Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNI Emirat Arab menjadi tuan rumah Pertemuan Puncak Pemimpin dan Pemuka Agama Dunia pada 6–7 November 2023. Konferensi internasional ini berlangsung di bawah pembinaan Presiden Uni Emirat Arab, Syeikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan yang ikut menyaksikan pembukaan dan penandatanganan ‘Deklarasi Abu Dhabi tentang Perubahan Iklim’.
Hadir juga, Menteri Toleransi dan Koeksistensi (Hidup Berdampingan) Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan, Presiden Conference of the Parties (COP) 28 Dr. Sultan Ahmed Al Jaber, Wakil Al-Azhar yang mewakili Grand Syek Al-Azhar Dr. Mohamed Al-Duwaini, serta Sekretaris Negara Tahta Suci mewakili Paus Fransiskus Kardinal Pietro Parolin. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres ikut berpartisipasi melalui rekaman pesan video.
Hadir pula, Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin Konselor Mohammed Abdelsalam, serta berbagai pemimpin agama, akademisi, masyarakat adat, dan pakar lingkungan hidup dari seluruh dunia.
Pada sesi pembukaan, Menteri Toleransi dan Koeksistensi UEA, Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan menyatakan bahwa komitmen para pemimpin agama untuk melindungi planet Bumi menginspirasinya dan memberinya harapan dan keyakinan.
Dia menunjukkan bahwa COP28 akan menyatukan dunia untuk mencapai tujuan bersama: mengurangi pemanasan global ke tingkat pra-industri dan pada gilirannya berkontribusi pada realisasi tujuan iklim Perjanjian Paris.
“Kita semua mempunyai tugas suci untuk melindungi planet Bumi dan penghuninya, menjadikan pertemuan puncak ini sebagai contoh kerja keras yang harus kita lakukan,” tegas Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan di Abu Dhabi, dalam keterangannya Senin (6/11).
baca juga: Tokoh Agama ASEAN Harus Berkontribusi Terhadap Perubahan Iklim
Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan lebih lanjut menekankan bahwa tuan rumah UEA pada COP28 sejalan dengan visi bijak dari para pemimpin negara dan Presiden UEA Syeikh Muhammad bin Zayed Al Nahyan, yang menjadi pelindung penyelenggaraan KTT.
UEA, kata Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan, telah bekerja dengan tekun dan gigih untuk menjadi model global untuk masa depan yang berkelanjutan
Syeikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan juga memuji kerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin (MHM), Presiden COP28, dan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyampaikan pesan dari UEA kepada dunia, menganjurkan harapan, perdamaian, kepedulian terhadap Bumi, dan penghuninya.
‘Deklarasi Abu Dhabi tentang Perubahan Iklim’ ditandatangani 28 pemimpin dan tokoh yang mewakili 18 agama berbeda. Deklarasi ini mendesak pejabat pemerintah dan para pemimpin untuk segera merespons dengan melakukan transisi cepat menuju energi berkelanjutan untuk memastikan keadilan iklim.
Seruan ini juga mendorong para pemimpin dunia usaha dan pembuat kebijakan untuk melakukan transisi yang cepat dan adil menuju sumber energi ramah lingkungan, meningkatkan layanan yang bertujuan mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, terutama pada komunitas yang rentan.
Para pemimpin agama terkemuka juga menyatakan dukungan mereka terhadap 'Paviliun Iman' di COP28, yang diselenggarakan bersama oleh MHM, Presiden COP28, Program Lingkungan PBB, dan Tahta Suci, untuk pertama kalinya dalam sejarah COP28.
Para pemimpin juga mendorong pertemuan lanjutan COP untuk menyampaikan pesan harapan dan seruan agar bertindak, mendukung pengembangan wacana lingkungan berbasis agama.
Para peserta KTT juga menyerukan kepada para pembuat kebijakan dan pemimpin global yang akan menghadiri COP28 untuk memanfaatkan momen penting ini dan bertindak segera, untuk membentuk kerangka aksi kolektif dan tanggung jawab yang mendalam.
Mereka lebih lanjut menekankan bahwa keadaan yang mendesak ini memerlukan tindakan yang cepat, kooperatif, dan tegas. (N-1)
ADA kata-kata bijak, ‘pemimpin itu juga guru’. Maknanya, pemimpin semestinya juga berjiwa pendidik karena ucapan, sikap, dan perilakunya harus bisa menjadi contoh.
Acara ini dimaknai sebagai capaian tonggak kepemimpinan dan praktisi muda yang telah menyelesaikan serangkaian pembelajaran intensif selama hampir 6 bulan.
Pemimpin yang sukses di era digital bukan hanya mereka yang menguasai teknologi, tetapi juga yang mampu membentuk budaya kerja yang agile dan kolaboratif.
LAN merilis Indonesia Leadership Outlook 2025 yang mengulas tantangan para pemimpin tahun ini. 3 tantangan utama adalah integritas dan korupsi, teknologi dan transformasi digital
Ada tiga nilai utama yang bisa membuat pemimpin bisa bertahan menghadapi berbagai situasi. Ketiga nilai ini ialah fondasi dari setiap keputusan dan langkah para pemimpin masa depan.
Dampak pengembangan IQ, EQ, dan SQ secara simultan pada aspek personal terhadap peserta pelatihan dapat peningkatan kesadaran diri (Self-Awareness).
PAUS Leo XIV meminta gereja Katolik merespons perkembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence, AI) dalam pernyataan perdananya kepada Kolese Kardinal, 10 Mei 2025.
Persoalan di Manggarai, Jakarta Selatan, lebih tepat diatasi bila ada lowongan pekerjaan yang disiapkan bagi anak-anak muda di sana.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman panjang mengelola keberagaman agama dan budaya.
INDONESIA akan menjadi tuan rumah International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Leadership Meeting 2025 yang membahas peran agama dalam pembangunan global
Gua Maria adalah sebuah tempat yang dibangun khusus untuk kegiatan peziarahan dan keagamaan kepada Maria dan biasanya terletak di tempat yang jauh dari pusat kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved