Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) Prof Hardinsyah menyarankan orangtua memperkenalkan ikan sejak anak berada dalam kandungan agar mereka menyukai hidangan ikan.
"Ingin menanamkan kebiasaan dari penelitian terkini, cita rasa perlu dibangun sejak kehamilan. Janin yang terbentuk sejak usia kehamilan dua atau tiga bulan, mulai dari itu dia sudah bisa menangkap bahwa dari plasenta cita rasa makanan tadi sudah mulai terekam," kata Hardinsyah, dikutip Rabu (25/10).
Selanjutnya, pada masa menyusui, ibu sebaiknya juga rutin mengonsumsi ikan.
Baca juga: Menkes Tegaskan Pentingnya Pencegahan Stunting Sejak Masa Kehamilan
Hardinsyah merekomendasikan konsumsi ikan minimal 100 gram satu hari atau empat kali minimal satu minggu demi mendapatkan manfaat seperti perbaikan gizi, mencegah penyakit termasuk penyakit jantung koroner (PJK), dan demi kecerdasan anak.
"Ibu ketika menyusui itu cita rasa ikan masuk ke dalam ASI, ibu makan ikan maka si anak merespon pernah merasakan cita rasa," tutur Hardinsyah.
Lalu, setelah anak usia enam bulan atau masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), anak dikenalkan hidangan ikan dalam tekstur cair semisal bentuk sup dan setelah usianya 8 bulan mulai dikenalkan ikan dalam tekstur lembut.
Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Kecerdasan Anak
Ikan, sambung Hardinsyah, secara umum bisa diterima mulai dari anak-anak sampai orang tua, memiliki tekstur lembut dan dapat diolah menjadi apa saja mulai dari yang bersifat cair, bahkan sampai digoreng yang teksturnya lebih renyah.
Ikan mengandung belasan nutrisi seperti protein, lemak baik seperti omega-3, DHA, vitamin D untuk meningkatkan ketahanan tubuh, mineral, kalsium, zat besi dan zink.
Zat besi, zink, vitamin B12 dan B9 dibutuhkan tubuh terutama pada wanita hamil demi mencegah anemia, semua nutrisi itu ada di dalam ikan. (Ant/Z-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Menurut dokter spesialis gizi, konsep Isi Piringku yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan juga dapat diterapkan sebagai salah satu cara mencegah masalah anemia.
Untuk іtu, bаgі ibu hаmіl, mеnjаgа kondisi kеѕеhаtаn ѕаngаt реntіng dіlаkukаn. Sаlаh ѕаtunуа dengan tіdаk ѕеmbаrаngаn mеmіlіh jеnіѕ mаkаnаn.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso Agustina Nurmala menekankan pentingnya para ibu hamil memahami tanda-tanda bahaya persalinan.
Meskipun sering kali dianggap penting hanya pada masa anak-anak, imunisasi sepanjang hidup adalah praktek yang sangat penting untuk menjaga kesehatan kita.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved