memperkuat tata kelola ekosistem hutan, lahan dan ketahanan iklim di Kalimantan Barat akan segera dilaksanakan mulai 2025 sampai 2032.
Penertiban gabungan ini menyasar 10 titik pelanggaran di dalam kawasan hutan TWA Mega Mendung dan DAS Batang Anai.
Raja Antoni mengucapkan terima kasih atas gelar adat yang diberikan kepadanya. Menteri Kabinet Merah Putih ini mengatakan makna yang ada dalam gelar adat tersebut haruslah ia jalankan.
Penurunan luas karhutla dimulai sejak 2015 seluas 2,6 juta hektare, menjadi 1,6 juta hektar (2019), 1,1 juta hektare (2023), dan 24.154 hektare pada 2024.
Kucing merah Kalimantan, atau dikenal sebagai kucing Borneo (Catopuma badia), adalah spesies kucing liar endemik yang hanya ditemukan di Pulau Kalimantan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved