Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tim PKM Untar Bangun Shelter Sehat Untuk Bayi Dan Anak Korban Gempa Cianjur

Widhoroso
23/12/2022 22:49
Tim PKM Untar Bangun Shelter Sehat Untuk Bayi Dan Anak Korban Gempa Cianjur
Ilustrasi(DOK Untar)

UNIVERSITAS Tarumanagara, Jakarta melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang menjadi korban gempa Cianjur, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Kegiatan dilaksakan di Desa Ciherang, Cianjur yang menjadi salah satu wilayah yang terdampak gempa.

Tim pengabdian kepada masyarakat Untar kali ini merupakan kolaborasi dosen-mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil dan Arsitektur yaitu yaitu Dr. Ir Henny Wiyanto, M.T., Nafiah Solikhah, S.T., M.T, Arif Sandjaya  S.T., M.T, Ir Ni Luh Putu Shinta Eka Setyarini, M.T serta lima mahasiswa yaitu Giuseppe Gratiano, Cynthia, Felya Monica, Edward Suhartono, Chraladea Chrisna, dan Richard Widjaya. Dikatakan Henny, Tim PKM Untar bekerja sama dengan mitra yaitu warga Kampung Baros RW 10, Desa Ciherang yang terdampak gempa dengan masalah infrastruktur sehat pascabencana untuk meningkatkan pelayanan dan peningkatan ketentraman masyarakat terutama untuk bayi dan anak.

"Tim Kegiatan Kampung Bangkit (KKB) 1 Universitas Tarumanagara yang merupakan kolaborasi dari dua Program Studi yaitu Teknik Sipil dan Arsitektur yang melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul 'Perancangan dan Pembangunan Shelter Sehat untuk Bayi dan Anak dengan Lokasi kegiatan di Desa Ciherang, Pacet, Cianjur, Jawa Barat," jelas Henny Wiyanto dalam keterangan yang diterima, Jumat (23/12). 

Dijelaskan, topik PKM ini sejalan dengan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan Rencana Induk Penelitian (RIP) Universitas Tarumanagara, terutama tema penelitian dan PKM Unggulan 3 yaitu 'Inovasi Teknologi Konstruksi, Material dan Perencanaan yang Mempertimbangkan Konteks Indonesia' pada kompetensi di bidang teknik sipil dan arsitektur-perencanaan dengan isu strategis kebencanaan terutama gempa.

"Berdasarkan wawancara dengan mitra dan penelusuran data, diketahui bahwa saat ini dengan 300 pengungsi dari kategori anak dan bayi, mitra memiliki dua permasalahan utama. Pertama, kebutuhan fisiologi sebagai tingkatan yang paling dasar dari kebutuhan manusia seperti sandang, pangan dan papan. Kedua, infrastruktur sehat yang terintegrasi dengan air bersih," jelasnya. 

Karena itu, ungkap Henny, kegiatan PKM ini memberikan solusi berupa penyediaan infrastruktur berupa perancangan dan pembangunan shelter sehat untuk bayi dan anak. Pendirian shelter dan MCK telah dilaksanakan pada 14-18 Desember 2022. 

"Konsep penyediaan infrastruktur penampungan darurat di wilayah potensi terdampak gempa terutama pada fase tanggap darurat hendaknya mempertimbangkan beberapa variabel, antara lain fasilitas air bersih, fasilitas jamban, ventilasi, wilayah aman bencana, dekat dengan akses utama. Perlu juga mempertimbangkan adanya fasilitas tambahan sesuai dengan karakteristik sasaran mitra," jelasnya.

Lebih jauh, Henny mengatakan kegiatan PKM memiliki nilai tambah bagi mitra karena wadah yang disediakan bisa mendukung secara fokus pada sasaran yang tepat yaitu bayi dan anak. Hal ini dikarenakan sejauh ini shelter yang telah tersedia merupakan shelter campuran dari semua umur, sehingga sterilisasi area, terutama untuk bayi kurang terjaga. 

"Selain itu, inftrastruktur air bersih dan MCK juga cenderung terletak pada lokasi yang cukup jauh dari shelter. Manfaat dari Penyediaan shelter sehat untuk bayi dan anak mempermudah masyarakat terdampak gempa yang tinggal untuk dapat beraktivitas lebih nyaman," ungkapnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya