Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENTERI Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan peninjauan ke kawasan konservasi dan pusat rehabilitasi orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Di kesempatan itu, Raja Juli terlihat mengendong dan mengantarkan anak orang utan di sana untuk berangkat ke sekolah.
Dalam kunjungan tersebut, ia meresmikan sekolah orang utan Nyaru Menteng milik Borneo Orangutan Suvival Foundation (BOSF).
Usai meresmikan sekolah orang utan, Menhut lantas mengantarkan anak-anak orang utan ke sekolahnya di alam. Menhut tampak menggendong salah satu anak orang utan bernama Spanser berjenis jantan, berusia 6 tahun, diikuti oleh anak-anak orang utan lainnya.
"Hari ini, saya coba mengantar satu orang utan ke sekolah," ujar Menhut Raja Juli, dala keterangannya, Kamis (20/3).
Raja Juli mengantarkan anak-anak orang utan tersebut untuk belajar memanjat pohon dan mengambil makanan. Anak-anak orang utan yang direhabilitasi dan berada di sekolah ini merupakan hasil penyerahan warga ke BKSDA.
"Apa yang dikerjakan BOSF bahwa NGO lokal juga beberapa LSM lain yang luar biasa, saya sering terharu, sangat menyentuh bahwa ada sekelompok orang yang mendedikasikan diri untuk kebaikan hutan dan sekaligus keanekaragaman hayati terutama orang utan," kata Menhut Raja Antoni.
Sebelumnya, Raja Juli diketahui sebelumnya telah mengunjungi Pulau Salat. Dimana nantinya, orang utan yang telah selesai sekolah di Nyaru Menteng akan di pra-lepasliarkan ke Pulau Salat sebelum akhirnya benar-benar dilepasliarkan.
"Saya sudah mengunjungi Pulau Salat, tempat pra-pelepasliaran, orang utan yang ada di sana itu sebenarnya alumni sekolah orang utan yang ada di Nyaru Menteng ini," ujar Menhut.
Ia mengatakan proses untuk kembali melepasliarkan orang utan ini bukan hal yang mudah sehingga perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Menurutnya, hal ini juga dapat memotivasi seluruh pihak agar menjaga alam dan menjaga kelestarian satwa lebih baik.
"Ini sebuah proses yang tidak gampang, macam-macam ada yang 2 tahun, ada yang 3 tahun, 6 tahun bahkan ada yang tidak bisa lagi dilepasliarkan karena berbagai macam faktor. Ada yang trauma, sakit, atau penyakit permanen, jadi sekali lagi ini memotivasi kita semua untuk menjaga alam kita yang lebih baik," tuturnya.
"Hutan kita agar lebih lestari sehingga orang utan dan satwa-satwa lainnya dapat hidup normal di rimba raya yang merupakan rumah mereka," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, CEO BOSF Jamartin Sihite, mengatakan sebanyak 21 orang utan bersekolah di sekolah orang utan Nyaru Menteng ini. Mereka terbagi menjadi beberapa kelas dengan berbagai pelajaran yang didapatkan.
"Di sekolah ini ada 21 orang utan termasuk kelas 5 dan 6, yang diantar Pak Menteri itu kelas 3 dan 4. Sementara jumlah orang utan yang ada di kita ini lebih dari 100," ujar Jamartin.
"Kebanyakan adalah hasil penyerahan warga yang disampaikan ke BKSDA yang mana itu adalah unitnya pak Menteri kita berkolaborasi dan melakukan rescue bersama-sama," imbuhnya. (ANT/H-3)
Enam orangutan yang telah menjalani proses rehabilitasi intensif di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng dilepasliarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved