Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KINI polusi udara menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang rentan sekali terkena penyakit jika terus terpapar.
Jika anak-anak terpapar oleh polusi udara secara terus menerus dan tak segera ditangani secara serius bisa menyebabkan anak berisiko alami stunting.
Polusi udara sendiri terdiri dari berbagai zat yang berbahaya berasal dari kendaraan bermotor, asap rokok, hingga limbah pabrik. Buruknya kualitas udara dari sebuah wilayah sering kali dikaitkan sebagai penyebab gangguan sistem pernapasan.
Baca juga: RSUP Persahabatan: Pasien ISPA Naik 30% Tahun Ini
Polusi Ganggu Perkembangan Anak
Namun, polusi udara juga dapat berdampak pada perkembangan anak dan bisa mengganggu perkembangan kognitif anak. Risiko gangguan kognitif akibat polusi udara akan semakin besar ketika anak berlanjut menghirup udara tercemar usai dilahirkan.
Bahkan polusi udara yang masuk melalui saluran pernapasan anak bisa sampai mengalir ke dalam otak.
Penurunan Fungsi Otak
Hal tersebutlah yang akan membuat otak akan mengalami peradangan dan bisa menyebabkan terjadinya penurunan fungsi otak.
Penurunan tersebut bisa terjadi lantaran hilangnya sel saraf penting secara progresif.
Penurunan fungsi otak tersebutlah yang secara signifikan dapat menurunkan fungsi kognitif anak.
Di satu sisi perkembangan otak anak masih dalam proses pertumbuhan, sehingga ketika ada gangguan seperti paparan polusi udara maka akan berdampak lebih buruk.
Baca juga: Selain ISPA, Ini Dampak Paparan Polusi Udara pada Tubuh Anda
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/607151/selain-ispa-ini-dampak-paparan-polusi-udara-pada-tubuh-anda
Selain dengan gangguan kognitif, polusi udara juga berkaitan erat dengan stunting pada anak.
Dikutip dari podcast yang diunggah di Youtube Official Generos, dr. Hans Natanael, Sp.A menjelaskan apa yang disebut dengan stunting.
“Jadi stunting ini memang adalah suatu kondisi stunted atau pendek, jadi memang kalau kita ukur panjang badan anak atau tinggi badan anak berdasarkan usianya dia masuk kategori pendek,” ungkap dr. Hans Natanael
“Ditambah ada suatu kondisi malnutrisi kronis, yang menyebabkan anak tidak berkembang sesuai dengan usianya,” sambungnya.
Polusi Udara Turunkan Imunitas Anak
Dokter Hans Natanael juga mengungkapkan stunting tidak hanya menurunkan imunitas anak saja, tapi akan menurunkan kognitifnya juga.
Jadi stunting dan penurunan fungsi kognitif atau kecerdasan ini saling berkaitan satu sama lain. Stunting dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak sekaligus menurunkan imun tubuh sehingga membuat anak rentan sakit.
“Stunting tidak hanya menyerang imunitas anak bahkan sampai menurunkan kognitif anak, jadi kecerdasan anak itu juga berpengaruh.”
Dikutip dari podcast Youtube Official Generos di tayangan lainnya, dr. Aisya Fikritama, Sp.A mengungkapkan orang tua banyak yang salah menilai tentang stunting.
Baca juga: Selain ISPA, Ini Dampak Paparan Polusi Udara pada Tubuh Anda
“Kebanyakan orang tua menilai stunting hanya dilihat dari tinggi badan saja, stunting itu juga menyebabkan gagal tumbuh pada otak, jadi tidak secara fisik saja,” jelas Aisya Fikritama.
“Jika anak terkena stunting, nantinya jika sudah tumbuh ke usia sekolah, akan mempengaruhi konsentrasinya untuk belajar,” sambungnya.
Lebih lanjut, polutan yang banyak dihirup oleh anak bisa juga dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan, sirkulasi oksigen yang teganggu membuat jumlah oksigen dalam tubuh menjadi lebih rendah.
Ketika sirkulasi terganggu, oksigen yang dibawa akan menjadi lebih rendah dan anak akan kekurangan oksigen secara deficit minor. Jika hal itu terjadi secara terus menerus, jangka panjang akibatnya pertumbuhan menjadi lebih lambat.
Jika anak-anak yang mengalami stunting di usia dini, maka IQ atau kecerdasannya rendah saat usia 40 tahun nanti.
Hal ini membuat intervensi tepat pada anak stunting tidak bisa sembarangan dan harus sesuai arahan dan pantauan dari dokter. Jika tidak dilakukan intervensi tepat, akan menghasilkan berat bayi rendah yang akan mencetuskan stunting baru.
Baca juga: Waduh, Polusi Udara Jakarta Kurangi Harapan Hidup Hingga 5,5 Tahun
Ketika intervensi yang berlebih tanpa adanya panduan dari ahlinya, akan menghasilkan gemuk sampai pendek yang menjadi pemicu penyakit tidak menular seperti diabetes.
Maka dari itu, orang tua harus berperan penting untuk menjaga kesehatan anak, lantaran polusi udara yang kian hari kian memburuk keadaannya.
Seperti yang diungkapkan oleh dr. Hans Natanael, orang tua bisa mempersiapkan dengan mengambil dua sisi, yakni sisi luar maupun sisi dalam. Mempersiapkan sisi luar, orang tua tentunya harus menjaga anak agar tidak terkena polusi udara.
“Tentunya kita harus menghindari polusinya, lebih baik untuk tidak mengajak anak sering keluar rumah, jika ingin keluar rumah harus selalu menggunakan masker,” jelasnya.
Untuk mempersiapkan dari dalam, tentunya dengan mengoptimalkan imunitas anak. “Optimalkan imunitas anak, dengan sering minum air putih, istirahat yang cukup, berikan nutrisi yang baik, dan ditambahkan dengan meminum multivitamin,” jelasnya.
Maka dari itu, jika anak tidak mendapatkan nutrisi dengan baik, orang tua harus memilih multivitamin yang baik agar menjaga kesehatan anak. Orang tua tak perlu bingung lagi untuk memilih vitamin apa yang harus diberikan kepada anak.
Baca juga: Masyarakat Nanti Solusi Nyata Pemerintah Atasi Polusi Udara
"Karena solusi vitamin terbaik terdapat pada produk Generos yang memiliki banyak manfaat untuk anak. Generos kaya akan kandungan senyawa bioaktif yang bermanfaat untuk mengoptimalkan dan menstimulasi fungsi otak anak," jelas dr.Hans.
Berperan sebagai Neuroprotective
Tak hanya itu saja, Generos juga dapat berperan sebagai neuroprotective yang menangkal radikal bebas pada otak dan sistem saraf. Sehingga dapat mencegah risiko penyakit neurodegenerative atau penurunan kemampuan kognitif pada anak.
Dokter Aisya menjelaskan kandungan yang terdapat di Generos bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
“Kandungan seperti madu hutan berguna untuk menunjang kesehatan saluran cerna, untuk pegagan dan ikan sidat itu bagus untuk perkembangan otak anak,” jelasnya.
“Nah, kandungan dari mengkudu dan juga temulawak bagus untuk menunjang kekebalan tubuh atau imunitas si Kecil,” lanjut Aisya.
Maka dari itu, memberikan suplemen vitamin sangat penting untuk membantu tumbuh kembang anak, apa lagi saat ini polusi udara yang semakin memburuk saat ini.
Tidak hanya menurunkan imun tubuh yang membuat anak gampang sakit, tapi juga dapat menyebabkan anak stunting. (RO/S-4)
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
KLH KLH akan memberlakukan pengawasan ketat terhadap 4 ribu cerobong asap di 48 kawasan industri sekitar Jabodetabek. Hal itu dilakukan dalam upaya memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek.
Pramono juga menyebut pengadaan rute baru Trasjabodetabek mendapat respon yang baik dari masyarakat. Terlihat dari jumlah penumpang yang menggunakan rute baru tersebut.
Mayoritas menuju arah timur atau Trans Jawa dan Bandung sebanyak 176.319 kendaraan atau 47,8% dari total kendaraan.
MEMASUKI periode libur panjang Hari Raya Waisak, Jasamarga mencatat peningkatan volume lalu lintas pada tanggal 09 Mei 2025 di sekitar Jalan Tol Jabodetabek dan Jawa Barat
RATA-RATA volume lalu lintas harian jalan Tol Kunciran-Serpong mencapai 114.627 kendaraan. Ini berarti jalan tol itu mengalami pertumbuhan signifikan.
POLISI tengah menyelidiki kasus tabrak lari antara mobil listrik BYD dan mobil Chevrolet di Tol Sedyatmo, Pluit, Jakarta Utara. Polisi menyebut pemilik mobil BYD segera menyerahkan diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved