Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KETUA Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan demam yang mengakibatkan kejang menjadi salah satu kondisi kesehatan yang harus diwaspadai pada anak pascaimunisasi.
"Kalau demam itu tidak usah dikhawatirkan. Yang perlu panik itu kalau demam itu menyebabkan kejang. itu baru kita harus hati-hati," ujar Prof Sri, dikutip Selasa (30/5).
Dia mengatakan anak yang memiliki riwayat kejang harus mendapat perhatian khusus dari orangtua ketika akan melakukan imunisasi.
Baca juga : Ini Beda Demam Biasa dengan Demam Tifoid
Orangtua, kata dia, harus menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan seperti obat panas dan obat kejang guna mengantisipasi timbulnya kejang pada anak tersebut.
Sementara itu, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Hartono Gunardi menjelaskan demam pada anak pascaimunisasi merupakan hal yang umum terjadi sebagai kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI).
Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukannya, demam tinggi pada anak pascaimunisasi relatif sangat sedikit terjadi.
Baca juga : Ini Jumlah Demam Anak yang Masih Dianggap Wajar
"Kita pernah teliti di daerah Jakarta dan Bandung, kira-kira 596 orang itu dipantau KIPI-nya. KIPI demam itu kira-kira hanya 25% di atas 28 derajat (Celsius). Tapi kalau demamnya tinggi 39 derajat (Celsius) ke atas itu hanya 1%. Kisarannya hanya 0,5% sampai 1,5%, jadi kalau dirata-rata 1%. Jadi ibaratnya sangat-sangat jarang," kata dia.
Prof Hartono mengatakan demam pascaimunisasi umumnya terjadi dalam 24 jam pertama setelah pemberian vaksin. Menurut dia, gejala demam ini adalah respons normal tubuh terhadap vaksinasi dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan sedang aktif.
Dia mengatakan demam pascaimunisasi adalah hal yang umum terjadi dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran bagi orangtua. Dia menekankan pentingnya memberikan obat penurun demam hanya jika suhu tubuh anak melebihi batas yang ditetapkan.
Baca juga : Ini Daftar Vaksin yang Perlu Diberikan kepada Anak Anda
"Suhu normal itu sampai 37,5 derajat (celsius). Tapi biasanya kita beri obat itu di atas 38 derajat (celsius)," ucap Prof Hartono.
Sebelum memberikan obat, kata dia, sebaiknya perhatikan sejumlah faktor lainnya. Misalnya, suhu yang sedikit di atas 37,5 derajat dapat disebabkan oleh kurangnya minum atau penggunaan penghangat tubuh yang tebal.
Dalam kasus seperti itu, memberikan minuman yang cukup dan melepaskan beberapa lapisan pakaian mungkin sudah cukup untuk menurunkan suhu tubuh.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Mengenai Pentingnya Imuniasi Booster untuk Anak Usia di Atas Satu Tahun
"Jadi, kita jangan cepat-cepat memberi obat penurun demam juga. kadang-kadang 37,7 derajat itu bisa turun lagi," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Berbicara kepada anak-anak tentang penyakit serius, seperti kanker bisa menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Momen lebaran bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga kesempatan bagi anak-anak untuk belajar mengelola uang.
Artis, model, dan pembawa acara Dian Ayu Lestari membagikan tips liburan bersama anak-anak, termasuk memilih tempat yang cocok dan mempersiapkan peralatan penting.
Si kecil cenderung lebih mudah pilek dan batuk di musim hujan. Pengaruh cuaca pada perkembangan kuman menjadi salah satu penyebabnya.
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved