Studi: ChatGPT Pengaruhi Cara Berbicara Manusia Modern

M Iqbal Al Machmudi
18/7/2025 12:06
Studi: ChatGPT Pengaruhi Cara Berbicara Manusia Modern
Seorang pekerja tengah membuka laman ChatGPT.(Dok. Freepik)

CHATGPT merupakan aplikasi konsumen berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan pertumbuhan tercepat yakni 100 juta pengguna dalam waktu 2 bulan. Sejak saat itu, alat yang menggunakan teknologi AI ini telah memengaruhi cara kita belajar, menulis, bekerja, dan berkreasi secara signifikan.  Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa secara tidak sadar AI memengaruhi kita mengubah cara kita berbicara.

Peneliti pascadoktoral Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia di Berlin, Jerman, Hiromu Yakura menyadari perbedaan kosakatanya sendiri sekitar setahun setelah ChatGPT diluncurkan.

"Saya menyadari bahwa saya lebih sering menggunakan 'delve' saya ingin melihat apakah ini terjadi tidak hanya pada saya tetapi juga pada orang lain," kata Yakura dikutip dari Scientific American, Jumat (18/7).

Pemilihan Kosakata

Para peneliti sebelumnya menemukan bahwa penggunaan model bahasa besar (LLM), seperti yang mendukung ChatGPT, mengubah pilihan kosakata dalam komunikasi tertulis.

Para peneliti pertama kali menggunakan ChatGPT untuk mengedit jutaan halaman email, esai, dan artikel akademis serta berita menggunakan perintah umum seperti memoles teks atau meningkatkan kejelasannya. Selanjutnya, mereka mengekstrak kata-kata yang berulang kali ditambahkan ChatGPT saat mengedit, seperti delve, realm, dan meticulous, yang mereka sebut sebagai kata-kata GPT.

Tim kemudian menganalisis lebih dari 360.000 video YouTube dan 771.000 episode podcast dari sebelum dan sesudah rilis ChatGPT untuk melacak penggunaan kata-kata GPT.

Mereka membandingkan kata-kata GPT dengan kontrol sintetis, yang dibentuk dengan memberi bobot matematis pada sinonim yang tidak sering digunakan oleh chatbot sinonim untuk delve, misalnya, dapat mencakup memeriksa dan menjelajahi.

"Hasil tim, yang dipublikasikan di server pracetak arXiv.org menunjukkan lonjakan kata-kata GPT dalam 18 bulan setelah ChatGPT dirilis. Kata-kata tersebut tidak hanya muncul dalam video formal bernaskah atau episode podcast, kata-kata tersebut juga muncul dalam percakapan spontan," ujar Yakura.

Dengan kata lain, semacam lingkaran umpan balik budaya sedang terbentuk antara manusia dan AI." Kita melatih AI dengan teks tertulis, ia menirukan versi teks yang telah diremix secara statistik kembali kepada kita, dan kita menangkap polanya dan tanpa sadar mulai menirunya," bunyi penelitian tersebut.

"Pola-pola yang tersimpan dalam teknologi AI tampaknya ditransmisikan kembali ke pikiran manusia," ujar rekan penulis studi Levin Brinkmann, juga dari Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya