Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GURU Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Agus Dwi Susanto mengatakan masker bedah masih bisa dipakai orang-orang saat kualitas udara berada pada kategori tidak sehat atau masuk zona kuning.
"Tetapi kalau sudah oranye, merah, misalnya kalau bisa lebih tinggi maskernya (tingkat penyaring), karena lebih pekat kadar PM 2.5-nya," kata Agus, dikutip Senin (4/9).
Apabila merujuk pada indeks standar pencemar udara (ISPU), kategori kualitas udara tidak sehat memiliki rentang nilai 1 - 50. Sementara bila tak mengandalkan alat melainkan pandangan mata, kualitas udara di lokasi dikatakan tidak sehat jika jarak pandang hanya sejauh 2,5 km.
Baca juga: Menkes Rekomendasikan Dua Masker Ini Hadapi Polusi Udara
Kualitas udara di suatu kawasan bisa dikatakan sangat tidak sehat bila jarak pandang seseorang hanya sekitar 1,5 - 2,4 km.
Menurut Agus, idealnya, saat menghadapi polusi udara, orang-orang perlu mengenakan masker dengan kemampuan filtrasi atau penyaring particulate matter (PM) 2.5, yakni indikator dalam polusi udara, seperti N95, KN95, dan KF94.
Hanya saja, sambung dia, masker jenis ini tidak diizinkan pada populasi sensitif, seperti perempuan hamil, anak-anak, orangtua dan mereka dengan penyakit tertentu karena membuat lebih pengap akibat masker sangat ketat.
Baca juga: Waspada Udara Kota Semarang Belum Baik
"Oleh karena itu, pada kelompok sensitif disarankan masker lain yang bisa mem-filtrasi PM 2.5. Kalau tidak terdapat itu maka minimal pakai masker bedah biasa karena bisa memfiltrasi PM 2.5 sekitar 50 persen," ujar Agus.
Dia menambahkan, orang-orang tetap harus menggunakan masker minimal masker bedah saat berada di luar ruangan atau sebisa mungkin mengenakan masker yang lebih tinggi level filtrasinya terutama saat polutan berada pada level lebih tinggi.
Hal senada diungkapkan pakar imunologi dari Universitas Indonesia Prof Bambang Supriyanto. Menurut dia, mengenakan masker bisa menjadi solusi mengurangi dampak buruk polusi udara pada kesehatan.
Selain masker, dia juga menyarankan masyarakat tidak merokok, menghindari bepergian ke daerah polusi tinggi, banyak minum air, tidak membakar sampah, tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan, dan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
Berbicara dampak polusi, Bambang menyebutkan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atas karena merusak mukosa saluran nafas sehingga memudahkan virus dan bakteri masuk, ISPA bawah atau pneumonia, TBC, asma, dan pada jangka panjang bisa menurunkan fungsi paru.
"Untuk jangka panjang, fungsi paru bisa menurun sehingga tidak bisa maksimal menghirup oksigen, siap-siap penyakit kronis bisa timbul. Pada anak yang asma menjadi lebih berat. Pada bayi, akan kurus atau kecil berat lahir, bisa prematur,"pungkas dia. (Ant/Z-1)
Mencegah polutan di rumah bisa dimulai dengan mengidentifikasi sumbernya dari mana sehingga bisa dihilangkan.
Buah yang mengandung banyak air, seperti semangka dan jeruk, sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien anak-anak.
IDAI menyarankan agar orang tua memberikan banyak buah-buahan yang kaya akan air kepada anak-anak yang tinggal di perkotaan dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
Jika manusia terpapar udara yang mengandung lima mikrogram polusi partikulat kecil per meter kubik dalam jangka panjang maka paru-paru mereka mengalami penuaan dini hingga dua tahun.
Risiko ini akan menjadi jauh lebih mungkin dialami oleh masyarakat yang tinggal di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek.
Ayom All Purpose Sunscreen Body Lotion. Produk yang berfungsi sebagai tabir surya sekaligus body lotion itu memiliki kandungan SPF 50
Munculnya jerawat pada wajah dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya makanan yang dikonsumsi.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Kemajuan di bidang kedokteran estetika menghasilkan terapi yang dapat memperbaiki kondisi kulit, termasuk menyamarkan tanda-tanda penuaan di wajah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved