Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PENGAMAT sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menilai tumbuhnya pengguna judi online karena masih banyak orang yang tidak memiliki ketahanan mental yang kuat di dalam dirinya untuk tidak berjudi.
"Seharusnya setiap orang punya ketahanan mental atau ketahanan di hulu untuk tidak berjudi. Mau godaan apa pun orang tidak akan mengambil itu apalagi modus utama dari judi online adalah orang dibuat menang dulu," kata Devie saat dihubungi, Minggu (27/8).
Kemudian judi online saat ini memiliki tampilan seperti gim sehingga banyak orang yang melihat ini bukan sesuatu yang berbahaya malah justru merasa senang. Karena itu gim maka banyak juga penggunanya dari kelompok anak dan remaja.
Baca juga: Judi Online Masih Marak, Pengamat IT: Sudah Budaya dan Karakter Orang Asia
Kelompok tersebut mudah terpikat selain karena tampilannya gim, juga karena orang dewasa dan lingkungan di sekitarnya main judi online. Sehingga judi dinilai tidak dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya.
Faktor lainnya yang membuat orang memainkan judi online adalah bisnis tersebut legal di berbagai negara dan mudah diakses. Maka tidak bisa mengandalkan negara untuk memblokir karena akan ada terus sampai kapan pun.
Baca juga: Awas, Bermain Judi Bisa Jerat Anda ke Situasi Hukum yang Rumit
"Judi online merupakan bisnis serius di banyak negara dan legal oleh karenanya," ujarnya.
Penggunaannya anak remaja bahwa maka orang tua itu harus dimintai pertanggungjawaban baik sanksi sosial, finansial, hingga kurungan. Hal itu karena anak dan remaja menjadi incaran bisnis haram tersebut.
"Jika usia 10 tahun sudah biasa berjudi maka jika ia sampai 50 tahun terbiasa dan akan menguntungkan pebisnis-pebisnis tersebut dan akan berbahaya," ucap dia.
Kominfo, Kepolisian, dan pemerintah sudah optimal namun pendekatan di hilir tidak akan berhasil jika di hulu tidak dicegah oleh karena itu siapa pun terus bergerak bahwa judi online bukan suatu yang biasa saja. (Iam/Z-7)
UNIVERSITAS Indonesia (UI) menuai sorotan dari masyarakat setelah mengundang Peter Berkowitz, peneliti dari Stanford University dan menimbulkan kontroversi,
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tidak mau memberikan komentar mengenai diundangnya akademisi Peter Berkowitz ke Universitas Indonesia (UI).
Achmad menekankan bahwa UI bebas berdiskusi dengan siapa saja di forum kritis yang tepat, dengan kurasi dan counter-speech yang memadai.
Permintaan maaf itu disampaikan setelah muncul gelombang kritik di media sosial terhadap UI yang mengundang Berkowitz dalam acara PSAU pada 23 Agustus 2025.
Baitul Maqdis Institute menyatakan keprihatinan atas diundangnya akademisi Peter Berkowitz, sosok pro-Israel.
UI menyampaikan tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Booth Tencent Games di Gamescom 2025 menyambut ratusan ribu pengunjung dan premieres-nya menarik perhatian global di Opening Night Live (ONL).
Mengusung tema From Zero to H3RO – Rise of Rookies, H3RO 6.0 menghadirkan berbagai program pengembangan talenta untuk menjaring pemain baru berpotensi tinggi.
Setelah debutnya di ONL, Honor of Kings: World akan dapat dimainkan untuk pertama kalinya di lantai pameran Gamescom 2025.
Anime Sekiro: No Defeat adalah adaptasi dari gim Sekiro: Shadows Die Twice.
Dengan biaya langganan bulanan tetap, Microsoft PC Game Pass menghadirkan akses tanpa batas ke ratusan game PC berkualitas.
Smith’s Chronicles adalah gim cozy life sim yang mengajak pemain untuk menjadi seorang pandai besi muda yang dipanggil oleh wali kota untuk kembali ke kampung halamannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved