Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER spesialis bedah onkologi (kanker) dan doktor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Diani Kartini menyebut 75% hingga 85% kasus kanker kepala dan leher disebabkan dari penggunaan tembakau.
Penggunaan tembakau tersebut termasuk dalam bentuk merokok linting, cerutu, pipa, bahkan mengonsumsi tembakau kunyah secara rutin.
"Tembakau adalah faktor risiko paling besar untuk kanker kepala dan leher, termasuk kebersihan mulut," ujar Diani, dikutip Sabtu (9/9).
Baca juga: Kanker Melonjak pada Kalangan Usia di Bawah 50 Tahun
Diani mengatakan kanker kepala dan leher adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kanker yang berkembang di mulut, tenggorokan, hidung, kelenjar ludah, atau area lain di kepala dan leher.
Kanker ini biasanya muncul di sel skuamosa yang melapisi mulut, tenggorokan (faring), dan kotak suara (laring).
Karena lokasinya yang terletak di saluran pernapasan, kanker kepala dan leher serta efek samping pengobatannya dapat mengganggu kemampuan penderitanya untuk makan, menelan, dan bernapas.
Baca juga: Ini Cara Memeriksa Gejala Kanker Kepala dan Leher Secara Mandiri
Diani menyebut jenis kanker kepala dan leher yang paling sering dan banyak dialami di Indonesia adalah kanker nasofaring, tiroid, dan rongga mulut.
"Tiroid gejalanya adalah adanya benjolan di leher, kalau kanker rongga mulut jumlahnya lebih sedikit tapi ini serius, salah satu cirinya adalah sariawan yang tidak kunjung sembuh bisa lebih dari dua minggu," jelas Diani.
Selain tembakau, mengonsumsi alkohol secara rutin juga merupakan faktor risiko terbesar penyebab kanker kepala dan leher.
Diani menganjurkan masyarakat untuk lebih peduli dengan kesehatan diri ketimbang mengedepankan kepuasan sementara, seperti menghindari produk tembakau dan minuman beralkohol. Pola hidup sehat dan olahraga rutin merupakan solusi terbaik dari segala penyakit.
Diketahui, Indonesia menempati posisi ke-3 setelah India dan Tiongkok dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Statista Consumer Insights mencatat terdapat 112 juta perokok di Indonesia pada 2021, dan jumlah itu diproyeksikan akan bertambah menjadi 123 juta perokok pada 2030.
Sementara Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018 mencatat jumlah perokok laki-laki Indonesia usia di atas 15 tahun mencapai 62,9%. (Ant/Z-1)
Etape 19 Tour de France yang semula berjarak 129,9 km menjadi 95 km, akibat ditemukannya wabah penyakit kulit nodular menular pada kawanan sapi di Col des Saisies.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Jika keluhan rasa lelah tak kunjung membaik, hal tersebut dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup seseorang.
Konsumsi sekedar satu potong daging olahan atau sekaleng soda sehari sudah dikaitkan dengan lonjakan resiko penyakit serius.
Herpes zoster biasanya diidentifikasi dengan munculnya rasa nyeri di kulit yang diikuti kemunculan ruam dan lepuhan berisi cairan.
TERAPAN stem cell therapy diklaim mampu mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan konvensional. Ada sejumlah terapi stem cell yang berkembang.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved