Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DOKTERSpesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) Dr. dr I Gusti Nyoman Darmaputra mengatakan bahwa menggunakan tabir surya dan konsumsi vitamin E bisa melindungi kulit dari paparan cuaca panas ekstrem.
"Kalau harus keluar, wajib menggunakan tabir surya atau sunscreen dan usahakan pakai 30 menit sebelum keluar rumah, jadi jangan baru pakai lalu langsung keluar, perhatikan penggunaannya agar efektif melindungi kulit," kata Darmaputra seperti dilansir dari Antara, Kamis (27/4).
Darmaputra yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana memberi saran pada masyarakat agar menggunakan pelindung standar seperti payung atau topi, juga pakaian lengan panjang saat keluar, dan sebisa mungkin menghindari keluar di siang hari saat matahari sedang terik apabila memang tidak diperlukan.
Selain itu, jumlah atau kuantitas tabir surya yang digunakan pada wajah harus diperhatikan, saat menggunakan harus cukup tebal dan ideal sesuai dengan klaim SPF (Sun Protection Factor) atau faktor pelindung matahari yang tertera pada produk.
Baca juga: BMKG Sebut NTT Aman dari Suhu Panas
"Penggunaan tabir surya itu bisa disesuaikan dengan jenis mukanya, kalau untuk kondisi panas matahari ekstrem seperti ini, sebaiknya disarankan menggunakan SPF 30 ke atas," kata Darmaputra yang biasa disapa Darma.
Menurut Darma, masing-masing SPF memiliki tingkat efektivitas yang berbeda-beda, mulai dari SPF 15 dengan efektivitas 93%, SPF 30 dengan efektivitas 95-96%, dan SPF 50 dengan efektivitas sekitar 97-98%.
"Kalau untuk cuaca panas ekstrem seperti ini, semakin tinggi semakin bagus," tutur Dia.
Adapun Darma juga menjelaskan terkait bahan pembawa yang ada di dalam sunscreen, yang akan mempengaruhi jenis kulit pemakainya.
"Untuk kulit berminyak dan berjerawat, usahakan jangan SPF tinggi, cukup 15 maksimal 30, dan setidaknya pakai yang berbentuk yang gel," ujar dia.
Baca juga: Suhu di Bandung Lebih Panas karena Memasuki Musim Kemarau
Pada sunscreen biasanya juga terdapat keterangan PA, atau Protection Guide of UVA. Berbeda dengan SPF yang melindungi kulit dari paparan sinar UVB, yakni penyebab timbulnya kemerahan pada kulit, PA melindungi kulit khusus dari sinar UVA, yang jika terpapar dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit dan tanda penuaan.
"PA ini juga ada jenis-jenisnya, Kalau +1 artinya perlindungannya ringan, ++2 moderat, +++3 semakin baik. Sunscreen dengan PA+++ ini bisa dipertimbangkan dan penting untuk melindungi, utamanya bagi yang mukanya berjerawat," kata Darma.
Apabila sunscreen bisa melindungi kulit dari efek jangka pendek seperti kemerahan dan gosong, maka perlu juga mencegah efek jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari paparan sinar matahari yang ekstrem, yakni dengan mengonsumsi vitamin E.
"Jangka panjangnya itu bisa penuaan dini dan kanker kulit, yang termasuk efek sinar matahari sebagai radikal bebas, sehingga dapat merusak sel-sel dalam tubuh karena tidak bisa regenerasi dengan baik, jadi kolagen dalam kulit bisa rusak, sehingga jadi keriput dan tipis," ujar Darma.
Untuk itu, Dia menyarankan perlindungan dari dalam tubuh yang bisa membantu menangkal radikal bebas, yakni dengan antioksidan yang terdapat pada buah-buahan dan makanan sehat yang mengandung vitamin E.
"Kandungan-kandungan antioksidan itu terdapat pada buah-buahan misalnya tomat, dan makan-makanan sehat, atau bisa juga konsumsi vitamin E oral yang antioksidannya tinggi, karena bisa membantu melindungi kulit dari dalam," kata Darma. (Z-6)
JEPANG dilanda suhu panas yang berbahaya, yakni lebih dari 40 derajat celsius, selama tiga hari beruntun.
Gelombang panas ekstrem melanda Eropa. Spanyol dan Inggris mencatat rekor suhu tertinggi.
Gelombang panas ekstrem melanda sebagian besar wilayah Eropa. Shun mencapai pertengahan 40 derajat celsius.
OTORITAS Italia menyatakan gelombang panas melanda negeri tersebut pada Selasa (24/6) waktu setempat.
Data menunjukkan tahun 2024 hampir dipastikan akan menjadi tahun terpanas yang tercatat, dengan suhu rata-rata global lebih dari 1,5°C di atas tingkat pra-industri.
Penelitian menunjukkan bahwa suhu tinggi mempercepat siklus hidup nyamuk, sementara kelembapan memperpanjang masa hidup mereka, meningkatkan risiko penularan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, periode Sabtu 2 Agustus 2025.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia pada Kamis, 31 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 31 Juli 2025. Cuaca cerah akan mendominasi kawasan ibu kota.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved