Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perguruan Tinggi Berperan Penting Ciptakan Pemimpin Berkualitas

Media Indonesia
11/10/2023 16:18
Perguruan Tinggi Berperan Penting Ciptakan Pemimpin Berkualitas
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menyampaikan Orasi Ilmiah di Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman.(MI)

PERAN perguruan tinggi sangat krusial untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan adaptif dan kolaboratif. SDM yang mampu menjadi seorang pemimpin berkualitas dan mampu memimpin dengan hati.

"Dalam satu dekade terakhir para pakar manajemen kerap merekomendasikan para eksekutif untuk memulai pekerjaannya dengan passion," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menyampaikan Orasi Ilmiah bertema Perform with Passion dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (11/10).

Sejatinya, ujar Lestari, di dunia ekonomi dan bisnis, passion dipercaya menghasilkan daya dorong untuk menciptakan engagement dan memampukan seseorang membuat performa kerja secara maksimal.

Baca juga: Tak Penuhi Standar, Setiap Tahun 200-an PTS Dimerger

Bila mengikuti perkembangan hari ini bagaimana organisasi itu dikelola, baik itu organisasi pendidikan, korporasi maupun lembaga-lembaga di pemerintahan, menurutnya diperlukan sebuah kesinambungan tidak hanya kemampuan kepemimpinan, tetapi bagaimana melahirkan pemimpin yang mampu memimpin dengan hati.

“Kesuksesan seorang pemimpin, ditandai oleh lahirnya pemimpin baru yang mampu mengemban tugas dan tantangan di masa berikutnya,” katanya.

Lestari mengatakan dibutuhkan optimalisasi sumber daya agar organisasi memiliki daya ungkit dan daya dorong yang menciptakan hubungan yang baik antara atasan dan bawahan dengan hasil akhir capaian yang merepresentasikan keinginan bersama.

Baca juga: Pembukaan Program Studi Baru Harus Berdasarkan Pertimbangan yang Matang

Apalagi, saat ini dunia berhadapan dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh perang, perubahan teknologi, harga komoditas dan energi.

Untuk menghadapi kondisi itu dunia bisnis perlu mengadopsi manajemen yang mampu melahirkan pemimpin yang bekerja dengan hati. Selain itu, tegas dia, seorang pemimpin harus qualified.

"Tahu yang dia tahu, tahu yang dia tidak tahu, dan tidak sok tahu bila tidak tahu," ujarnya.

Pemimpin, tegas dia, perlu menghimpun para ahli yang bekerja dalam satu tim untuk menutup ketidaktahuan sang pemimpin. Diperlukan kemampuan adaptif dan kolaboratif dalam kerjasama tim tersebut.

“Dalam organisasi yang dinamis, passion menjadi kunci agar organisasi mampu berjalan menghadapi tantangan, beradaptasi sehingga memiliki kemampuan bertahan,” tutur Rerie.

Kemampuan bertahan suatu organisasi, ujar Lestari, bisa diwujudkan melalui model pembelajaran dengan lima disiplin yang diperkenalkan Peter Senge, yaitu sistem berpikir (system thinking), penguasaan diri (personal mastery), model mental (mental model), pembelajaran berbasis kelompok (team learning), dan visi bersama (shared vision).

Lestari mengatakan civitas academica sebagai agen pengetahuan dihadapkan pada tantangan dan tuntutan pilihan rasional atas optimalisasi waktu serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, untuk melahirkan para calon pemimpin masa depan yang dapat menjalankan kepemimpinan dengan hati.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya