Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan di Indonesia pada tahun 2023 tidak terjadi secara merata. Ini diakibakant tingginya keragaman iklim di sejumlah wilayah.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab mengatakan sebagian wilayah akan memasuki musim hujan lebih awal dan sebagian lainnya memasuki musim hujan lebih lambat. Tetapi secara umum, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada akhir November 2023.
“Musim penghujan tahun 2023-2024 itu datangnya tidak merata di seluruh Indonesia. BMKG membuat Zona Musim atau ZOM yang memetakan 699 wilayah di seluruh Indonesia, di mana setiap zona itu berbeda-beda, ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” jelasnya saat dihubungi Media Indonesia pada Minggu (15/10).
Baca juga: BMKG: SLG-Tsunamy Ready Community Strategi Wujudkan Nol Korban Bencana
Fachri menjelaskan secara umum wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih dahulu adalah yang berada di wilayah Barat diantaranya pulau Sumatera dan Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.
“Contoh secara umum pada awal oktober ini yang sudah masuk musim penghujan adalah Aceh, Sumut, kemudian nanti bulan November diprediksi berlanjut ke sebagian besar wilayah Indonesia barat lainnya,” ujarnya.
Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Wilayah Kisaran Samudra Hindia
Untuk wilayah yang saat ini yang rawan dan tengah diterpa kebakaran hutan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, diperkirakan periode musim penghujan akan mundur satu hingga lebih dari tiga dasarian. Dasarian merupakan satuan meteorologi yang lamanya 10 hari.
“Untuk daerah yang diperkirakan mundur satu hingga lebih dari tiga dasarian di wilayah Sumatera bagian Tengah hingga Selatan, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, Kalimantan bagian Tengah hingga Selatan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, dan Maluku,” katanya.
Sementara itu, untuk wilayah Sumatera bagian tengah hingga utara, sebagian Kalimantan bagian utara dan sebagian besar Papua secara umum telah memasuki awal musim hujan.
“Meski begitu, puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2024,” jelasnya.
Sementara itu, untuk wilayah Jabodetabek, Fachri memperkirakan musim hujan di wilayah ini akan mundur 20 hingga 30 hari dari daerah yang lebih dulu memasuki musim hujan pada November mendatang.
“Untuk wilayah Jabodetabek periode awal musim hujan diperkirakan mundur dua hingga tiga dasarian dan diprakirakanakan memasuki awal musim hujan pada November dasarian II dan III,” ujarnya.
Sementara untuk intensitas curah hujan, Fachri menjelaskan bahwa sebagian besar jumlah curah hujan bulanan masih bersifat normal. “Intensitas curah hujan bulanan masih dalam kategori normal sebesar 7% hingga 9%, tetapi harus diwaspadai jumlah curah hujan dalam skala harian,” ungkapnya. (Z-10)
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan
GEMPA bumi bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Rabu (23/7) pukul 21.06 WITA, mengakibatkan tiga rumah warga mengalami kerusakan.
BMKG mencatat sebanyak 11 gempa susulan terjadi setelah gempa utama bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/7) malam.
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi, Kamis (24/7). Gempa bumi itu merupakan gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 24 Juli 2025. Cuaca diperkirakan akan cukup bersahabat.
Bibit Siklon Tropis 99W terpantau di perairan barat Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Laut Cina Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved