Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
GERAK semu harian adalah fenomena bergeraknya benda-benda langit (termasuk matahari dan bintang-bintang) dari timur ke barat, saat tampak dari bumi.
Contohnya matahari yang terbit di timur di pagi hari, lalu tampak bergerak ke barat hingga terbenam saat senja. Benda-benda langit tersebut tampak bergerak akibat rotasi bumi atau berputarnya bumi pada porosnya. Adapun akibat dari geraknya semu matahari itu, berikut penjelasannya.
Baca juga: Tianlin, Teleskop UV Optik Pemburu Planet Mirip Bumi di Luar Tata Surya
Menurut pergerakan semu harian dan tahunan matahari yang telah disebutkan di atas, maka ada beberapa akibat gerak semu matahari yang dapat dirasakan di planet Bumi. Akibat tersebut meliputi sebagai berikut ini:
Baca juga: Tabir Surya dan Vitamin E Bantu Lindungi Kulit dari Cuaca Panas
Pergerakan semu tahunan matahari menyebabkan adanya perbedaan frekuensi penyinaran matahari di beberapa bagian di permukaan bumi. Dalam revolusi bumi, yang memakan waktu selama satu tahun, daerah bagian Utara akan mengalami intensitas penyinaran yang lebih lama selama enam bulan dibandingkan wilayah bagian Selatan di bumi.
Serta, sisa enam bulan kemudian, wilayah bagian Selatan di bumi akan memperoleh intensitas penyinaran yang lebih lama dari pada wilayah di bagian Utara di bumi.
Pada saat matahari di sebelah utara garis khatulistiwa, maka bumi belahan Utara akan mengalami musim semi dan panas, dan bumi belahan Selatan akan mengalami musim gugur dan dingin. Sebaliknya, saat matahari berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, bumi belahan Selatan akan mengalami musim panas dan semi, dan bumi belahan Utara akan mengalami musim gugur dan dingin.
Akibat lainnya adalah posisi matahari di bumi seolah-olah berada di bagian Timur pada saat terbit dan berada di bagian Barat pada waktu tenggelam. Hal ini disebabkan karena rotasi bumi.
Pergerakan semu yang dilakukan matahari karena rotasi bumi ini menyebabkan adanya perbedaan waktu siang dan malam di seluruh wilayah di bumi sehingga menyebabkan adanya perbedaan waktu juga antara satu lokasi dan lokasi lain di bumi dari arah Timur hingga ke arah Barat.
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan gerak semu matahari ini sebenarnya bukanlah gerak sebenarnya yang dilakukan matahari. Gerak semu itu merupakan hasil rotasi dan revolusi bumi. Dari gerakan semu harian dan tahunan ini maka di permukaan bumi terjadi beberapa perubahan yang dapat dirasakan oleh penduduk bumi. (Z-3)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Teleskop Surya Daniel K. Inouye berhasil mengambil gambar paling tajam dari permukaan matahari, mengungkap striasi halus akibat medan magnet skala kecil.
Ilmuwan berhasil menangkap citra korona Matahari dengan resolusi tertinggi berkat sistem optik adaptif terbaru pada Teleskop Surya Goode.
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Filamen matahari sepanjang 1 juta km meletus dramatis picu CME besar 12 Mei. Untungnya, letusan ini tidak mengarah ke Bumi, tapi tetap jadi sorotan ilmiah.
Penelitian terbaru NASA menunjukkan permukaan Bulan dapat menghasilkan dan mengisi ulang molekul air melalui bantuan angin matahari, yang membawa ion hidrogen bermuatan positif.
Meskipun Matahari jelas menjadi pusat dari Tata Surya, pemahaman terbaru tentang gerak planet menunjukkan hal yang menarik: ternyata, Bumi tidak benar-benar mengelilingi Matahari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved