Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Gemar Konsumsi Jajanan Viral Bisa Sebabkan Kualitas Kesehatan Menurun

Basuki Eka Purnama
26/8/2025 20:45
Gemar Konsumsi Jajanan Viral Bisa Sebabkan Kualitas Kesehatan Menurun
Ilustrasi(Freepik)

WAKIL Ketua Perhimpunan Dokter Antipenuaan, Wellness, Estetik, and Regeneratif Indonesia (Perdaweri) Maya Surjadjaja mengingatkan bahwa kualitas kesehatan pengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan viral berpotensi turun, sekaligus mempercepat penuaan kulit.

"Makanan yang menjadi tren dan digemari anak muda biasanya tinggi gula dan gorengan dengan tepung mengandung advanced glycation end products (AGEs) yang merusak kolagen. Kalau kolagen rusak, kulit jadi kering, kusam, dan keriput lebih cepat," kata Maya, dikutip Selasa (26/8).

Ia menjelaskan, kesehatan usus berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk menjaga kesehatan otak.

Maya menyebut, konsep gut, brain, dan skin axis menunjukkan bahwa kondisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi kesehatan kulit dan bahkan kesehatan otak seseorang.

Gut-brain-skin axis adalah jaringan komunikasi kompleks dan interaksi dua arah antara usus, otak dan kulit. 

Konsep ini merupakan koneksi antara kulit dan otak terhadap sistem pencernaan, yang memiliki peran krusial dalam sistem kekebalan dan sistem neuroendokrin, yakni sistem saraf yang bertugas memproduksi hormon.

"Kalau usus sehat, kulit lebih terjaga dan pikiran pun lebih seimbang," kata Maya.

Lebih lanjut Maya menyampaikan, masyarakat juga perlu memahami bahwa tidak semua lemak buruk.

Ia menegaskan, lemak sehat justru dibutuhkan untuk menjaga elastisitas kulit dan keseimbangan hormon.

"Kalau terlalu takut makan lemak, kulit bisa tampak lebih tua. Jadi, yang penting adalah memilih lemak sehat, bukan menghindarinya sama
sekali," ujarnya.

Guna menghindari dampak buruk makanan cepat saji, maka penting untuk menerapkan gaya hidup berkesinambungan, mulai dari mengatur pola makan bergizi seimbang, cukup tidur, mengelola stres, hingga rutin berolahraga.

"Obat atau tindakan estetik hanya pelengkap. Dasarnya tetap pola hidup sehat," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya