Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Kucing Merah Kalimantan: Misteri Kucing Liar Endemik Borneo

 Gana Buana
03/6/2025 14:15
Kucing Merah Kalimantan: Misteri Kucing Liar Endemik Borneo
Mengenal Kucing Merah Kalimantan(Mongabay)

KUCING merah Kalimantan, atau dikenal sebagai kucing Borneo (Catopuma badia), adalah spesies kucing liar endemik yang hanya ditemukan di Pulau Kalimantan. Spesies langka ini terancam punah dan menjadi simbol pentingnya konservasi hutan tropis. Artikel ini akan mengulas ciri-ciri, habitat, ancaman, dan upaya pelestarian kucing merah Kalimantan.

Apa Itu Kucing Merah Kalimantan?

Kucing merah Kalimantan adalah kucing liar kecil dengan bulu cokelat kemerahan yang khas. Spesies ini dikenal elusif, nokturnal, dan sulit diamati, menjadikannya salah satu satwa paling misterius di Borneo. Berikut adalah karakteristik utamanya:

  • Warna Bulu: Cokelat kemerahan atau keabu-abuan, dengan bagian bawah lebih pucat.
  • Ukuran: Panjang tubuh 50–60 cm, ekor 30–40 cm, berat 3–4 kg.
  • Ciri Khas: Kepala bulat, telinga lebar, dan tanda “M” di belakang kepala.
  • Kecepatan: Diperkirakan sebagai kucing tercepat di Kalimantan, mencapai 1,2 km/jam.

Habitat dan Penyebaran

Kucing merah Kalimantan mendiami hutan tropis primer, termasuk hutan dataran rendah, hutan bukit, dan hutan rawa, hingga ketinggian 500 m.

Beberapa laporan menyebut keberadaannya di 1.800 m di Gunung Kinabalu, meskipun belum terkonfirmasi. Spesies ini sering terdeteksi di dekat sungai atau hutan bakau.

Penyebarannya terbatas di Kalimantan, meliputi:

  • Kalimantan Tengah, Timur, Barat, dan Utara (Indonesia).
  • Sabah dan Sarawak (Malaysia).

Penampakan signifikan tercatat di Taman Nasional Kayan Mentarang, Sungai Kapuas Hulu, dan Taman Nasional Gunung Palung.

Perilaku dan Peran Ekologis

Kucing merah adalah predator nokturnal yang berburu tikus, burung, reptil, dan kadang monyet kecil. Sebagai predator puncak, spesies ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem hutan dengan mengendalikan populasi hewan kecil. Keberadaannya juga menjadi indikator kesehatan hutan tropis Kalimantan.

Status Konservasi: Terancam Punah

Menurut IUCN Red List, kucing merah Kalimantan diklasifikasikan sebagai terancam punah (Endangered) sejak 2002, dengan populasi dewasa kurang dari 2.500 ekor. Ancaman utama meliputi:

  1. Deforestasi: Konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit telah mengurangi habitat hingga 50% sejak 1970-an.
  2. Perburuan dan Jerat: Perburuan ilegal untuk perdagangan satwa dan jerat tidak sengaja oleh masyarakat lokal.
  3. Kurangnya Data: Minimnya penelitian tentang ekologi dan reproduksi menyulitkan konservasi.

Spesies ini dilindungi oleh undang-undang di Indonesia (PP No. 7/1999) dan Malaysia, serta terdaftar di CITES Appendix II, yang melarang perdagangan.

Penemuan Terkini

Pada 2023, kucing merah terekam kamera pengintai di Taman Nasional Kayan Mentarang setelah absen selama 20 tahun. Penemuan ini menegaskan pentingnya pelestarian hutan primer. Kamera jebak juga mencatat keberadaannya di Hutan Lindung Sungai Wain (2021) dan Lanskap Rungan (2016).

Upaya Konservasi

Beberapa langkah telah diambil untuk melindungi kucing merah Kalimantan, antara lain:

  • Pemasangan Kamera Jebak: Digunakan oleh Borneo Nature Foundation dan BKSDA Kalimantan Tengah untuk memantau distribusi.
  • Workshop Konservasi: BKSDA Kalimantan Tengah mengadakan lokakarya pada 2022 untuk meningkatkan kesadaran.
  • Pelestarian Hutan: Menjaga hutan primer dan menciptakan koridor satwa liar.

Masyarakat lokal juga perlu diedukasi agar tidak memburu kucing merah, yang sering dianggap hama.

Mengapa Kucing Merah Penting?

Kucing merah Kalimantan bukan hanya satwa langka, tetapi juga simbol kekayaan biodiversitas Borneo. Melindungi spesies ini berarti menjaga hutan tropis yang menjadi rumah bagi ribuan spesies lain. Dengan dukungan penelitian, konservasi, dan kesadaran masyarakat, kita dapat mencegah kepunahan kucing liar yang misterius ini.

Cara Mendukung Konservasi

Berikut adalah cara Anda dapat membantu:

  • Dukung organisasi konservasi seperti Borneo Nature Foundation.
  • Hindari produk yang berkontribusi pada deforestasi, seperti minyak kelapa sawit tidak berkelanjutan.
  • Sebarkan informasi tentang pentingnya melindungi kucing merah Kalimantan.

Kesimpulan

Kucing merah Kalimantan adalah harta karun biodiversitas yang terancam punah. Dengan ancaman deforestasi, perburuan, dan minimnya data, upaya konservasi menjadi sangat krusial.

Penemuan terbaru di Kalimantan Utara memberikan harapan, tetapi pelestarian hutan dan edukasi masyarakat adalah kunci untuk masa depan spesies ini. Mari bersama-sama menjaga kucing Borneo agar tetap hidup di hutan Kalimantan! (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya