Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GURU besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Agus Dwi Susanto mengatakan asap rokok menjadi sumber polusi dalam ruangan nomor satu yang sama berbahayanya dengan polusi di luar ruangan.
"Sumber indoor yang paling banyak adalah asap rokok dari keluarga, jadi orang-orang di rumah yang merokok jadi nomor satu polusi udara di dalam ruangan," ucap Agus dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa (8/8).
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu mengatakan, berdasarkan riset di RS Persahabatan pada 2017, anak-anak yang tinggal di rumah dengan orangtua yang merokok memiliki risiko gejala pernapasan seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak nafas yang jauh lebih tinggi dibanding anak yang di rumahnya tidak ada perokok.
Baca juga: Wamenkes Sebut dari 1 dari 10 Anak Sudah Merokok
Dengan munculnya gejala pernapasan tersebut, terbukti nilai ambang batas kualitas udara di dalam rumah bisa lebih buruk bahkan sama dengan kualitas udara di luar ruangan yang di atas normal.
Agus mengatakan mengukur kualitas udara di dalam ruang bisa menggunakan parameter yang disarankan WHO yaitu PM 2,5 dengan nilai standar nol sampai 15 mikrogram per meter kubik.
Jika nilai ambang batas di atas 30 mikrogram per meter kubik maka akan muncul gejala iritasi, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan dapat memengaruhi fungsi paru-paru.
Baca juga: TAR dalam Rokok Sebabkan Masalah Kesehatan Gusi
"Dampak polusi indoor itu sama dengan outdoor, risiko-risiko penyakitnya sama sepanjang kadarnya memang berbahaya, juga yang terpenting adalah mengukur kualitas udara di dalam ruang parameter yang paling bagus memakai parameter PM 2,5, kalau di bawah nilai standar WHO 15 mikrogram," jelas Agus.
Ia mengatakan, jika nilai parameter kualitas udara di dalam ruangan baik, risiko iritasi maupun pernapasan tidak akan muncul.
Ia mengingatkan penting untuk punya alat ukur terutama jika tinggal di daerah polutan yang tinggi.
Dokter yang juga tergabung dalam organisasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan kualitas udara di dalam rumah bisa dijaga dengan memakai AC atau pendingin ruangan dengan mode recirculate agar sirkulasi udara berputar dengan baik.
Selain itu, gunakan air purifier untuk menjaga kualitas udara dan membersihkan udara dalam rumah dari asap rokok, asap dari masakan, maupun asap dari barang elektronik.
Ia juga menyarankan untuk menanam beberapa jenis tanaman dalam ruangan yang dapat menyerap polutan seperti lidah buaya atau tanaman lainnya. Selain juga memastikan ventilasi udara jangan terlalu terbuka jika rumah berada di daerah dengan polutan tinggi. (Ant/Z-1)
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara membakar salah satu ujung rokok dan mengisap asapnya melalui ujung lainnya.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara menghirup asap melalui mulut, lalu menghembuskannya keluar dari mulut atau hidung.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
rancangan peraturan daerah (raperda) kawasan tanpa rokok (KTR) di Jakarta, salah satunya memuat denda merokok di tempat umum di DKI Jakarta yang mencapai Rp250 Ribu.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Pemberdayaan orangtua pada anak, menurut Andien, juga diperlukan dalam menghadapi tantangan di tengah kemajuan zaman dari berbagai inovasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved