Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DOKTER spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Diani Kartini menyebut 75% hingga 85% kasus kanker kepala dan leher disebabkan dari penggunaan tembakau.
Penggunaan tembakau tersebut termasuk dalam bentuk merokok linting, cerutu, pipa, bahkan mengonsumsi tembakau kunyah secara rutin.
"Tembakau adalah faktor risiko paling besar untuk kanker kepala dan leher, termasuk kebersihan mulut," ujar Diani, dikutip Sabtu (9/9).
Baca juga: Kanker Melonjak pada Kalangan Usia di Bawah 50 Tahun
Diani mengatakan kanker kepala dan leher adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kanker yang berkembang di mulut, tenggorokan, hidung, kelenjar ludah, atau area lain di kepala dan leher.
Kanker ini biasanya muncul di sel skuamosa yang melapisi mulut, tenggorokan (faring), dan kotak suara (laring).
Karena lokasinya yang terletak di saluran pernapasan, kanker kepala dan leher serta efek samping pengobatannya dapat mengganggu kemampuan penderitanya untuk makan, menelan, dan bernapas.
Baca juga: Ini Cara Memeriksa Gejala Kanker Kepala dan Leher Secara Mandiri
Diani menyebut jenis kanker kepala dan leher yang paling sering dan banyak dialami di Indonesia adalah kanker nasofaring, tiroid, dan rongga mulut.
"Tiroid gejalanya adalah adanya benjolan di leher, kalau kanker rongga mulut jumlahnya lebih sedikit tapi ini serius, salah satu cirinya adalah sariawan yang tidak kunjung sembuh bisa lebih dari dua minggu," jelas Diani.
Selain tembakau, mengonsumsi alkohol secara rutin juga merupakan faktor risiko terbesar penyebab kanker kepala dan leher.
Diani menganjurkan masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan diri ketimbang mengedepankan kepuasan sementara, seperti menghindari produk tembakau dan minuman beralkohol. Pola hidup sehat dan olahraga rutin merupakan solusi terbaik dari segala penyakit.
Diketahui, Indonesia menempati posisi ke-3 setelah India dan Tiongkok dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Statista Consumer Insights mencatat terdapat 112 juta perokok di Indonesia pada 2021, dan jumlah itu diproyeksikan akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030.
Sementara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018 mencatat jumlah perokok laki-laki Indonesia usia di atas 15 tahun mencapai 62,9%. (Ant/Z-1)
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
“Selama ini dia enggak mau ngerepotin, jadi selalu ngerahasiain kankernya,”
Penelitian terbaru tunjukkan olahraga aerobik 45 menit dapat mengatur hormon adipokina dan bantu melawan kanker serta penyebarannya.
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
BANYAK pasien kanker mengeluhkan rasa lelah luar biasa yang tak kunjung hilang, meski sudah cukup tidur dan beristirahat atau kelelahan akibat kanker
Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry, tercatat sebanyak 6.623 kasus kanker pada anak selama kurun waktu 2020 hingga 2024.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved