Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ini Latar Belakang Perang Diponegoro

Joan Imanuella Hanna Pangemanan
22/7/2023 10:05
Ini Latar Belakang Perang Diponegoro
Penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda menjadi dasar perang Diponegoro.(MI/Adam Dwi)

PERANG Diponegoro atau Perang Jawa dimulai tahun 1825 sampai 1830. Perang tersebut lebih dikenal dengan nama Perang Diponegoro, karena tokoh utamanya merupakan Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah.

Penyebab Perang Diponegoro adalah ketidaksenangan Pangeran Diponegoro terhadap campur tangan Belanda dalam urusan kerajaannya. Pengaruh Belanda terhadap keraton semakin menguat ketika istana sedang labil, karena Sultan HB IV masih kecil. Inilah yang menjadi awal perlawanan Raden Mas Antawirya, yang juga dikenal sebagai Pangeran Diponegoro, terhadap Belanda.

Pangeran Diponegoro memiliki beberapa alasan untuk melawan, di antaranya:

Baca juga: Kamis 20 Juli 2023, 12:58 WIB Bom Sisa Perang Dunia II Berhasil Dijinakkan di Kepulauan Nauru

  1. Rakyat menderita dan sengsara karena beban pajak yang berat.
  2. Belanda campur tangan dalam urusan istana, yang menjadi ancaman bagi otonomi kerajaan.
  3. Munculnya kecemasan di kalangan ulama karena masuknya budaya Barat yang dianggap merusak nilai-nilai tradisional.
  4. Kekuasaan raja-raja di Yogyakarta semakin terbatas karena Belanda menguasai daerah pantai utara Jawa Tengah.
  5. Kaum bangsawan merasa dirugikan karena sebagian besar sumber penghasilan mereka dikuasai oleh Belanda.

Perang itu dimulai pada 20 Juli 1825. Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya memutuskan menerapkan strategi gerilya untuk melawan pasukan Belanda yang lebih unggul dalam jumlah prajurit dan persenjataan.

Baca juga: Sejarah 1 Muharam, Prakarsa Khalifah Umar bin Khattab hingga Peran Usman dan Ali

Selain Pangeran Diponegoro, tokoh-tokoh seperti Kyai Mojo dan Alibasah Sentot Prawirodirjo juga terlibat dalam perang ini. Sementara pasukan Belanda dipimpin Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

Setelah pertempuran yang panjang dan melelahkan, pada 28 Maret 1830, diadakan perundingan antara Pangeran Diponegoro dan Jenderal De Kock di Magelang, Jawa Tengah. Namun, perundingan ini hanya taktik licik Belanda menangkap Pangeran Diponegoro yang tak bersenjata dan kemudian ditahan. Penangkapan Pangeran Diponegoro mengakhiri Perang Diponegoro yang telah berlangsung selama 5 tahun.

Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado, lalu dipindahkan ke Makassar, dan akhirnya wafat pada 8 Januari 1855. Perang Diponegoro diperkirakan menelan sekitar 200 ribu korban jiwa, termasuk 7.000 orang pribumi dan 8.000 orang pasukan Belanda. Perang ini menjadikannya salah satu pertempuran terbesar yang dialami Belanda selama penjajahannya di Indonesia.

Bagi pemerintahan Hindia Belanda, Perang Diponegoro menjadi perang yang sangat melelahkan. Pasalnya memakan banyak sumber daya, termasuk pasukan dan pendanaan, yang menyebabkan pemerintah kolonial mengalami krisis keuangan. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya