Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kanker Melonjak pada Kalangan Usia di Bawah 50 Tahun

Wisnu Arto Subari
07/9/2023 19:21
Kanker Melonjak pada Kalangan Usia di Bawah 50 Tahun
Seorang anak laki-laki menjalani radioterapi di Rumah Sakit Onkologi Warith.(AFP/Mohammed Sawaf.)

JUMLAH orang berusia di bawah 50 tahun yang terdiagnosis kanker melonjak di seluruh dunia dalam tiga dekade terakhir. Namun penyebabnya belum jelas, menurut satu penelitian pada Rabu (6/9/2023).

Kasus kanker di kalangan orang berusia 14 hingga 49 tahun meningkat hampir 80% dari 1,82 juta menjadi 3,26 juta antara tahun 1990 hingga 2019. Ini menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Oncology.

Meskipun para ahli memperingatkan bahwa sebagian peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan populasi, penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kanker lebih sering didiagnosis pada kelompok usia di bawah 50 tahun. Tim peneliti internasional di balik studi baru ini menunjukkan pola makan yang buruk, merokok, dan alkohol sebagai faktor risiko utama yang mendasari kanker pada kelompok usia. Namun, "Tren peningkatan kanker dini masih belum jelas," tambah mereka.

Baca juga: PBB: Perubahan Iklim Perburuk Gelombang Panas dan Kualitas Udara

Sekitar satu juta orang di bawah usia 50 tahun meninggal karena kanker pada 2019 atau naik 28% dari 1990. Kanker yang paling mematikan ialah kanker payudara, tenggorokan, paru-paru, usus, dan perut.

Kanker payudara ialah kanker yang paling sering didiagnosis selama tiga dekade. Namun kanker yang paling cepat meningkat ialah kanker nasofaring--pertemuan bagian belakang hidung dengan bagian atas tenggorokan--dan prostat. Kanker hati turun 2,9% per tahun.

Penyebabnya masih sulit dipahami

Para peneliti menggunakan data dari Global Burden of Disease Study pada 2019 menganalisis tingkat 29 jenis kanker berbeda di 204 negara. Semakin maju suatu negara, semakin besar kemungkinan jumlah orang di bawah 50 tahun yang terdiagnosis kanker.

Baca juga: Waspadai Merek Mobil Modern yang Jual Privasi Data

Hal itu menunjukkan bahwa negara-negara kaya dengan sistem layanan kesehatan yang lebih baik dapat tertular kanker lebih awal. Namun hanya sedikit negara yang melakukan skrining kanker tertentu pada orang di bawah 50 tahun.

Selain pola makan yang buruk, merokok, dan minum alkohol, faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas juga dapat berkontribusi terhadap tren ini, kata studi tersebut. Pemodelan memperkirakan bahwa jumlah kasus kanker global pada kelompok usia di bawah 50 tahun akan meningkat sebesar 31% pada 2030, sebagian besar terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun.

Para peneliti mengakui bahwa data kanker dari berbagai negara sangat bervariasi. Negara-negara berkembang berpotensi tidak melaporkan kasus dan kematiannya.

Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan peningkatan kematian yang lebih lambat dibandingkan jumlah kasus kemungkinan disebabkan oleh perbaikan dalam deteksi dini dan pengobatan. Dorothy Bennett, seorang peneliti di Universitas London, menunjukkan bahwa populasi dunia tumbuh sekitar 46% antara 1990 dan 2019 yang merupakan salah satu penyebab peningkatan kasus tersebut.

Dua dokter di Queen's University Belfast, Ashleigh Hamilton dan Helen Coleman, mengatakan penting untuk mengetahui penyebab meningkatnya kasus tersebut. "Pemahaman penuh tentang alasan yang mendorong tren ini masih sulit dipahami, meskipun faktor gaya hidup kemungkinan besar berkontribusi. Bidang penelitian baru seperti penggunaan antibiotik, mikrobioma usus, polusi udara luar ruangan, dan paparan awal kehidupan sedang dieksplorasi," kata mereka dalam editorial yang terkait dengan penelitian ini. (AFP/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya