Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
"Hal ini dikarenakan saat malam hari udara lebih rapat karena massa udara yang turun dan membawa serta polutannya," kata Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara BMKG Taryono di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Senin (14/10).
Baca juga : Polusi, Jakarta Masuk 10 Besar dengan Udara Terburuk di Dunia
Selanjutnya, selepas pagi hari, tingginya aktivitas masyarakat menyebabkan konsentrasi PM2,5 tetap tinggi hingga perlahan turun menjelang sore hari.
"Pada sore hari, kondisi atmosfer sudah hangat, polutan lebih terangkat ke atas," ucap dia.
Ia menyatakan, ada berbagai faktor pemicu tingginya konsentrasi polutan. Selain dari aktivitas masyarakat, kontributor lainnya ialah adanya lapisan inversi.
Baca juga : Udara Jakarta Tidak Sehat, Warga Diimbau Pakai Masker
"Data radiosonde pada pukul 07 WIB tanggal 15 Agustus 2023 di Jakarta terlihat adanya lapisan inversi sekitar ketinggian 1500-2000 m, sehingga dapat memberikan dampak terhadap terperangkapnya polutan di ketinggian tersebut dan tingginya konsentrasi partikulat di permukaan pada pagi hari.
Saat ini sendiri, ada sebanyak 27 alat monitoring PM2,5 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari Sumatra hingga Papua. Adapun, paling banyak berada di wilayah yang sering terjadi kebakaran hutan dan lahan, yakni Sumatra dan Kalimantan.
"Tapi tahun-tahun ke depan kita juga akan meningkatkan pemantauan PM2,5 ke wilayah Indonesia timur dan wilayah wisata," ucap dia.
Alat yang digunakan BMKG untuk melakukan pengamatan PM2,5 dan PM10 ialah MetOne BAM 1020 yang telah terstandar World Meteorological Organization. Pengukuran konsentrasi PM2,5 menggunakan metode penyinaran sinar beta dengan satuan mikrogram per meter kubik. Dari data yang dikumpulkan, masyarakat kemudian bisa mendapatkan informasi PM2,5 yang telah dikategorikan BMKG meliputi baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat dan berbahaya. (Ata/M-4)
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 3,7 mengguncang Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8) pukul 08.21 Wita, tidak berpotensi tsunami.
Sabtu yang sendu tampaknya akan menemani penduduk DKI Jakarta pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk udara kabur, cerah berawan, berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang
Gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah masih berlangsung dengan ketinggian 1,25-3,5 meter sehingga cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
Gempa ini terjadi akibat aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia.
GEMPA bumi bermagnitudo 5,3 mengguncang wilayah Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada Kamis (7/8/2025) pukul 22.29 WIB.
KUALITAS udara dalam ruangan memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan produktivitas kerja. Bahkan ada riset yang menyebutkan udara kotor dalam ruangan lebih berbahaya daripada di luar.
ANGGOTA Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mendorong peningkatan frekuensi modifikasi cuaca di wilayah rawan, percepatan penanganan titik api, serta evaluasi berkala
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Tanaman bukan sekadar elemen dekoratif, tetapi juga bagian dari solusi untuk kesehatan, kualitas udara, pangan sehat, dan ruang hidup yang lestari.
Menteri LHK, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau langsung operasional instalasi pengolahan limbah cair berteknologi Integrated Fixed-film Activated Sludge (IFAS) di kawasan Jababeka
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved