Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait untuk terus mengabarkan prediksi hujan mingguan. Terutama di awal musim penghujan.
“Kami akan terus menjalin komunikasi kepada masyarakat melalui berbagai kanal khususnya selama 10 hari pertama untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan,” ungkaPelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BMKG Abdul Muhari (Aam) saat dihubungi Media Indonesia pada Minggu (15/10).
Menurut Aam wilayah bagian utara garis khatulistiwa diprediksi akan menerima curah hujan tinggi secara konsisten yang dapat menimbulkan bencana banjir dan longsor.
Baca juga: Puncak Musim Penghujan Diprediksi Terjadi di Awal 2024
“Wilayah seperti Sumatra bagian tengah ke utara seperti Sumbar, Riau, Sumut, Aceh, lalu Kalimantan dan Sulawesi bagian tengah ke utara seperti Kalbar bagian utara, kaltim, Kaltara, Sulteng, Sulut dan Halmahera Utara secara bergantian mengalami banjir dengan intensitas cukup tinggi,” jelasnya.
Kendati saat ini sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam periode kemarau, Aam menyarankan untuk wilayah yang sudah memasuki musim hujan agar masyarakat selalu mengantisipasi bencana hidrometeorologi basah saat memasuki musim penghujan.
Baca juga: BMKG: SLG-Tsunamy Ready Community Strategi Wujudkan Nol Korban Bencana
“Memasuki periode penghujan yang perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang dan longsor. Apalagi saat ini tanah dalam tanah gembur karena kekeringan sehingga ketika terkena hujan lebat akan rawan longsor,” katany.
Maka dari itu, Aam mengatakan perlu adanya antisipasi dan kesiapan dari masyarakat dalam menghadapi musim hujan, salah satunya adalah dengan memastikan saluran air yang bersih dan tersedianya bendungan.
“Antisipasi yang perlu diperhatikan bisa dilakukan dari lingkungan rumah masing-masing yaitu pastikan saluran air dalam kondisi bersih dan siap untuk menerima aliran air hujan ketika curah hujan datang dalam skala besar,” ungkapnya.
Sementara untuk pengendalian pada tataran pengambil kebijakan, BNPB telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan aliran sungai yang lancar.
“Dalam skala besar, pihak kami di daerah telh bekerja sama dengan daerah untuk memastikan sungai dan bendungan siap menerima dan mengalirkan air,” jelas Aam. (Z-10)
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG kini menempatkan diri sebagai lembaga strategis berbasis sains dan teknologi yang menjadi salah satu ujung tombak pembangunan dan kebijakan nasional.
Warga DKI Jakarta hari ini, Kamis 14 Agustus 2025, bisa menyiapkan agenda luar ruang tanpa khawatir hujan.
Berdasarkan BMKG, gempa bumi tektonik magnitudo 4.7 terjadi Rabu (13/8) sekitar pukul 08.32 WIB terletak di koordinat 7.66 LS dan 107.15 BT.
BMKG melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap ketiga di Provinsi Riau untuk upaya preventif memperpanjang masa tanggap darurat karhutla
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan, berawan tebal, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 hingga 12 Agustus 2025
BNPB mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas tahun ini relatif kecil, hanya sekitar 3.000 hektare
Abdul Muhari pun mengimbau kepada seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved