Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
YAYASAN Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bekerja sama dengan Universitas Mulawarman melakukan kajian mengenai potensi nutrisi dan medisinal dari berbagai jenis tumbuhan pakan orang utan, di Bentang Alam Wehea-Kelay, Kalimantan Timur, sejak November 2021 hingga Mei 2023.
Sejauh ini, ditemukan setidaknya ada 1.666 jenis tumbuhan yang dikonsumsi orang utan. Hasil kajian membuktikan, sejumlah tumbuhan pakan orang utan tersebut merupakan tumbuhan obat yang acap kali dikonsumsi manusia.
“Salah satu upaya penting dalam melestarikan alam adalah mengungkap potensinya secara mendalam dan memanfaatkannya secara lestari. Perlindungan satwa kritis terancam punah seperti orang utan bukan semata menjaga populasinya. Dengan kemiripan genetika antara orang utan dan manusia, banyak hal yang bisa dipelajari dan memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi orang utan berpotensi menjadi sumber plasma nutfah bagi kajian dan pengembangan untuk tanaman obat dan pangan manusia. Hal ini meneguhkan peran penting orang utan di alam, berikut keberadaan habitatnya untuk dilestarikan” ungkap Manajer Kemitraan Program Terestrial YKAN Edy Sudiyono, dalam Thought Leadership Forum (TLF), di Jakarta, Selasa (20/6).
Baca juga: BBKSDA Pindahkan Empat Orangutan Sumatra dari Sibolangit ke Aceh
Bentang Alam Wehea-Kelay merupakan salah satu habitat penting bagi flora dan fauna di Kalimantan. Kawasan ini merupakan habitat bagi sekitar 1.200 individu orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus morio) dan lebih dari 1.500 jenis flora dan fauna.
Sejak 2003, YKAN menjalin kerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah membangun pengelolaan kolaboratif di kawasan Hutan Lindung Wehea.
Kajian dilakukan pada 59 jenis tumbuhan pakan orang utan yang terdapat di Bentang Alam Wehea-Kelay menunjukkan, lebih dari 50% jenis tumbuhan tersebut juga digunakan secara tradisional oleh manusia.
Baca juga: Pulih dari Luka Jerat, Satu Orangutan Kembali ke Habitatnya di Hutan Desa Nipah Kuning
“Jenis tumbuhan tersebut digunakan sebagai antiluka, antiinfeksi dan peradangan, untuk suplemen, dan penggunaan lainnya,” tutur peneliti dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Prof Irawan Wijaya Kusuma, yang memaparkan hasil kajian dari tumbuhan pakan orang utan untuk produk nutrisi, obat, dan kosmetik.
Salah satunya adalah Macaranga conifera, yang secara umum digunakan sebagai obat tradisional, antara lain untuk obat demam dan batuk, antiperadangan, obat diare, dan sariawan. Di Tiongkok, tumbuhan ini bahkan telah dibudidayakan sebagai bahan baku minuman kesehatan. (Z-1)
Ia mengatakan enam ekor orang utan itu harus berada di habitat mereka. Dalam menjaga populasi orang utan pihaknya akan memperketat pengawasan dalam pemanfaatan hutan.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meresmikan sekaligus meninjau Kawasan Rehabilitasi & Konservasi Orang Utan Nyaru Menteng.
MENTERI Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke kawasan konservasi dan rehabilitasi orang utan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
Menhut melakukan peninjauan fasilitas dan infrastruktur.
Menhut Raja Antoni mengatakan adanya BOSF menjadi langkah baik sebagai upaya menciptakan ekosistem yang baik bagi orang utan.
Chiko adalah orang utan dewasa jantan berusia 20 tahun yang pernah hidup di kawasan reklamasi KPC
BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapatkan laporan dari pihak pengelola Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim terkait kelahiran satwa langka hampir punah, orangutan.
Penelitian University of Warwick mengungkap orangutan liar melakukan vokalisasi dengan kompleksitas berlapis, seperti komunikasi manusia.
Kehadiran bayi orangutan ini menambah koleksi satwa orangutan Kalimantan di Bandung Zoo menjadi enam ekor saat.
Enam orangutan yang telah menjalani proses rehabilitasi intensif di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng dilepasliarkan.
Orangutan jantan Aben, Muaro, Onyo, Batis, dan Lambai juga memiliki riwayat penyelamatan yang hampir sama ketika diselamatkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved