Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PROJO Muda menilai kebijakan otonomi derah merupakan salah satu penyebab krisis dokter di daerah perifer atau daerah pinggiran dan pedesaan sulit diatasi.
Wakil Ketua Umum DPP PROJO Muda Leecarlo Milano mengungkapkan lulusan pendidikan dokter seluruh Indonesia berkisar 10-12 ribu setiap tahunnya dari sekitar 90an fakultas kedokteran.
Carlo mengungkapkan, dari sekian banyak dokter-dokter muda ini, mayoritas masih "mencari identitas" dan jati dirinya sebagai dokter dan memilih berkiprah di kota-kota besar.
Baca juga : 6 Penyebab Tidak Meratanya Dokter di Daerah
Hal ini yang membuat sebaran para dokter muda masih belum merata. Pemerataan dan standarisasi kesehatan sendiri masih merupakan pekerjaan rumah bagi setiap pemerintah, sehingga diperlukan penguatan mulai dari pinggiran Indonesia.
Akan tetapi, upaya pemerataan ini masih terkendala oleh kebijakan otonomi daerah sehingga terjadi perbedaan layanan antar daerah. Beberapa hal tersebut menjadi salah satu tantangan mengapa banyak dokter muda ini berpikir berkali-kali untuk mengabdi ke daerah.
"Semoga ini bisa menjadi concern bagi pemimpin bangsa ini ke depan. Salah satu yang kami usulkan adalah mengembalikan agar untuk pembangunan sektor kesehatan, baik itu terkait sumber daya manusia dan infrastrukturnya dapat langsung di kelola oleh pusat," kata Carlo, saat dialog "Minimnya Minat Dokter Muda Praktik di Desa antara Tantangan dan Solusi" di sekretariat DPP PROJO, Jakarta Selatan, Sabtu (1/7).
Baca juga : Functional Medicine vs Conventional Medicine
Akses layanan kesehatan di desa saat ini menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kesehatan masyarakat. Namun, saat ini sumber daya kesehatan terutama dokter masih kurang jumlahnya dan sedikit sekali yang berminat praktik di desa-desa.
Carlo mengatakan dokter-dokter saat ini cenderung bertumpuk dan banyak di kota-kota besar. Isu seputar keamanan, kesejahteraan maupun fasilitas merupakan hal yang dikeluhkan dokter muda saat menjalani praktik di desa.
Padahal, Presiden Joko Widodo dalam salah satu misnya telah mengintruksikan percepatan pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Baca juga : Dokteroid Jadi Fenomena, IDI Minta Masyarakat Bantu Perangi Oknum Dokter Gadungan
Sementara itu, Ketua Bidang Kesehata DPP PROJO Muda Nurdiansyah menyampaikan sumber daya kesehatan menjadi pilar penting dalam membangun layanan kesehatan. Di desa-desa, saat ini ketersediaan tenaga kesehatan khususnya dokter sangat minim. Padahal, lulusan dokter setiap tahunnya mencapai ribuan orang.
"Apa yang salah terkait dengan ketersediaan dokter di desa dan bagaimana solusinya. Semoga titik temu permasalahan ini dapatkan solusi pada diskusi kali ini, agar dokter-dokter muda minatnya meningkat untuk turun ke desa-desa dan akses layanan kesehatan dapat meningkat dari solusi kebijakan yang keluar," tutur Nurdiansyah.
Ketua Panitia dialog "Minimnya Minat Dokter Muda Praktik di Desa antara Tantangan dan Solusi", Galuh Nandya Carnetita berharap pandangan dokter muda terhadap prospek mengabdi di daerah lebih terbuka lagi.
Baca juga : 3 Tawaran Prabowo Atasi Permasalahan Kesehatan Indonesia
"Semoga ke depan semakin besar minat bagi para dokter muda untuk bantu menyetarakan kesetimpangan SDM kesehatan yang tidak merata di daerah 3T," ungkap Galuh. (Z-5)
Prasetyo menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memberi perhatian terhadap kesejahteraan dokter.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Kehadiran Ayu sebagai pembicara di KBAS 2025 menjadi bukti bahwa kualitas dan kompetensi dokter estetika Indonesia mampu bersaing serta diakui secara global.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
PEMERINTAH Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) mendukung proses pemekaran Garut Utara.
Kebijakan desentralisasi di Indonesia kini perlu dikaji ulang secara kritis dan diarahkan ulang secara strategis,
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
DIRJEN Otonomi Daerah Akmal Malik menyebut perlu penguatan desentralisasi pada program-program strategis nasional, seperti Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih.
Nilai-nilai otonomi yang dimiliki oleh daerah tidak semuanya menghasilkan harapan yang sama bagi daerah.
Otonomi daerah sejatinya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pemerataan pembangunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved