Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
AHLI Gizi Masyarakat dr Tan Shot Yen mengatakan bahwa status gizi anak perlu terus dipantau agar anak yang terlanjur stunting tidak menjadi obesitas saat bertumbuh dewasa.
"Kita harus cek riwayatnya dulu, stunting kalau tidak ada masalah kelebihan berat badan, tidak ada wasting (berat badan kurang jika dibandingkan tingginya), anak ini tidak boleh didorong terus (untuk makan) sehingga berat badannya melonjak," kata Tan, Kamis (5/10), seperti dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan, apabila anak stunting terus didorong dengan pola makan yang berkalori, maka akan membahayakan perkembangannya. "Berat badannya akan meledak, itu salah satu mimpi buruk dari stunting, obesitas," ujar dia.
Menurutnya, stunting itu kondisi yang sangat kompleks, sehingga harus ada pemahaman yang sama tentang ini.
"Jadi kalau mau lihat anak stunting kita harus cek dulu, makanya stunting harus ditangani dokter, enggak boleh lagi ditangani kader atau bidan," ucapnya.
Dia juga menyebutkan bahwa pemahaman tentang stunting perlu disamakan agar penanganannya juga tepat.
"Kita tahu bahwa stunting itu gangguan gizi kronik selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak, yang berakibat pada tinggi badan menurut umur, berada di kurva merah ke bawah (pada buku Kesehatan Ibu dan Anak atau KIA), itu minus dua standar deviasi ke bawah," kata dia.
Ia menegaskan, permasalahan stunting bisa dituntaskan justru bukan dari masalah gizi, melainkan lebih kepada intervensi sensitif.
"70 persen penuntasan masalah stunting itu justru bukan dari masalah gizi, maka kenapa yang disebut pencegahan dan penanggulangan spesifik dan sensitif, karena kebersihan, imunisasi, perumahan itu sangat berpengaruh, sehingga semua kementerian, lembaga, masyarakat harus bekerja sama," tuturnya.
Sementara itu, Plt Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Lovely Daisy menyebutkan bahwa anak di atas usia enam bulan juga perlu diperhatikan makanan pendamping ASI atau MPASI-nya.
"Begitu usia masuk enam bulan sampai 23 bulan itu anak dapat MPASI, di usia itu mulai terjadi peningkatan stunting yang cukup tinggi, artinya MPASI yang diberikan pada bayi dan balita tidak mencukupi kebutuhannya," kata Lovely.
Ia menegaskan pentingnya protein hewani pada MPASI anak. "Orang tua juga perlu memperhatikan komposisi pada MPASI, karena cenderung kurang mengandung protein hewani, padahal untuk cegah stunting perlu protein hewani," ujar dia.
Ia juga menekankan pentingnya mengontrol berat badan anak, karena setiap bulan berat badan anak harus naik.
"Kalau tidak naik pasti ada sesuatu, makannya kurang atau dia sakit. Harus diidentifikasi penyebabnya apa, dan diperbaiki makannya," ucapnya.
Untuk itu, ia menyatakan bahwa Kemenkes terus berupaya memperkuat intervensi spesifik untuk menangani stunting.
"Kalau sektor kesehatan kita perkuat di intervensi spesifik, kalau ada masalah gizi ditemukan kita tata laksana, kalau ada ibu hamil
kurang energi kronis kita tata laksana, ibu hamil ini harus periksa kehamilan minimal enam kali, dua kalinya dengan dokter, kalau semua sudah dikerjakan, mau hadir dan fokus, pasti (stunting) teratasi," tutur dia. (Z-6)
Obesitas berkontribusi pada munculnya peradangan kronis (inflammaging) yang mempercepat kerusakan molekuler dan mengurangi kemampuan regenerasi sel.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Obesitas berdampak pada menurunnya daya ingat, konsentrasi, hingga risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, stroke, dan demensia.
Skor ini digunakan untuk mengelompokkan variasi genetik guna memprediksi karakteristik tertentu, yang dalam hal ini adalah BMI.
Ilmuwan Salk Institute menggunakan teknologi CRISPR untuk mengidentifikasi mikroprotein kunci dalam sel lemak, berpotensi jadi target terapi obesitas.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Penelitian terbaru menemukan paparan gelombang panas berulang dapat mempercepat proses penuaan manusia.
Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen.
Sektor kesehatan di Indonesia kini memasuki fase baru dengan hadirnya teknologi pemindai PET/CT Biograph Vision Quadra di RS EMC Grha Kedoya.
Dorongan untuk hidup lebih sehat, lebih lama, dan lebih baik kembali digaungkan melalui ajang AIA Vitality Live 2025.
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved